Dirimu yang selalu menarik
atau hatiku yang selalu tertarik.......
Tampak kini anak anak tengah mendirikan tenda, kecuali Cynthya dan cewe cewe lainnya yang tengah mengumpulkan ranting kayu untuk membuat api unggun. Mereka saling membantu satu sama lain."Ted, gimana ceritanya lu ajakin Cynthya ikutan touring sama lu?" Dika yang sedikit penasaran.
"Gua kemaren emang udah niatan mau ngajakin dia touring. Yaudahh gua samperin dia kerumah, disitu gua terus terang soal niatan gua. Akhirnya dia mau." jelas Teddy.
"Hebat lu Ted, bisa bawak dia touring sama kita. Gua tadi kaget, tiba tiba lu datang sama Cynthya." timpal Adi.
~~~~~~
Cynthya masih mengumpulkan ranting kayu dengan yang lain. Disela sela bekerja, mereka asik berbincang bincang. Mereka saling membaurkan diri. Cynthya termasuk cewe yang mudah bergaul. Ia bukan tipekal cewe yang kuper. Ia mudah bersosialisasi di lingkungan baru.
"Cyn, lu satu fakultas sama Teddy?" tanya Ririn penasaran.
"Engga, Gua fakultas Pendidikan Rin."
"Cyn, lu beruntung bisa dapetin cowo yang seganteng dan setajir Teddy. Jujur ajaa, gua iri sama lu yang bisa dekat dengan Teddy." ucap Intan.
"Percuma ganteng dan tajir, kalo kerjaannya cuma mainin cewe." saut Ririn yang tak sadar akan perkataannya itu.
Intan yang mendengar ucapan Ririn mengenai Teddy, menyenggol lengan Ririn. Cynthya yang melihat itu pun hanya tersenyum.
"Maaf Cyn, temen gua kalo ngomong sukak gini. Jangan lu masukin hati." ucap Intan yang sedikit merasa bersalah atas ucapan temannya itu.
"Biasa ajaa guys. Lagian gua sama Teddy gak sedekat yang kalian pikir. Gua sama dia emang terlihat begitu dekat dimata orang. Yaa mungkin karna gua jugak udah kenal dia lamaa." jelas Cynthya.
"Kalian ngomongin gua yaa." Teddy yang menghampiri mereka, sontak membuat mereka kaget.
"Lu Ted" Ririn yang melihat Teddy bangun dari jongkoknya merentangkan tangan dan manarik pinggangnya yang sedikit kaku karna kelamaan berjongkok.
"Udah dulu dehh, itu udah lumayan cukup" ucap Teddy melihat rambut depan Cynthya yang kini mulai basah karena keringat.
"Lu angkat deh itu, gua mo cuci tangan dulu" Intan yang menunjuk ke arah tumpukan ranting yang sudah dikumpulkan dari tadi, dan pergi dengan Ririn meninggalkan mereka.
Cynthya yang mulai merasa gerah, mengambil ikat rambut yang ia gelangkan dari tadi di tangannya untuk mengikat rambutnya.
Teddy yang melihat itu mengambil ikat rambut yang dipegang Cynthya.
"biar gua bantu." melihat tindakan ia saat ini, Cynthya hanya terdiam. Kali ini ia nurut pada cowo itu."lu cantik Cyn, kalo ni rambut di gerai." ucapnya menggenggam rambut Cynthya dan mengikatnya. Cynthya hanya menunduk terdiam mendengar ucapan Teddy padanya.
Ntah itu pujian atau rayuan yang dilontarkan oleh Teddy, membuat Cynthya hanya diam. Ia tak berharap jika itu pujian yang diberikan padanya. Ia hanya tak ingin berlarut larut atas perlakuan hangat Teddy padanya. Seketika, ia luluh setiap diperlakukan hangat oleh Teddy. Namun, ia tetap harus sadar bisa saja perlakuan hangat itu hanya jebakan untuknya agar perasaannya tetap berpihak untuk Teddy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virginity
Romance🔞+⚠⚠⚠ Di ruangan yang minim cahaya, tampak ia merangkul pinggang mungil gadis yang tengah berdiri dihadapannya. Hening, dan sunyi. Sudah cukup mendeskripsikan suasana saat ini. "Malam ini kau milikku, aku tak akan melepaskan mu" ucap Teddy menatap...