Speechless

41 11 40
                                    

📍High School Seoul Sky Elite
📍Aula

Hari ini seluruh siswa-siswi membawa orang tuanya untuk menghadiri rapat yang telah Mr. Jeon adakan. Tamu utamanya adalah pimpinan Han, selaku pemilik sekolah yang ingin menyampaikan sesuatu kepada orangtua siswa untuk kepentingan kedepannya.

"Terimakasih telah datang pada acara rapat hari ini." Ucap pimpinan Han sebagai pembuka acara rapat

"Rapat ini saya adakan untuk meluruskan kekacauan yang terjadi pada sekolah kita. Tanpa basa-basi saya ingin membahas intinya saja. Saya selaku ibu tunggal dari Jena Lee dan Bamz Jeon memohon maaf atas kekacauan dan rumor yang telah terjadi dilingkungan sekolah kita."

Aula yang tadinya sunyi sekarang menimbulkan bunyi gemuruh. Seluruh hadirin sangat terkejut bahwa Jena dan Mr. Jeon adalah saudara dan mereka adalah anak dari pimpinan Han, orang yang sangat berpengaruh.

"Mereka satu ibu namun beda ayah. Saya harap orang tua siswa-siswi mengerti keadaan ini. Anak saya Jena Lee menjadi seperti ini karena perbuatan dari anak Tn. Gary Jung." Pimpinan Han menunjuk Gary Jung dan Avril. Mereka dihujani tatapan mematikan seperti yang Jena dan Mr. Jeon alami karenanya

"Tn. Shim yang terhormat, tolong putarkan semua bukti yang kita punya. Termasuk bukti terbaru saat Avril memukul Jena ditempat gelap." Pinta pimpinan Han pada Jayler

Jayler memutarkan semua bukti bersalah Avril tanpa tertinggal satupun. Gary Jung sangat kecewa pada anaknya. Gary merasa sangat malu bahkan untuk mengangkat dagunya saja ia tidak sanggup karena perbuatan anaknya.

Avril terdiam. Dan ia tidak tau harus berbuat apa. Karena kejahatannya selama ini yang dia tutupi dengan rapat akhirnya terbongkar juga. Begitupun dengan Saffa dan Nessa. Mereka merupakan kaki tangan dari Avril tanpa mereka ketahui.

"Setiap mendengar laporan bahwa anak saya Jena, selalu melakukan masalah saya pikir dia memang nakal dan harus dihukum. Namun saya berpikir lagi bahwa lebih baik Bamz menjadi kepala sekolah alih-alih menjadi pengacara saat Jena membutuhkannya. Bamz sebenarnya pengacara namun saya meminta agar dia menjaga adiknya dan inilah yang terjadi."

"Siswa-siswi pasti menganggap anak saya gay. Itu salah besar. Jena menganggap Bamz seperti ayah dan Jayler seperti ibu. Kenapa? Karena mereka berdualah yang menjaga Jena dari kecil disaat saya bekerja keras untuk kehidupan anak-anak saya. Hanya itu saja yang ingin saya sampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan yang bersangkutan mohon untuk menetap disini." Pinta pimpinan Han

Gary Jung selaku ayah Avril terus berlutut kepada pimpinan Han memohon ampun kepadanya atas perbuatan keji anaknya, "Maaf anak saya pimpinan Han. Maafkan saya. Budi pimpinan Han sangat banyak pada saya namun anak saya membalasnya dengan cara keji."

"Jangan seperti itu Tn. Jung. Saya sudah memaafkannya walaupun berat. Bagaimana perasaan ibu mengetahui anaknya mengidap gangguan jiwa secara tiba-tiba dan berubah menjadi monster dengan julukan psikopat? Avril Jung, jika bukan karena jasa ayahmu, Bamz akan menuntutmu sampai pengadilan."

"Pimpinan Han, Nessa dan Saffa selalu merisakku. Dan aku akan menunjukkan apa arti koneksi sesungguhnya pada mereka." Jena mengadu pada ibunya, pimpinan Han

Pimpinan memeluk Jena dan tertawa, "Ibu bisa saja memberhentikan ibu Nessa dan Saffa. Namun jika ibu berhentikan mereka, anak-anaknya makan apa?"

"Maafkan anak saya pimpinan Han." Ucap ibu Nessa begitu juga dengan ibu Saffa

"Ibu anak mereka sanget keji. Aku akan menuntutnya! Aku punya bukti dan saksi akurat!" Tuntut Mr. Jeon dan menunjuk Jayler sebagai saksi

Pimpinan Han menggeleng, "Kasihani mereka nak."

"Hallo pimpinan Han. Ingat denganku?" Sapa Cigo

"Kim Taehyung? Apakah itu kau?" Tanya pimpinan Han

Cigo menunjuk Avril dan teman-temannya, "Penipu harus dibalas dengan cara ditipu. Benar pimpinan Han?"

"Benar sayang. Terima kasih telah menjaga anakku dan untuk kamu Jayler terimakasih juga sudah menjadi pengawal Jena disaat Taehyung tidak ada disisi Jena."

"Pimpinan Han membuatku tersipu malu!" Ucap Jayler dengan pipi memerah saat dipuji oleh pimpinan Han

"Jena kau mau seperti apa?" Tanya pimpinan Han

"Aku gak mau melihat mereka lagi. Aku mau membunuhnya sebagaimana mereka membunuh jiwaku." Ucap Jena

Mereka yang bersangkutan berlutut didepan Jena. Namun Jena tidak sudi untuk melihat mereka yang mengemis pengampunan. Jika bisa, Jena ingin menendang mereka semua termasuk orang tua mereka.

"Saya izinkan mereka menyelesaikan sekolah mereka hingga lulus. Dan ini tiket, pergilah dari Seoul setelah lulus. Saya juga tidak ingin melihat kalian. Untuk asuransi yang saya janjikan pada anak-anak kalian, saya cabut. Dan saya permisi. Bamz, Jayler urus sisanya. Ibu ada urusan."

"Mau bolos hari ini?" Ajak Cigo pada Jena

"Apakah kau bisa panjat pagar?" Jena meremehkan Cigo

"Bisa ayo! Kita bolos ke Chicago mau gak?"

"Ayo!"

I see, I feel u ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang