Friend?

1.1K 227 34
                                    

Satu minggu setelah kejadian itu udah berlalu
Hubunganku dengan Somi Ryujin juga memburuk
Setelah tau kalau Chaewon di skors selama 2 minggu karena menamparku, mereka langsung menjauhiku
Yaudah aku bisa apa?

Tempat dudukku juga pindah, Renjun menyuruhku untuk duduk di sebelah Jeno. Dan bodohnya aku nurut lagi
Ada apa dengan diriku

Tapi bagus sih duduk sebelah Jeno, kami jadi sering membicarakan tentang projek dan jadi banyak waktu untuk mengerjakannya
Dan plus pointnya adalah aku bisa diajarin sama orang pinter
Tepatnya Jeno ngerjain PRku sih

Teman teman di kelas mulai ngomongin aku sama Jeno
Bilang kalau kami pacaran bahkan ada yang sempat bilang kalau aku dimanfaatkan oleh Jeno

Satu minggu duduk dengan Jeno, gak ada yang berubah juga sih
Dia masih nyebelin dan belagu
Aku pikir satu minggu deket sama dia aku bakal nemu sisi lain dari Jeno. Tapi ternyata gak sama sekali


"udah yu Jen? Lanjut pulang aja? Ya ya ya?" rengekku kepada Jeno

"gue gabisa, harus kerja" tolaknya

"sekali bolos emang gabisa?" tanyaku

"bisa, asal lo mau nafkahin hidup gue sama keluarga gue aja" jawabnya yang disusul oleh toyoran kepala dariku




"tapi Jo"

"apa?"

"ini datanya beneran asli?" tanyanya lagi

"lo kenapa sih? Asli lah. Ayah gue bukan orang yang kayak gitu" jawabku

"sekali lagi lo nanya kayak gitu, kita musuhan" ancamku























"emang sejak kapan kita temenan?" tanyanya

"dahlah ah" ujarku sambil menggeser menjauh dari Jeno

"atulah Jeno..... gue kan temen lo..... Yakan? Yakan? Yakan? Iya dong Jen...."

Jeno menatapku jijik "apaan sih lo? Udah awas gue mau kerja"

"jenooo"

"cih udah gila" ujarnya sambil meninggalkanku

"gue ikut ya" ujarku menyusul Jeno

"ga"

"gamau tau gue ikut" ujarku memaksa




Akhirnya Jeno menyerah juga
Aku berjalan di sebelahnya, wangi juga dia ternyata. Kenapa baru kecium sekarang?

"lo pake parfum apa?" tanyaku random

"mana ada uang gue buat beli parfum" jawabnya singkat

"tapi lo harum"

Jeno mencium seragam sekolahnya "oh, mungkin karena pewangi pakaiannya ibu"

"gue main ke rumah lo boleh gak?" tanyaku lebih random



"ga"


"Kenapa?" tanyaku


"lo yang kenapa" ujar Jeno

"kenapa? Emang gue kenapa?"


"ditanya malah nanya balik, kesannya lo terobsesi banget sama gue belakangan ini" jelasnya

"hmm kenapa ya? Gatau gue juga. Kan gue juga udah bilang, gue seneng gangguin lo"

"tapi gue gak seneng di ganggu lo, dah sana lo pulang" ujar Jeno mengusirku


























"lo kerja di sini sekarang?" tanyaku saat Jeno berhenti di depan minimarket

"gue kerja di sini udah lama, setelah di pecat gue belom nyari kerjaan lagi" jelasnya

Mendengar kata di pecat membuatku teringat omongan Renjun tempo hari
Aku baru kali ini merasa sebersalah ini sama orang

Aku menundukan kepalaku "maaf"

"hah? Maaf apa? Lo udah ga sehat, mending lo pulang deh, gue telponin Renjun ya?" ujar Jeno dengan tempo yang agak cepat

"gara gara gue lo kehilangan pekerjaan, sorry"

Kudengar Jeno menghela nafas kasar, lalu ia menarik tanganku dan itu membuatku kaget

Jeno mendudukanku di salah satu kursi di dalam minimarket

"udah lo tunggu sini, gue mau kerja"

"kok lo gak nyuruh gue pulang?" tanyaku


Lagi lagi Jeno menghela nafasnya "lo mau gue suruh pulang?"


Aku hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalaku. Tanpa bicara apa apa kepadaku, Jeno langsung berjalan ke tempat kasir


"Jeno!" panggilku saat dia memakai rompi seragamnya

Jeno hanya menatapku datar "semangat" ujarku sambil tersenyum

Jeno lagi lagi menatapku datar, ia malah melanjutkan aktivitasnya tanpa membalas ucapanku


Aku berdecak kesal "senyum kek, atau bilang apa kek, makasih joa cantik kek, nyebelin banget"


"ngomong apa lo barusan?"

"ga"

-

Mas gantengku(づ ̄ ³ ̄)づ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mas gantengku(づ ̄ ³ ̄)づ

Missing Puzzle Piece | Jeno Lee ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang