🌺KhAlxeira 13🌺

43 20 2
                                    


Selamat membaca🌺

.
.
.

🌻🌻🌻

.
.


Begitulah penghuni blokA perumahan Anggrek ini. Dihuni dengan banyaknya keturunan sultan, tidak membuat mereka lupa akan penting nya, rasa kekeluargaan. Menjadikan mereka saling menghormati satu sama lain. Walau diluaran sana, banyak yang bilang, mereka sombong, cuek, dll. Tetapi, tak pernah ada satupun dari mereka yang menanggapi itu. Karna bagi mereka, setiap orang memiliki pendapat nya masing-masing untuk setiap orang yang mereka lihat! Dan jika pendapat mereka seperti itu? Terserah mereka!!

Jika semua penghuni blokA ini sudah berkumpul seperti barusan? Dapat dipastikan kejahilan mereka meningkat berkali-kali lipat! Dan sialnya, Axel yang menjadi salah satu korban keusilan mereka hari ini.

Dan sekarang? Ia tidak yakin, keenam muridnya itu akan selamat dari keusilan chelsea, dan yang lain nya!.

Ck, entah apa yang akan dilakukan mereka berempat? Semoga keusilan mereka, tidak sampai membuat keenam anak itu marah?!! Jika iya? Bisa dipastikan reputasi dingin, cuek, dan judesnya mereka berempat, akan semakin menyebar. Jika keenam anak itu menyebarkannya?!.

Melangkahkan kaki menuju kedalam rumah, membuka pintu, dan mendapati sang kakak yang tengah beristirahat di ruang keluarga.

Berjalan mendekat, dan duduk di kursi yang tak jauh dari sang kakak.

"Loh? Kok kamu sendirian sih Xel? Mana temen-temen nya Khanza?"tanya Ana mencari keberadaan teman-teman Khanza yang katanya akan kemari hari ini.

"Mereka masih di depan. Tante sarah, dan yang lain masih mau ngeintrogasi mereka katanya!." Jelas Axel, tak mengalihkan pandangan matanya dari layar handphonenya.

"Tante sarah doang kan? Gimana sama Chelsea, Luci, dan yang lain? Apa mereka berempat juga ada disana?"tanya Ana panjang lebar, "jangan bilang iya!!" tambah Ana ketika Axel hendak membuka suara.

"Ck, ada mereka juga disana!"terang Axel sedikit sebal.

"Loh? Kok kamu biarin seh Xel? Haduh!! Mereka kan belum kebiasa sama lingkup blok sini. Nanti kalok candaan chelsea sama yang lain dianggap serius gimana? Kamu ini gimana sih?!!!"omel Ana, bangkit dari duduknya.

"Ya kalok gak kuat mereka pasti pulang lah kak!!"sahutnya malas.

"Udahlah. Mending kakak nyamperin temanya Khanza dulu. Takut keterusan si Chelsea sama yang lain."ucap Ana sedikit Khawatir.

Bukan apa, Ana mengkhawatirkan teman Khanza ini. Pasalnya keempat anak muda yang sudah ia anggap adik itu, tak dapat dijabarkan lagi bagaimana usilnya. Apalagi terhadap orang baru?.

Ketika Ana hendak melewati tangga, suara isak tangis mulai terdengar memenuhi indra pendengaran nya.

Menghentikan langkah, menengadah keatas untuk memastikan bahwa yang ia dengar memang suara tangis sang anak. Dan walla!! Benar saja, Ana mendapati kedua anaknya sedang menangis dengan kencang. Bahkan kedua anak kembar itu seperti sedang mengikuti lomba menangis. Karna, semakin mereka melangkah menuruni tangga, semakin keras pula suara tangis yang mereka keluarkan. Seperti saling menantang satu sama lain, siapa yang menangis paling keras, dialah pemenangnya.

Hingga tiba ditangga terakhir, dengan kompaknya mereka menangis layaknya orang sedang berteriak? Ana, bunda dari mereka berduapun dibuat cengo dengan kelakuan mereka? Ana jadi ragu jika kedua anaknya ini benar-benar menangis?

KhAlxeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang