Aku memaksakan untuk masuk sekolah. Aku demam. Iya, karena kejadian kemarin malam, aku masuk angin dan jadinya demam.
Aku harus masuk sekolah untuk bicara sama Jeno. Tapi takdir gak ngizinin. Jeno gak masuk sekolah. Hahaha, bahkan takdir sangat menjaga Jeno untuk menghindar dari seorang adik pembunuh sepertikuBerita bahwa Kak Chanyeol seorang pembunuh udah tersebar di sekolah. Iya, ulah Chaewon
“Nah ini dia, adik pembunuh” ujar Somi saat aku baru memasuki kelas
“sini tasnya gue bawain” Chaewon menghampiriku lalu melepaskan tas dari punggungku
“Lepasin, brengsek” ujarku mencoba memberontak
Chaewon menyimpan jari telunjuknya di depan bibirku “ssttt ssttt, gausah banyak ngomong, sayang” ujarnya, lalu ia membuang tasku ke sembarang arah “cepet bawa”
Setelah mendengar komando Chaewon, Somi, Wonyoung, Ryujin, dan beberapa orang lainnya membawaku ke gudang belakang sekolah. Sebisa mungkin aku memberontak tapi aku lemas. Aku pusing
Aku meringis kesakitan saat Chaewon mendorongku kasar ke lantai hingga kepalaku membentur tembok
Ya Tuhan, sakit
“L-lo mau ap-apa?” tanyaku ketakutan saat Chaewon berjalan mendekatiku
“having fun” ujarnya sambil tersenyum lalu mengeluarkan—gunting? Dia mau apa?
Badanku langsung ditahan oleh Ryujin dan Somi sehingga memudahkan Chaewon untuk memangkas rambutku, membuat goresan di tanganku, melempariku dengan telur mentah, menampar pipiku—dan masih banyak hal menyiksa lainnya
Badanku lemas, aku hanya bisa menangis. Aku lelah, siapapun bawa aku pergi
“Won Won udah, badannya panas. Kayaknya dia demam” samar-samar aku mendengar Somi bicara seperti itu
Chaewon tertawa sarkas “oh? Demam? Gue bantu deh biar badannya gak panas”
“lepasin” perintah Chaewon kepada kedua temannya sehingga mereka menjatuhkanku ke lantai
“Orang kayak lo, harusnya mati sekarang” ujarnya lalu menumpahkan air es ke tubuhku
Semua badanku mati rasa. Goresan-goresan di tubuhku terasa perih saat terkena air es. Mataku tertutup oleh aliran darah dari keningku
Mereka keluar dari gudang seolah gak melakukan apa-apa lalu mengunci pintunya
Aku tertawa, mungkin ini balasan dari perbuatan kakakku
Gak ada yang menginginkan kehadiranku. Semua membenciku. Semua
Jadi, kalau aku mati sekarang, gapapa kan?Aku merentangkan tanganku. Roh apapun yang ada di sini, kumohon bawa aku
Ayah, Bunda, Kak Chanyeol, Kak Rose, Renjun, Jeno, aku pamit ya
Aku membuka mataku. Ringan. Sangat ringan. Badanku gak sakit sama sekali. Apa aku sudah mati?
Aku mencoba turun dari kasur asing itu lalu berjalan ke cermin yang berada di pojok ruangan
Lukaku hilang. Rambutku masih panjang. Dan aku sedang menggunakan dress berwarna putih. Cantik sekaliTerdengar suara kicauan burung yang menarik perhatianku untuk keluar
Aku menganga saat melihat pemandangan di luar. Ini sangat menakjubkan
Danau besar bersih dengan beberapa angsanya, taman dandelion, dan jembatan kecil.Aku dimana?
Udaranya sangat sejuk. Aku merasa kekhawatiranku dan ketakutanku tentang segalanya hilang
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Puzzle Piece | Jeno Lee ✔
Fanfiction❝rather than trying to have everything, it's more important to not lose a single thing, jo❞