Human

73 28 31
                                    

📍 High School Seoul Sky Elite
📍 Kelas 3-1

7.30 AM

Seperti ajang runaway model, pentolan kelas 3-1 memasuki kelas dengan kesan fashion yang berbeda walaupun hanya memakai seragam sekolah.

Dia adalah Jena Lee. Ia selalu memakai barang-barang branded dari ujung rambut sampai ujung kaki entah itu Dior, Gucci, Guess dan lainnya. Dengan tinggi 168cm, memiliki kaki jenjang nan mulus dan tubuh yang raping membuat ia mudah dikenali oleh seluruh siswa-siswi bahkan guru.

Ia memasuki kelas dengan style kemeja putih lengan panjang yang ia gulung hingga siku, 2 kancing kemeja dari atas yang tak ia pasang hingga rok yang sangat mini yang ia gunakan. Rambut hitamnya ia tata dengan model ikat satu dengan anak rambut yang sedikit berantakan. Tidak ada yang berani merisak dia karena ia terlalu sempurna untuk dicela. Terlebih dia psikopat.

Bahkan untuk menguap saja ia terlalu bersinar.

Kali ini kelas berjalan dengan tenang. Jena tidak membuat onar. Mungkin karena jiwanya telah di kendalikan oleh Mr. Jeon atau Jayler. Jena sangat rajin menulis dibuku yang bersampul monster. Dia sangat asik menulis hingga lupa waktu.

"Makan Jen. Sudah waktunya istirahat. Nanti kau sakit." Ucap Avril

"Singkirkan tangan kotormu dari mejaku."

Setelah Avril menyingkirkan tangannya, Jena mengelap bekas tangan Avril dimejanya dan ia mengeluarkan bekal yang disiapkan oleh Jayler.

Setelah Avril menyingkirkan tangannya, Jena mengelap bekas tangan Avril dimejanya dan ia mengeluarkan bekal yang disiapkan oleh Jayler

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cigo mendekati Jena hanya untuk meminta makanannya, "Bagi dong Jen. Pengen rasa burger dari Gucci."

"Aku tau niat busukmu. Pergi dan matilah." Usir Jena

"Yasudah kalo gitu. Avril ayo kekantin. Nessa sama Saffa udah duluan."

"Yaudah ayo."

Jena makan sangat rapi. Tidak ada yang berhamburan. Bahkan ia sangat menghargai serpihan roti yang jatuh kemejanya dan ia memungutnya untuk memakannya kembali. Karena ia mengingat ucapan pimpinan, "Jika tidak bisa menghargai orang lain, setidaknya hargai makananmu."

Jena hendak berdiri namun sial menimpa dirinya. Avril tersandung karena Saffa tidak sengaja menginjak tali sepatu dan minuman sodanya terjun bebas menodai kemeja putih milik Jena.

Avril sangat ketakutan.

Ia gugup.

Tidak ada tempat untuk bersembunyi. Karena Cigo masih dikantin.

Tanpa banyak bicara, Jena merampas minuman Saffa dan menyiramkan minuman tersebut kepakaian Avril. Sama seperti yang Avril lalukan walaupun ia tersandung.

"Jena kau keterlaluan!" Bentak Saffa

Seperti biasa Jena tidak menghiraukan setiap perkataan Saffa. Ia membuang sampah makanannya dan menuju toilet untuk membersihkan noda yang melengket dikemeja putihnya.

Jena membersihkan noda tersebut melalui air mengalir diwastafel, "Aargghhh!! Sial! Avril bedebah! Dan sialnya aku lupa bawa baju ganti."

Karena kurang bersih, Jena masuk ke salah satu pintu toilet. Ia melepaskan kemejanya untuk membersihkan noda tersebut. Namun kesialan datang lagi. Jena yang sibuk mengucek kemejanya tiba-tiba ia kebasahan. Basah kuyup. Seseorang sengaja melakukan itu padanya. Jena murka dan ia akan membunuh orang itu jika ia bertemu dengannya.

Namun, siapa yang berani melakukan hal itu kenapa dewi psikopat, Jena Lee?

Saat tiba dikelas, guru sedang mengajar terhenti melihat Jena basah kuyup. Ia berdiri disamping mimbar guru.

"Nn. Lee kamu kenapa?" Tanya Mrs. Saga

Jena diam. Matanya membara dan memburu setiap gerakan Avril.

"Nn. Lee jawab saya." Ucap Mrs. Saga

Jena menunjuk noda soda yang masih melekat dikemejanya, "Avril melakukan ini kepadaku."

"Saya tidak sengaja Mrs. Saga." Ucap Avril ketakutan

"Jena mengapa kamu melakukan itu? Menyiram Avril menggunakan minuman."

"Karena dia sengaja Mrs. Saga."

Avril berdiri dan memukul meja dengan kedua telapak tangannya. Menunduk ragu, namun ia memberanikan diri untuk mengangkat dagunya.

"Aku bisa menahan napasku! Aku bisa tahan semua perlakukan burukmu padaku! Aku bisa memalsukan senyumanku! Jika itu yang kau mau akan ku lakukan Jena! Tapi aku manusia biasa! Aku juga bisa berdarah, remuk, dan hancur! Kata-kata dan perlakuanmu terngiang-ngiang dikepalaku!"

Semua terdiam mendengar ucapan Avril. Termasuk Jena. Ia tidak bisa berkutik saat Avril mengeluarkan isi hatinya. Namun bukan Jena jika ia tidak melakukan sesuatu, "Aku juga manusia biasa Nn. Jung. Aku bukan monster!"

"Apa maksudmu?!"

"Aku juga manusia biasa sepertimu. Aku bukan monster!"

"Jangan samakan dirimu dengan Avril, Jena! Jelas kalian berbeda!" Ucap Nessa

Saffa dan Cigo terdiam.

Nessa berjalan menuju meja Jena dan mengambil buku tulisnya. "Perhatikan ini! Akan ku bacakan semua tulisan anehmu Jena!"

Bagaimana cara bersedih?

Bagaimana cara menangis atau mengeluarkan air mata seperti dulu?

Bagaimana cara untuk bahagia?

Yang ku tau hanya cara menyakiti orang.

Alien, monster. Monster alien.

"Kalian dengarkan bahwa dia sangat berbeda dengan Avril yang sopan dan tau tata krama serta pintar?" Tanya Nessa

Jena semakin terpojok. Ia ingin menangis namun tidak tau caranya. Yang ia rasakan hanya hampa dan kepalanya sangat pening.

"Jena Lee!"

"Ibu." Ucap Jena lirih

"Jena kau kenapa seperti ini?"

"Aku disiram Ibu Jayler."

"Iya ibu disini. Jena gak salah kok. Jena hanya membela diri. Gak ada yang salah." Peluk Jayler pada Jena yang kedinginan

Jayler melepaskan jas hitamnya dan memasangnya pada pundak Jena, "Aku tau Jena sering melakukan kesalahan dan kenakalan. Namun aku minta untuk jangan melakukan ini! Jangan menyiramnya! Jika kesal padanya ucapkan! Jangan bertindak seperti ini!"

"Siapapun yang melakukan ini, akan ku tuntut sampai pengadilan." Sambung Jayler

"Mr. Shim, kau butuh pengacara?" Tanya Mr. Jeon yang entah darimana muncul

"Periksa sekolah mu Bamz. Ada ular disini." Ucap Jayler

Jayler merangkul tubuh Jena yang menggigil kedinginan dan membawanya keluar dari kelas, "Gakpapa Jena. Besok pimpinan akan menemuimu dan ceritakan semuanya pada pimpinan."

I see, I feel u ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang