🌺KhAlxeira 9🌺

62 28 3
                                    


Selamat membaca🌺

.
.
.

🌻🌻🌻

.
.
.

Di sudut ruangan tergelap, tidak ada sesuatu yang menerangi nya. Rembulan seakan takut untuk memasukan cahaya nya pada sela-sela jendela ruangan tersebut. Lampu? Seperti nya laba-laba sudah menguasai nya.

Ruangan yang hanya ada kegelapan. Tetapi, siapa sangka? Semua orang pasti tak kan menyangka, jika ada orang yang menempati ruangan tersebut!.

Di sudut paling gelap, gadis itu duduk bersimpuh. Menangisi semua kejadian menyakitkan ini. Entah sudah berapa lama dia disini? Apa matahari sudah bergantikan rembulan? Apa rembulan sudah lelah menjaga langit malam? Apa keheningan malam sudah berganti kicauan burung? Dia tak pernah tau, dan tak ingin mencari tau!

Dia masih takut untuk keluar. Dia masih ingat dengan jelas kejadian itu, dimana ketika dia memasuki rumah, bercak darah memenuhi hampir seisi ruang keluarga rumah ini. Ruangan yang menjadi saksi bisu kejadian mengerikan itu.

Sekali, dia si paksa keluar oleh dua anak kembar Alan, Alin untuk menjenguk sang bunda dan sang nenek di rumah sakit, dan hasil nya? Ia berakhir dengan merenungi semua perbuatan nya di dalam ruangan ini. Dia merasa bersalah ketika melihat tubuh lemah, tak berdaya milik dua orang itu.

Semua orang tak ada yang tau siapa dalang di balik semua ini, kecuali dia, b.laras, dan anak dari b.laras sendiri.

Sungguh!! Dia tak pernah menyangka, kejadian seperti ini bisa terjadi pada mereka berdua? Mereka berdua terlalu baik, untuk mendapat luka ini. Bahkan dengan kemurahan hati nya, mereka semua masih mau menerima nya disini.

Dia juga masih ingat, beberapa jam? Hari? Minggu? Bulan? Atau bahkan mungkin ini sudah satu tahun? Dia tak tau! Yang dia ingat, tepat saat itu kenop pintu yang sudah di penuhi jaring laba-laba itu mulai di gerak kan, seseorang mencoba membuka nya dari luar. Takut? Tentu saja tidak! Rasa itu sudah hilang, ketika dia melihat darah, orang yang telah berbaik hati menyayangi nya selama ini.

--

Cklek...
Terbuka nya pintu itu, membuat seseorang di dalam nya merasa terganggu akibat cahaya lampu yang memasuki ruangan gelap milik nya ini.

"Khanza!"

???
Tak ada jawaban! Yah, gadis di dalam ruangan itu adalah Khanza! Dan dia masih terlalu malas untuk menjawab nya, meski ia tau siapa pemilik suara itu.

"Khanza" panggil Dika lagi.
Dia mencoba masuk lebih dalam lagi, mencoba mencari sakelar lampu dan betapa terkejut nya dia ketika melihat orang yang di cari nya sedang duduk bersimpuh, menangis di sudut ruangan ini.

"Khanza!! Astaga! Apa yang kamu lakukan disini?"khawatir Dika ketika melihat kondisi Khanza yang cukup menghawatirkan. Karna tak ada pergerakan sama sekali ia memutuskan untuk mengangkat Khanza menuju tempat tidur.

'Ibu pasti akan sangat khawatir jika ia melihat mu seperti ini'

"Apa yang kamu lakukan disana Za? Jangan membuat dirimu terluka lagi! Ibu pasti sangat sedih jika tau kondisi mu saat ini! Apa kamu juga tidak kasihan melihat bang Dika seperti ini? Bang Dika sayang sama kamu. Kalian semua udah bang Dika anggep adik abang sendiri, jadi jangan pernah buat abang mu ini khawatir lagi!"sedih Dika, melihat orang yang di ajak nya bicara hanya menatap kosong ke depan. Mata nya menyiratkan kesedihan yang mendalam, dengan air mata yang terus membasahi pipi nya.

KhAlxeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang