Sorry

153 7 56
                                    

📍Rumah Sakit
📍VIP

"Jena ayo bangun jangan tidur terus. Aku sudah buatin kopi. Lekas diminum jangan sampai dingin ya Jen." Cigo meletakan cup kopi hangat di atas nakas disudut ruangan tersebut. Ia tidak sabar melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Jena telah sadar dari tidur panjangnya selama tiga tahun karena insiden kecelakan yang membuat dirinya harus koma dan mengalami gangguan mental

Membuka kedua kelopak mata secara perlahan, Jena dapati wajah tampan yang selama ini ia tunggu. Cigo On yang telah menghilang dan kini kembali lagi disaat Jena terbaring lemah dirumah sakit. Jena sangat senang mengetahui bahwa Cigo ada disisinya.

"Kapan kau tiba disini Cigo? Aku merindukanmu dialam bawah sadar dan dialam nyata." Jena mengucapkan semua perkataannya tanpa intonasi yang tepat. Cigo bisa merasakan efek dari pukul keras yang mengenai otak Jena

"1 tahun yang lalu. Jangan tidur lagi! Aku membawakanmu cup kopi agar kepalamu tidak pusing." Cigo duduk dipinggir ranjang dan membuat Jena berusaha mengingat dan itu adalah sebuah deja vu. Cigo pernah mengatakan itu dalam mimpi panjangnya.

"Aku bukan psikopat dan aku gak depresi. Aku baik-baik saja."

"Maksudmu?" Tanya Cigo sembari meraih tangan Jena untuk ia genggam erat hari ini. Jena mencerikan seluruh mimpi panjangnya yang begitu menyakitkan. Tentang bagaimana Mr. Bamz dan Jayler yang selalu melindunginya dari Avril dan tentang bagaimana pimpinan Han membalas mereka. Tidak ada yang tertinggal sedikitpun. Jena menceritakan semuanya dan Cigo adalah pendengar yang baik

"Yang terjadi sebenarnya Avril pindah sekolah setelah kejahatannya diketahui oleh pimpinan Han. Mr. Bamz masih nenjabat sebagai kepala sekolah karena dia telah nyaman dengan profesinya tersebut. Jayler masih bekerja denganku. Karena kau tertidur selama tiga tahun, kini Avril telah kuliah dan hidup dinegeri paman Sam." Cigo menjelaskan semua yang nyata pada Jena

"Aku pacarmu bukan?" Tanya Jena dengan polos dan membuat Cigo gemas sehingga ia mengacak pelan puncak kepala Jena

Jena memeluk dan ia bersandar didada bidang Cigo, "Aku lelah hari ini. Ucapan yang tidak bisa dilupakan. Maafkan aku tidak bisa kembali maafkan aku yang egois Cigo. Maafkan aku walau ini sudah terlambat. Aku yang masih terkurung oleh ingatan yang buram. Kenapa semuanya menjadi sulit? Aku kesepian dan hari-hari yang telah meninggalkanku sendiri mungkin sedang menunggu. Maafkan aku, jangan pergi, dan jangan melupakanku."

Cigo mempererat pelukannya dan mengelus punggung Jena agar ia bisa tenang dan sedikit merasa nyaman, "Aku selalu mengingat wajahmu setiap saat Jena Lee. Bahkan disaat kau tertidur aku masih menatap wajahmu berharap kita bisa kembali seperti dulu. Jangan meminta maaf lagi. Ini bukan salahmu dan kau hanya menerima takdirmu dengan ikhlas."

"Aku akan melihatmu saja malam ini. Maukah kau kembali padaku? Karena tanpamu aku tidak ada." Tanya Jena

"Tentu. Aku akan kembali padamu. Apakah aku pernah berbohong padamu? Bahkan disaat kau memintaku untuk menemanimu ke toilet karena takut aku setia menunggu dan menjagamu agar hantu tidak mengganggumu." Jawab Cigo

"Aku memikirkanmu semalaman. Diingatan dimana aku tidak ada. Aku jatuh pada pikiranku sendiri. Sayang, aku tidak akan membiarkanmu pergi. Mohon kembali padaku."

"Cigo aku sangat senang sekarang karena telah mendengar ucapan manismu pagi ini. Terimakasih." Jena pergi disaat ia dalam dekapan erat dari orang yang selama ini dia tunggu. Dapat ia rasakan hembusan napas terakhir Jena. Cigo menangis dan berteriak terus memanggil nama Jena. Berharap gadis dingin ini hidup kembali. Cigo memandangi wajah pucat Jena, ia bisa melihat bahwa air mata terakhir Jena baru saja menetes.

Mr. Bamz, Jayler, pimpinan Han dan seluruh dokter memberikan penghormatan terakhir pada Jena si pasien yang koma namun otaknya tetap bekerja. Cigo tidak sanggup bahkan dirinya terus memeluk tubuh Jena yang tidak berdaya itu. Mr. Bamz dan Jayler berusaha menyakinkan Cigo untuk kuat menghadapi apa yang terjadi.

Semua meninggalkan ruang rawat Jena namun itu tidak berlaku untuk Cigo. Ia berdiri menatap tubuh Jena yang terbaring lemah tanpa hembusan napas dan memegang cup kopi ditangan kirinya, "Jangan tidur terlalu lama Jen. Sudah kubuatkan kopi untukmu dan itu akan membuatmu terjaga dan pergi dari tempat tidur itu. Aku selalu menunggumu."

Waktu terus berjalan tanpa peduli dengan keadaan yang dialami orang lain dan kini tepat 1 bulan setelah Jena pergi meninggalkan Cigo. Menaruh buket bunga mawar merah seperti dimimpi Jena diatas makam tersebut. Cigo jongkok dan ia tersenyum, "Aku berharap aku pergi ke surga sehingga aku bisa melihatmu sekali lagi."

.
.
.

Maaf ya ending nyaa begini 😌
Jadi selama ini yang kalian baca hanyalah mimpi panjang Jena selama dia mengalami koma. Aku juga sudah memberikan petunjuk di beberapa chapternya tapi gak ada yang ngeh :(

This story is inspired by songs :
Love Again. Ost My Holo Love
You Are The Only One. Ost My Holo Love
Bad Liar - Imagine Dragons
Human - Christina Perri
Ocean Eyes - Billie Eilish
Lovely - Billie Eilish ft. Khalid
Boyfriend - Justin Bieber
Sorry - The Rose
Death Bed - Powfu ft. Beabadoobee

See u di cerita selanjutnya! 🥰🌻

I see, I feel u ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang