Kalian tau? Ternyata aku memang lemah. Setelah membaca tweetan Chaewon dan hasil pengadilan Ayah dan Kak Chanyeol, aku menangis lagi. Ah, iya. Kemarin aku pergi ke jembatan penyebrangan yang biasa aku datangi dan aku baru menyadari kalau sebenarnya aku hanya hama bagi orang-orang sekitarku. Bagi Ayah, Kak Chanyeol, Bunda, Kak Rose, Chaewon, bahkan Renjun. Aku takut kalau Jeno selanjutnya
“lo dari hari Sabtu kemana aja, Jo? Chat gue gak dibaca-baca” ujar Jeno
Aku menggeleng “gue gak kemana-mana”
“lo gak apa-apa kan?” tanyanya khawatir
Aku menatapnya sinis “menurut lo?”
Aku menghela nafas kasar lalu pergi meninggalkan Jeno saat bel istirahat berbunyi
Ah, Renjun pasti Cuma pura-pura buat ngejauhin aku di depan Mamanya. Aku yakin dia gak akan ninggalin aku sendiri. Percaya dehAku melambaikan tanganku ke arah Renjun dari luar pintu kelasnya. Kulihat Renjun hanya menatapku datar lalu berjalan medekat kearahku. Kan, udah dibilang dia hanya pura-pura. Tapi ternyata dia malah—meninggalkanku?
“Jun!” ujarku sambil menarik tangannya
“jangan kejar gue, Jo”
“hah?”
Renjun hanya menatapku sedih “maaf, gue udah mulai gak bisa ada buat lo lagi, Jo”
Aku mengendurkan pegangan tanganku lalu menatapnya kecewa
“Jangan natap gue kayak gitu, Jo. Gue jadi merasa bersalah”Renjun berjalan mendekat lalu memeluku di hadapan orang-orang yang melintas “maafin gue. Bahagia terus ya, Jo?”
Alih-alih membalas pelukan Renjun, aku malah mendorongnya kasar lalu meninggalkannya. Jujur, aku kecewa mendengar pernyataan Renjun
Langit hari ini mendung, mungkin sebentar lagi hujan?
Ah iya, setelah adegan tadi aku memilih pergi ke rooftop sekolah dan melewatkan jadwal makan siang. Gapapa deh, aku butuh sendiri duluLucas sama Mark kira-kira bakal nanyain aku kemana gak ya? Hah…. Kalau aku hilang kayak gini, kira-kira adakah yang nyariin?
“Joanne”
Aku membalikan tubuh ke sumber suara “Jeno? K-kok lo tau gue di sini” ujarku kaget
“gue mau ngomong” ujarnya sambil berjalan mendekat
Aku menatap Jeno bingung. Kenapa nada dan cara bicaranya beda?
“jangan potong pembicaraan gue” ujarnya
Ada apa dengan Jeno? Kenapa kalimatnya seakan-akan kayak mau—ah! Yaampun, kenapa aku deg-degan gini?
Kudengar Jeno mengendus kasar “gue paham, gue sekarang ngerti kenapa lo kayak gini ke gue”
Aku menatap Jeno bingung. Paham tentang apa? Aku memang kenapa? Dia sebenernya kenapa?
“upload-an twitter hari itu. Gue ngerasa banget setelah itu lo berubah, Jo. Lo cenderung menghindar dari gue. Gue gak diizinin buat nemenin lo ke apart, chat gue gak dibaca, dan tadi pagi lo dingin ke gue” Jeno menunduk, tatapannya sedih “maaf”
“maaf kalau gue berlebihan”
“pasti lo malu kan orang-orang tau kalau gue suka sama lo?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Puzzle Piece | Jeno Lee ✔
Fiksi Penggemar❝rather than trying to have everything, it's more important to not lose a single thing, jo❞