BAB 1

18 3 0
                                    

******

Trriiinnngggg....!!!!! dering jam wecker milik Mi ran terdengar nyaring ditelinga, membuat gadis berusia 17 tahun itu setengah terbangun dari tidurnya.

Tangannya merayap mencari sumber suara nyaring tersebut, setelah di dapat segera ia lemparkan jam tersebut sejauh mungkin.

Pyaarrrr...!!!! Suara lemparan Mi ran mengenai gelas yang berada tepat disudut meja kamarnya.

Ada dua meja dikamar Mi ran, satu berada tepat disamping tempat tidurnya dan satu lagi disudut kamarnya, meja yang berada disudut itu sering Mi ran gunakan untuk belajar atau sekedar mendengarkan musik.

" Miiiii...raaannnnn !!!! Suara apa lagi itu, apalagi yang udah kamu pecahin sayang !!! " Pekik Mama Mi ran dari dapur.

Kebiasaan buruk yang satu tahun ini belum bisa hilang dari Mi ran ialah susah bangun pagi dan suka merusak jam wecker maupun apapun yang berada disekitarnya jika benda tersebut mengusik tidurnya.

Namun hal itu tak pernah Mi ran pedulikan, baginya tidur adalah hal paling penting dalam hidupnya.

Selain capek hilang, fikiran fress ketika bangun, juga karena saat tidur Mi ran bisa melupakan hal-hal yang nggak ingin ia ingat.

" Masyaallah Mi ran??? Udah berapa jam wecker yang kamu rusakin dalam setahun ini sayang?? Belum perabotan mama !! Gelas, mangkok, juga piring yang sering terdampar dimeja belajar mu juga ikutan kamu rusakin?? Hei...bangunnnn !!! " Mama mengomel saat mengetahui jam berserta gelas pecah berantakan dilantai kamar Mi ran.

Mama menggoyang-goyangkan tubuh Mi ran agar gadis itu terbangun.

" 5 menit Ma !!! " Ucapnya masih merebut selimut yang hendak Mama ambil.

" Ini udah jam berapa sayang??? Nanti kamu telat !!, Dalam setahun udah berapa kali kamu telat coba!! Mama malu sayang dipanggil ke ruang BP terus gara-gara rekor telat mu itu !! Ayo bangun !! Atau Mama masukin kamu ke pesantren !! " Ancam Mama.

" Iya bangun..iya bangun !! " Ucap Mi ran cepat sebelum membuat darah Mamanya semakin mendidih dan akhirnya mengirimnya ke ponpes seperti abangnya.

Mi ran adalah anak kedua dari seorang pengusaha restoran seafood. Papanya yang memulai bisnis seafood itu semenjak Mi ran masih kecil dan dari bisnis itulah kehidupan Mi ran terbilang ketercukupan.

Apapun di dunia tak ada yang Mi ran takuti kecuali Ponpes, kenapa??

Karena kelakuan kakaknya yang sering ia panggil abang Adam yang susah diatur dan semaunya sendiri mengharuskan abang kesayangannya itu mondok membuat Mi ran ngeri.

Pasalnya setiap ada kesempatan menjenguk abang Adam atau telepon, abangnya itu selalu meronta ingin keluar dari pondok.

Hidup di pondok nggak enak, semua diatur sesuai jadwal, harus ngaji, hafalan, sholat tepat waktu, makan berbagi, tempat tidur berbagi, apa-apa dalam pengawasan.

Dan itu yang membuat Mi ran berfikir panjang jika ingin membuat Mama nya marah dan mengirimnya ke pondok bersama bang Adam.

" Ma Aku berangkat !! " Teriak Mi ran saat menuruni tangga.

" Eh..eh sarapan dulu !! " Ucap Mama.

" Katanya nggak boleh nambahin rekor telat dikelas 2 ini Ma, jadi Aku harus cepet ngejar bus " protes Mi ran.

" Ya udah kalau gitu !! Nih bawa !! Biar kamu nggak kelaperan !! " Ucap Mama sembari memberi sekotak bekal untuk Mi ran.

" Kaya anak Tk aja deh Ma?? Pake dibawain bekal segala?? " Protesnya.

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang