Sejatinya, perempuan terlalu hebat untuk menjadi perasa. Hingga lupa, bahwa tak semua lelakinya tak pernah punya rasa.
......
Drrrtt... Drrrtt... Drrrtt
Handphone Cynthya bergetar lama menandakan ada panggilan masuk. Ia yang tengah fokus melihat tv mengambil benda kotak itu yang berada disampingnya. "Teddy," nama yang muncul di layar handphonenya. Dengan cepat, ia mengangkat telfon yang sudah berdering dari tadi.
"Cyn, gua mau ajakin lu keluar bisa gak?"
"Bisa, jemput gua."
"Ok, jam 8 gua otw."
Pukul 19.00 dengan santai ia masih melihat acara di tv. Sedikit tak menghiraukan ajakan dari Teddy, ia terus mengunyah cemilan yang ada di toples.
"Lu mau apa lagi Ted?" tanyanya dalam hati sembari memperhatikan cemilan yang ia pegang.
"Kali ini gua harus minta penjelasan yang sejelas-jelasnya dari dia." ucapnya sambil mengunyah cemilan yang ia pegang tadi.
~~~~~~
Ia yang melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamar untuk bersiap siap. Saat tiba dikamar ia langsung membuka pintu lemari yang menampakkan jelas isi lemari itu. Memilih pakaian mana yang akan ia kenakan untuk saat ini. Setelah memilih beberapa saat, dengan sigap ia mengganti pakaiannya.
Ia yang kini duduk menatap pantulan dirinya di cermin melihat apa yang kurang darinya saat ini. Mengoleskan sedikit bedak di pipinya, mengambil salah satu lipstic yang berada di meja rias itu dan mengoleskannya pada bibir agar tak terlihat pucat. Lipstic yang berwarna merah muda itu kini terlihat sempurna dibibirnya.
Siap dari merias dirinya, kini ia mengambil tas sandang miliknya dan mengambil handphone yang tadi ia letakkan diatas ranjang. Sembari berjalan menuruni anak tangga, ia melihat handphonenya yang kini ia genggam. Satu notifikasi muncul di layar handphonenya.
"Gua otw." membaca satu notif dari Teddy. Setelah membacanya, ia memasukkan benda kotak itu ke dalam tas miliknya.
Ia yang berada di ruang tengah, melihat kearah lelaki paruh baya yang kini tengah sibuk membaca koran. Berjalan menghampirinya untuk berpamitan.
"Pa, Cynthya izin mau keluar sama teman yaa." mengambil tangan lelaki itu dan menciumnya.
"Oh iya nak, kamu hati-hati yaa." mengelus lembut kepala anaknya itu.
"Iya Paa, Cynthya pergi yaa. Daa paa." berjalan pergi meninggalkan lelaki itu.
Tint... Tint... Tint
Suara klakson mobil milik Teddy yang menandakan bahwa ia sudah tiba di kediaman Cynthya. Mendengar klakson itu, Cynthya segera menuju keluar menemuinya.
"Bukak pak gerbangnya, dia temen saya." perintah Cynthya pada satpam disana.
Lambhorgini milik Teddy memasuki halaman kediaman Cynthya. Ia yang keluar dari mobil langsung membukakan pintu untuk Cynthya. Melihat perbuatannya itu, ia langsung masuk ke mobil tanpa berkata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virginity
Romance🔞+⚠⚠⚠ Di ruangan yang minim cahaya, tampak ia merangkul pinggang mungil gadis yang tengah berdiri dihadapannya. Hening, dan sunyi. Sudah cukup mendeskripsikan suasana saat ini. "Malam ini kau milikku, aku tak akan melepaskan mu" ucap Teddy menatap...