Prolog

204 9 0
                                    

"Apa yang kau pegang?"

"..."

"Kau bisu ya? Aku tanya sekali lagi, apa yang ada di tanganmu itu!?"

"Kunci.."

"Jadi kau yang mengunciku di toilet? Seharusnya aku tahu kalau tampang polosmu itu hanya topeng! Sini, ikut aku ke ruang guru!"

"Tunggu! Aku tidak bermaksud menguncimu!"

"Lalu!?"

"Seseorang menyuruhku."

"Siapa? Jangan bohong padaku ya, kau tahu apa yang bisa kulakukan pada ayahmu kalau kau bohong. Aku bisa menyuruh ayahku memecat ayahmu!"

"July.. July yang menyuruhku. Katanya kau sudah terkena virus dan membohongi kami."

"Yang benar saja? Kau tahu sendiri aku belum menunjukkan gejala apa-apa!"

"Jadi, kau juga makan siang di kantin hari itu?"

"..."

Aku tertawa.

"Kau sudah gila ya?"

"Memangnya di antara kita ada yang masih waras?"

"..."

"Kunci ini, jangan lapor ke siapa-siapa. Kalau kau lapor, aku akan bilang ke semuanya kalau kau juga terkena virus."

Dengan itu, lawan bicaraku kesal dan pergi meninggalkanku. Aku hanya mendengus kecil. Hidupku sudah berubah total, sampai dengan dua hari lalu aku tidak mungkin berani menggertak orang seperti itu. Semuanya sudah berubah, dengan cepat. Kuharap apapun yang terjadi dalam hidupku sekarang juga berakhir, dengan cepat.

"Arya,"

Aku kaget dan menoleh ke asal suara. L berdiri di belakangku, entah sejak kapan. Aku jarang bicara padanya, dan mendengarnya memanggil namaku membuatku merinding. "A-apa?" tanyaku. Suaraku terdengar serak.

"Barusan kau bicara pada siapa? Siapa yang terkena virus?"

"..."

+++

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


+++

Suspicious NightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang