Voment🌟💬
.
.
.
Tubuhnya gemetar jantungnya berdegup kencang, pipinya bersemu dengan sebuah senyum ragu terpahat dibibirnya. Memandang langit kamarnya yang berwarna putih bersih, perasaan senang dan tak percaya terus saja menghantuinya.Kenapa jawabannya seakan membuat kami terikat, membuat kami tak bisa saling melukai karena jauh saja itu sudah terasa sakit. Seakan kami harus dekat dan bersama selalu. Batinya meneranwang.
Rea belum bisa memastikan perasaan yang dirasakannya, sama seperti apa yang Azka Rasakan. Keprotektivan sang Ayah ditambah dua kakak kembarnya sekarang, membuat Rea tak mengenal peresaan aneh yang sering dibilang Lisa. Meskipun pernah bersama Arash rasanya beda.
Tapi tak bisa dipungkiri perasaan menyenangkan, namun aneh itu mampu membuat Rea tersenyum tanpa henti.
Kenapa gue bisa bego coba, gue yang tanya gue yang gak ngerti. Pikir Rea geli.
Hehe, berarti jantung gue sehat, gak perlu periksa kedokter.
Polosnya Rea setelah Azka memeluknya tempo hari, dia berpikir untuk memeriksa jantungnya yang terasa tak normal.
Alice yang menjadi tempat curhat Rea, langsung tergelak dengan pemikiran polos Rea.
"Sayang kamu mau novel, nanti Mama beliin ya."
Yang diucapkan Alice menjadi kebingungan tersendiri untuk Rea, Alice menjelaskan dengan sabar sampai semu merah menghiasi pipi anaknya.
Apakah mereka berpacaran?
Jawabannya tidak, Rea terlalu bingung untuk berkata apa. Lagi pula selama ini Azka berkata penyataan, bukan pertanyaan yang khusus untuknya.
***
Rea POV
Sungguh aku bingung harus bersikap seperti apa dihadapan Azka, kenapa pula aku bisa lupa? bahwa jawaban yang terlontar darinya adalah hasil pertanyaanku sendiri.
Apa artinya Aku merasaakan perasaan cinta? Em aku malu mengakui bahwa perasaan ini menyenangkan.
Lagi pula kenapa Azka bersikap seperti itu, membuat pipiku tak hentinya memanas. Wajarkah? Ayah bilang kejujuran adalah jawaban semuanya.
Apa aku harus bilang pada Azka aku menyukainya? Ya tuhan membayangkannya saja membuat aku merinding. Batinku.
"Dek!" Panggil seseorang dibelakangku, sontak aku melihat siapa yang memanggilku.
"Bang An, kenapa?" bingungku melihat wajahnya sedikit gugup.
Dia menggaruk tengkuknya, "Cuma mau tanya,"
Aku menaikan alisku, tumben. Aku memperhatikan penampilannya.
Rapih bener, wah ada apa nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
REKA [TAMAT] Revisi
No Ficción(Romance+Fiction) Sebuah liontin pemberian sang bunda, mampu membuat kehidupan Vinnerea berubah membingungkan. . . Dari kandasnya hubungan dengan kekasih? Sampai teror sebuah pesan rahasia? Menjadikan sebuah pertanyaan tanpa jawaban. Akankah pertany...