"Barusan aku melihat pak Hendra dan bu Lintang bertengkar di halaman belakang. Bu Lintang bilang dia melihat pak Hendra menukar snack Winsen dengan yang baru." Ujar L.
"Kau tidak salah dengar? Mana mungkin pak Hendra sengaja menukarnya?" Timpal July.
"Kenapa tidak mungkin? Theia hilang setelah bertemu dengan pak Hendra. Kalian benar-benar tidak ada yang mencurigai pak Hendra ya?"
"Aku curiga." Yohan menyahut. "Aku sudah curiga dari lama. Dia tidak pernah terlihat bersama guru-guru yang lain dan selalu menyendiri di ruang multimedia."
"Aku tidak yakin dia ada di ruang multimedia. Kita selalu mendengar suara TV dari dalam, tapi terakhir kali aku dan kak Yohan masuk ke sana, pak Hendra tidak ada." Ujarku. Aku baru menyadari hal ini.
"Maksudmu dia menyalakan TV supaya kita beranggapan dia ada di dalam ruangan?"
Aku mengangguk.
"Kupikir juga begitu." Yohan setuju denganku.
"Kalau dia tidak ada di ruang multimedia lalu dia dimana?" Elsa tampak bingung.
"Arya, kau bilang kau melihat hantu Theia masuk ke lab kimia?" Tanya L.
Aku mengangguk lagi.
"Kurasa kita harus memastikan sendiri apa yang ada di dalam lab kimia."
"Kau sudah gila? Di sana banyak mayat! Lagipula para guru melarang kita ke sana." July tidak setuju.
"Kurasa itu ide bagus." Yohan yang berkata. "Kita pastikan sendiri ada berapa banyak mayat di sana, siapa tahu.. Theia.. ada di sana."
"Aku tidak mau ikut-ikut." July menggeleng.
"Terserah, berikan saja kunci labnya padaku."
July memeriksa kunci yang dipegangnya satu per-satu lalu dia mengerutkan kening. "Aku tidak punya kunci lab kimia."
"Bukankah sudah jelas aneh kenapa mereka hanya tidak memberimu kunci lab kimia?" L berkata dengan nada sarkasme.
"Kunci lab kimia, pasti pak Hendra yang pegang. Dia kan guru kimia."
"Kurasa terpaksa kita harus mencuri." Yohan tampak menimbang-nimbang. "Tapi kita tidak boleh tergesa-gesa. Pertama-tama kita harus menyusup ke ruang multimedia untuk mencari petunjuk. Kalau beruntung, kita bisa menemukan kunci lab kimia yang mungkin ditinggalkan pak Hendra di sana. Kita diskusikan dulu saja dengan Ms. Wahyu, sepertinya dia bisa dipercaya."
Kami setuju. Saat di ruang guru, seperti biasa Ms. Wahyu mendengarkan kami dengan saksama.
"Sebenarnya saya juga mencurigai pak Hendra." Ujarnya. "Begini saja, saya akan pura-pura menyuruh pak Hendra ke ruang guru untuk bicara. Sementara itu, kalian coba masuk ke ruang multimedia. Kalian hanya punya waktu sepuluh menit."
Kurasa sepuluh menit lebih dari cukup. Kami akan melakukannya besok pagi, sekarang sudah terlalu malam.
"Oh ya miss, bu Lintang belum kembali?" L bertanya pada Ms. Wahyu sebelum meninggalkan ruang guru.
"Belum, kenapa?"
"Ah, tidak apa-apa."
+++
Keesokan harinya dari pagi-pagi sekali, kami menyusun rencana. Selagi Ms. Wahyu memancing pak Hendra ke ruang guru, aku, July, dan Yohan akan masuk ke ruang multimedia. L dan Elsa bertugas memberitahu kami jika sudah saatnya kami kabur. Rencana ini sederhana, dan seharusnya bisa kami lakukan dengan sempurna. Sekitar jam sepuluh pagi, Ms. Wahyu memanggil pak Hendra ke ruang guru. Itulah kesempatan kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suspicious Nights
Mystery / ThrillerKejadian menyeramkan kerap kali terjadi di sekolah Arya, dan entah bagaimana Arya terperangkap di dalam sekolah bersama murid-murid lain yang tidak dia kenal. Satu hal yang pasti, Arya tidak boleh percaya pada siapapun. Mereka semua mencurigakan!