Warning !!!
Adegan 🔞+♥♥♥
"Gua kembali Ted" ucapnya dalam hati menatap keluar dibalik kaca taxi yang ia naiki. Menggenggam benda kotak miliknya, kini ia menghubungi salah satu temannya.
"Jemput gua di bandara sekarang!"
"Iya Din, gua otw ni."
Lelaki itu tengah berdiri menunggu kedatangan Diana sembari memainkan handphone yang kini digenggamnya.
Tint... Tint... Tint
Suara klakson taxi yang berhenti tepat di depannya. Melihat taxi yang berhenti dihadapannya, ia segera membukakan pintu dan membantu Diana mengemaskan kopernya.
"Dah lama lu disini?" tanya Diana yang menurunkan kaca mata hitam diatas kepalanya tepat ke bola matanya.
"Hmmm." angguk Dika yang mengangkat koper Diana ke bagasi mobil miliknya.
"Kabarnya Teddy gimana?"
"Dia baik-baik aja, ngapa? Lu kangen dia kan" goda Dika.
"Tau aja lu. Lagian udah lama gua gak main sama dia sejak gua di Melbourne." kekeh Diana.
"Mantan lu kangenin, ihh aneh lu. Ketara banget Din kalo lu masih ngarepin dia."
"Sewot aja lu. Pokoknya gua mau Teddy balik lagi ke gua."
"Udahlah Din, lupain aja dia. Masih banyak cowo-cowo diluaran sana yang masih mau sama lu."
"Heyy, tidak semudah itu. Karna yang gua mau cuma Teddy. Tidak yang lain."
"Iya, Teddy nya gak mau sama lu. Sadar lu harusnya Din."
"Udah lu fokus nyetir aja. Bawel amat mulut lu."
Dika dan Diana bisa dikatakan cukup dekat. Mereka sudah saling mengenal sejak duduk di bangku SMK. Bukan hanya Dika, teman-teman Teddy yang lain juga kenal dengan Diana.
Kepulangan Diana dari luar negeri belum diketahui oleh Teddy dan yang lain. Diana sengaja meminta Dika untuk tutup mulut atas kepulangannya ini. Ia ingin memberikan kejutan untuk Teddy.
"Kenapa lu baru pulang sekarang sih Din?" ujar nya yang melihat gadis itu termenung.
"Din, lu gapapa?" tanya nya lagi.
"Haa iya gua gak papa." lamunannya yang terhenti saat melihat pintu lift terbuka dan berjalan ke luar lift menuju kamarnya.
~~~~~
Untuk sementara, gadis itu harus tinggal di apartemen sebelum ia mengurus rumah baru miliknya. Sejak tamat SMK, Diana harus mengambil alih perusahaan almarhum ayahnya di Melbourne. Di usianya yang sudah 20 tahun ini, ia harus menjalankan perusahaan tersebut.
Jika bukan dia, siapa lagi. Ia kini tinggal sendiri tanpa kasih sayang dari orang tua setelah ayahnya tiada. Orang tua Diana telah lama berpisah sejak diana masih duduk di bangku SMP. Melihat Ibunya yang menyakiti ayahnya dengan pergi bersama pria lain,membuat Diana membenci Ibunya.
Sejak saat itu, ia tinggal bersama ayahnya. Namun, bukan hanya itu yang membuat ia terpukul lagi. Saat ini ia harus menerima kenyataan bahwa ia hidup sendiri, tanpa sosok sang ayah lagi. Kepergian ayahnya cukup membuat ia terpukul.
"Lu mau makan apa Din? Biar gua pesani."
"Gak usah, gua belum laper." ucapnya membuka kaos hitam miliknya, yang kini menyisakan tengtop putih di tubuhnya. Dika yang dengan santai melihat itu sudah terbiasa. Karena ia dulu kerap melakukan oral seks dengannya setelah Diana putus dari Teddy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virginity
Romance🔞+⚠⚠⚠ Di ruangan yang minim cahaya, tampak ia merangkul pinggang mungil gadis yang tengah berdiri dihadapannya. Hening, dan sunyi. Sudah cukup mendeskripsikan suasana saat ini. "Malam ini kau milikku, aku tak akan melepaskan mu" ucap Teddy menatap...