Jena

67 23 25
                                    

📍Pub malam

10.12 PM

Seperti anak muda pada umumnya, Bamz, Jayler, dan Cigo berkumpul di pub malam untuk menikmati malam dengan minuman beralkohol dan membahas suatu masalah. Namun kali ini mereka membahas masalah yang sangat sensitif.

"Aku pikir Jayler adalah siluman. Karena sudut matanya yang sangat runcing. Dia juga selalu ada disaat Jena mengalami masalah atau hal lainnya." Ucap Cigo

"Jika aku memang siluman, apa yang akan kau lakukan padaku?" Tanya Jayler pada Cigo

"Gak ada." Jawab Cigo

Bamz menuangkan wine kegelas Jayler dan Cigo, "Aku dengar Jena membuat masalah lagi ya Cigo?"

"Seperti yang kau tau. Jena adalah pembuat onar. Pasti ada yang kurang jika dia gak membuat masalah." Jawab Cigo

Cigo menatap wajah Jayler setelah ia meminum setengah gelas wine, "Jayler aku ingin bertanya padamu."

"Silahkan."

"Apakah Avril kenal padamu dan sering menelponmu ditengah malam? Apakah Saffa pernah menggodamu di pub malam?"

Bamz tertawa mendengar pertanyaan Cigo, Jayler mengangguk, "Ya. Maka dari itu aku mengganti nomor teleponku dan sialnya kau memberi kartu namaku lagi dan berbohong padanya bahwa itu nomor teleponmu. Avril sering menelponku sejak mereka duduk dikelas 2. Aku gak menghiraukan Avril begitu juga dengan Saffa. Avril dan Saffa baru saja berteman dulu mereka gak sedekat sekarang."

"Aaahhh sial!" Cigo menepuk-nepuk kepalanya, ia merasa kesal karena tidak mendapatkan jawaban hanya petunjuk yang membuatnya semakin pusing.

"Pasti Jena berkata bahwa Nessa menguntitku kan? Akhirnya anaknya itu meledak juga. Psikopat tetaplah psikopat. Gak ada yang bisa merubahnya kecuali ada orang yang bersedia membantunya untuk kembali seperti dulu." Tebak Bamz

"Ya." Jawab Cigo

"Nessa itu suka sama aku. Aku adalah cowo yang mapan bukan? Aku masih muda, aku memiliki dua profesi karena permintaan pimpinan Han, aku kaya raya. Aku bisa aja menjadikannya tuan putri dalam hitungan detik, namun sayang dia bukan tipeku dan gak sekelas dengan Jena." Jelas Bamz pada Cigo

"Bagaimana rasanya menjadi siswa lagi Cigo dengan rambut birumu itu? Apakah menyenangkan?" Tanya Jayler

"Bohong jika aku berucap gak menyenangkan. Tapi aku seperti anak hilang. Gak tau arah." Keluh Cigo dan ia mulai meneguk wine yang sudah dituangkan oleh Jayler sebelumnya

Jayler dan Bamz bersulang, Cigo hanya menunduk karena dirinya mulai mabuk dan pipinya mulai memerah seperti memakai blush on.

Bamz memulai percakapan lagi, "Mereka menguntitku karena Jena."

Cigo menoleh kearah Bamz, "Apa maksudmu?"

"Kau sungguh ingin tau Aleksey Arshavin?" Sahut Jayler

Cigo mengangguk, Bamz menepuk bahu Cigo pelan, "Karena aku memiliki sebuah hubungan dengan Jena."

"Kau sudah pernah tidur dengannya?" Tanya Cigo

"Sudah. Beberapa kali." Jawab Bamz

"Bagaimana denganmu Jayler?" Tanya Cigo karena dia sangat penasaran

"Jena lebih sering menghabiskan waktu dengan diriku ketimbang dengan Bamz. Segala sesuatunya aku yang mengurus. Aku juga tidur dengannya." Jawab Jayler

"Jika kalian tidur bersamanya. Aku mencium bibir manisnya." Ucap Cigo sembari memegang bibirnya

Bamz menunjuk wajah Cigo, "Berarti kau beruntung Cigo."

Cigo mulai teler, ia merebahkan kepalanya di meja dengan lengan sebagai bantal, "Aku menyesal ikut keluargaku. Hidup di Rusia memang menyenangkan bisa mengenal cewe Rusia yang sangat rupawan hingga bergelimpang harta. Namun kau tau, jiwa ku tertinggal di Seoul."

Jayler mengejek Cigo dan Bamz hanya diam, "Seharusnya kau melupakannya Cigo dan gak pernah kembali lagi seperti ini."

Cigo bangkit dan ia menunjuk Jayler dengan tubuh sempoyongan, "Hei Jayler Shim! Kau bekerja untuk siapa hah?! Untukku atau untuk cowo tua ini?"

"Aku tua? Kita hanya beda beberapa tahun saja bung!" Respon Bamz

"Duduk dulu Cigo." Pinta Jayler

"Aku kembali untuk menyambut senyuman cerianya. Namun kini ia telah berubah 180 derajat bahkan dia sama sekali gak mengenalku." Keluh Cigo dan ia meneguk wine nya lagi

"Jika memang dia untukmu, dia pasti kembali dan kau bisa merubahnya. Jika gak bisa, ikhlaskan saja dia untuk orang lain." Ucap Jayler

Bamz menatap Cigo yang teler karena alkohol, "Aku dan Jayler mengetahui segalanya dan kami sangat terpukul. Namun aku ingin kau menebak sendiri dan merasakan bagaimana terpukulnya kami."

"Bagaimana dengan pimpinan?" Tanya Cigo

"Dia tau." Jawab Jayler

Bamz memegang erat pundak Cigo, "Kau percaya dengan kebetulan? Menurutku ini bukan kebetulan namun ini adalah takdir kalian. Dan kejadian ini baru saja terjadi mungkin 2 bulan yang lalu setelah kenaikan kelas 3."

"Apa yang akan pimpinan lakukan?"

"Gak ada yang tau Cigo apa yang rencana pimpinan." Jawab Bamz

I see, I feel u ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang