Setelah pemindahan barang kemarin, aku langsung ambruk di sofa. Aku menangis lagi hingga ketiduran. Pakaianku, semuanya masih sama dengan yang kemarin. Aku gak tau seburuk apa penampilanku hari ini
Saturday, 08.31, waktu itu tertera pada lockscreen HPku. Aku menghela nafas berat sebelum memutuskan untuk bangun. Kepalaku berasa begitu pusing. Mungkin efek menangis semalam?
Drrrt
Jeno
Hi
Semangat ya hari ini
Gak boleh nangis
Call me if you need me
ReadAku tersenyum saat membaca pesan dari Jeno. Belakangan dia lebih perhatian dari biasanya
Bahaya untuk kesehatan hati dan jantung
Tapi maaf, Jen. Hari ini aku gak mau diganggu duluAirplane mode : on
WI-FI : off
Morning tea? Haha lumayan lah buat nenangin diri sejenak
kalau boleh minta dilahirkan kembali, aku bakal milih jadi kucing aja. Bisa bermalas-malasan setiap hari tanpa harus merasakan masalah kayak gini
random sih, tapi kalian pernah gak sih mikir kayak gitu juga? Gak harus jadi kucing deh. Misalnya jadi orang lain, atau benda mati, atau bahkan lebih milih gak terlahirkan sama sekali?Tapi jangan pernah berfikiran dengan option yang terakhir. Hidup itu anugerah, hidup adalah kesempatan. Kalian pernah denger kalimat itu?
Bunda pernah bilang kayak gitu kepadaku waktu aku masih kecil. Tapi kenyataannya, Bunda juga yang ngebuat aku gak percaya kalau hidup itu anugerah dan hidup adalah kesempatan
Dari kecil, aku selalu hidup di lingkungan orang sibuk. Ayah sibuk kerja, begitupun Bunda. Umurku yang terpaut jauh oleh kedua kakakku, membuat aku gak pernah merasakan bertengkar atau main bersama mereka. Kedua kakakku pasti sibuk dengan sekolahnya
Semua kesibukan mereka, membuat aku ngerasa kalau aku ini anak tunggal dan yatim piatu
Pathetic, tapi yaudahlah. Seharusnya aku udah terbiasa dengan keadaan seperti ini
Ayah dan kak Chanyeol dipenjara, anggep aja mereka sibuk kerja dan jarang pulang
Begitu pula dengan Bunda dan Kak RosePerhatian dari mereka selalu digantikan dengan uang, mungkin karena itu aku menjadi sosok yang mengagung-angungkan kalimat ‘uang menyelesaikan segalanya’
Renjun adalah satu-satunya orang yang menentang kalimat itu dari sekian banyak orang yang kukenal
Keberadaan Renjun setidaknya membuat kalimat itu tersingkirkan dari otakku walau sedikit aja
Ah, ngomong-nomong tentang Renjun, aku jadi keinget omongan Mamanya Renjun kemarin
Menjauh dari Renjun berarti menjauh dari Lucas dan Mark
Oke, aku kehilangan tiga orang terdekatku—lagiKalian pernah kehilangan temen gak?
Apakah rasanya emang seburuk itu?
Setelah kehilangan Ryujin, Somi, dan Chaewon, aku gak terlalu merasa terbebani
Maksudku—kehadiran dan kehilangan mereka dari hidupku itu gak terlalu berpengaruh
Serius deh aku baru nyadar tentang ini
Aku baru sadar kalau berteman dengan mereka itu pasti setiap harinya ngomongin tentang baju baru atau barang barang branded baru, atau bahkan café yang baru buka
Sedangkan dengan Renjun, Lucas, Mark—kita lebih sering ngomongin tentang random things,
Kayak nontonin dubsmash Lucas yang dulu, ngeliat mirror selfie Mark di toilet, atau nontonin video Renjun tampil drama waktu kecil
I mean—berteman sama mereka, gak pernah deh nyangkut nyangkutin sama yang berbau harta atau kemewahanSorry aku malah ngegibah
Aku menyalakan HPku
12.02
Yaampun, udah selama itu aku diem?
Waktu beralu terlalu cepatOke, I need to leave now
Kemanapun, asalkan aku sendirianTolong jangan bilangin Jeno kalau aku pergi, ya?
Bye
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Puzzle Piece | Jeno Lee ✔
Fanfiction❝rather than trying to have everything, it's more important to not lose a single thing, jo❞