10 Pengakuan atau Pengungkapan?

5.4K 54 0
                                    

Karna, tak semua kata bisa mewakili rasa

......

Sudah tiga minggu sejak kejadian dimana Teddy mengungkap perasaannya pada Cynthya. Mengungkapkan?, ohh lebih tepatnya tidak demikian. Pengakuan?, mungkin bisa dikatakan begitu. Perkataan Teddy pada malam itu masih menjadi misteri bagi Cynthya. Bagaimana tidak, perkataan itu menjadi tanda tanya besar dibenaknya. Apakah itu pengakuan atau pengungkapan perasaan untuknya.

Baginya, itu belum jelas. Belum bisa dikatakan sebagai pengakuan maupun pengungkapan. Baginya, itu hanya sebuah teka teki agar ia bisa memahami perasaan cowo itu padanya.

"Arrgghhh," ia yang tengah membaringkan badannya mengacak acak rambutnya dengan kasar sembari melihat benda kotak miliknya yang kini ia genggam, berharap cowo itu menghubunginya dan bisa memperjelas kembali perkataannya saat itu.

"Hufffttt," helaan nafas panjang ia keluarkan dari bibir sexy nya itu. Tak ada tanda tanda bahwa harapan ia itu nyata. Lelaki itu sama sekali Memang tak menghubungi nya lagi setelah kejadian itu. Menghilang?, bahkan ia kerap berjumpa di kampus namun seperti orang asing. Seperti  orang asing yang padahal sebelumnya sempat saling.

Teddy hanya ingin Cynthya bisa memahami kepeduliannya itu atas dasar apa tanpa harus ia jelaskan lebih rinci lagi pada Cynthya. Ia bukan tipe cowo yang mudah untuk mengungkapkan rasa. Baginya, perkataan ia pada saat itu sudah cukup untuk membuat Cynthya paham dan bisa mengerti maksud dari perkataannya itu tanpa harus ia jelaskan lebih rinci lagi.

"Drrrttt  Drrrtt  Drrrttt," handphone miliknya bergetar menandakan ada notif masuk atau panggilan masuk. Dengan sigap, ia mengambil benda kotak itu yang kini terletak didadanya. Ia berharap itu dari Teddy, dan nyatanya bukan. "Papa🖤," nama itu yang kini muncul di layar handphonenya dan nama itu juga yang membuat handphonenya bergetar sedikit lama.

"Halo Cyn, maaf ya nak papa baru ngabarin kamu. Kamu baik baik aja kan disana?"

"Iya pa, gak apaa. Cynthya baik baik ajaa kok. Papa sama mama baik baik aja kan?"

"Syukurlah kalau gitu, papa senang dengar nya. Iya nak, papa sama mama disini baik baik ajaa."

"Hmm papa sama mama kapan pulang, Cynthya kangen nii."

"Minggu depan papa mama udah bisa pulang nak, kerjaan papa disini juga udah selesai."

"Oke pa, Cynthya tunggu kedatangannya"

"Iya sayang, papa tutup dulu yaa. Daaa nak."

~~~~~~

Bascam

"Ted, kabar Cynthya gimana?" tanya Dika yang menyalakan pemantik untuk membakar rokok yang kini dipegangnya.

"Kepoan luu. Gak tau gua kabar dia gimana." sontak semua melirik pada Teddy

"Apaan sih kalian, liatin gua gitu"

"Kok lu gak tau sihh, kan lu lagi deket sama Cynthya" goda Adi.

"Dekat bukan berarti gua tau semua tentang dia kan. Lagian gua juga udah gaada komunikasian lagi sama dia."

"Lu lost contact sama dia?" tanya Agus.

"Enggak, gua nyaa aja yang milih untuk tidak berkomunikasi sama dia untuk sementara ini."

"Ngapa, ada masalah lu sama dia Ted
Cerita dongg, siapa tau kita bisa bantu iya gak gaess" goda Adi lagi sembari merangkul pundak korib nya itu.

"Teddy suka sama Cynthya gaes. Kemarin itu dia ngungkapin perasaannya ke Cynthya" jelas Agus tiba tiba yang kini lirikan teman temannya itu menuntut nya untuk menjelaskan perkataan Agus.

"Lu seriusan Ted sukak sama dia, sejak kapan?" tanya Adi yang kini semakin penasaran

"Becek amat mulut lo Gus. Lu tau dari mana haaa?"

"Udah la Ted, lu bukak bukak an aja dah sekarang sama kita. Gimana gua gak tau, gua liat pas kemah lu ciuman sama Cynthya." teman temannya kini kaget untuk yang kedua kalinya atas pernyataan yang diberikan Agus.

"Ted Ted, udah lu harus cerita sekarang sama kita." pinta Dika yang sudah penasaran dari tadi.

"Iyaa, gua sukak sama tu cewe. Dari sekian banyak  cewe yang gua mainin, cuma dia yang bisa buat gua luluh, pikiran gua udah buat dia doang. Gua juga gak tau kenapa, kenapa harus dia. Yaaa, kalian kan tau gimana gua. Cewe cuman gua  jadiin alat  pemuas nafsu doang. Untuk Cynthya, gua ingin milikin dia seutuhnya. Gua juga gak mau dia jadi milik orang lain."

"Waaahh, hati lu sekarang udah benar benar kebukak. Cynthya udah bisa meluluhkan hati Teddy Prahusa." kagum Adi.

"So, masalah lu yang gak mau komunikasian sama dia kenapa?" lanjut Dika.

"Kalian tau laa, gua bukan tipe cowo yang mudah untuk ngungkapin rasa. Gua berharap dia bisa ngerti apa yang gua katakan saat itu ke diaa."

"Emang lu bilang apa ke diaa haa?" saut Adi

"Gua cuma bilang kalau perhatian dan kepedulian gua buat dia, itu udah nunjukin isi hati gua yang sebenarnya. Yaa gak perlu laa gua harus terang terangan ngungkapin" gua sayang sama lu Cyn", gak perlu la gitu. Gua berharap dia bisa memahami perhatian dan kepedulian gua ke dia atas dasar apa."

"Gak seharus nya lu gitu jugak Ted. Cewe terkadang butuh penjelasan, bukan pengungkapan yang gitu doang. Secara gak langsung, lu buat dia menerka nerka sendiri gimana perasaan lu ke dia. Sesekali lu ilangin deh ego lu. Kalo gini terus, lu ga bakal bisa dapetin Cynthya. Selak, ada orang yang maju selangkah dari lu buat dapetin Cynthya. Yaaa lu kan tau sendiri tu cewe banyak digemari kaum adam." jelas Adi yang kini menepuk pundak temannya itu seperti memberi dukungan untuk Teddy.

"Bener tu Ted yang dibilang si Adi. Ahhh lu mah ego mulu yang lu kedepankan. Payah luuu." saut Dika yang membuat Teddy muak.

"Diam luu, mulut lu becek amat dari tadi. Udah laa gausah dibahas, mumek guaa." Teddy yang mulai muak mengambil air yang berada dihadapannya, membasahi tenggorokannya yang kering.




B E R S A M B U N G.....

VirginityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang