'Bagaimana bisa Haruno itu membantai klannya sendiri? Setahuku dia orang yang baik dan menjunjung tinggi klannya. Ada yang tidak benar disini?. Cih, kenapa aku memikirkan gadis itu?! Karenanya kugutsu ku hampir hancur semua. Untung aku menyimpan kugutsu lainnya di markas. Sebaiknya aku menyiapkan diriku'
Setelah bergelut dengan pikirannya, Sasori beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamarnya untuk menyiapkan kugutsu, racun, dan dirinya untuk membawa gadis bermarga Haruno itu.
.
.
.
.
.
.
Sakura sekarang berada di rumah Naruto. Duduk di pinggiran kasur dengan tatapan mata kosong. Pikirannya masih terbayang-bayang omongan Tsunade tentang hukumannya. Kami-sama sepertinya memberinya cobaan yang dirinya tak mampu melewati nyaYang pertama, klan dan orang tuanya dibantai. Kedua, dituduh membantai klannya sendiri. Ketiga, diberikan hukuman yang sangat-sangat berat. Lebih baik dia mati tapi masih menjadi ninja daripada hidup tapi tidak menjadi ninja.
Naruto datang membawa nampan yang berisi 3 onigiri dan segelas air putih. Naruto sadar bahwa gadis bermarga Haruno itu belum makan sedari pagi. "Sakura-chan, makanlah dulu kau belum makan dari pagi" ucapnya tersenyum manis. Sakura tersenyum balik kepada Naruto.
Mengambil nampan di tangannya dan memakan makanan yang ada. Naruto memandang wajah Sakura sendu. Begitu banyak cobaan yang diberikan kepadanya dan dia masih bisa tersenyum, yah walaupun senyum itu dipaksakan.
Selesai makan, Naruto mengajak Sakura keruang tamu. Di sana teman-temannya berkumpul.
"Sakura-chan, kau baik-baik saja?" Tanya Hinata lembut. Sakura mengangguk kecil. Fisiknya baik-baik saja tapi mentalnya perlu dipertanyakan. Diam dan sunyi melanda mereka.
"Bagaimana kalau kita membuat acara perpisahan ? Untuk Sakura ?" Sakura men'iya'kan omongan Naruto. Setidaknya mood cinta pertama nya itu membaik.
"Baiklah. Nanti kita makan di Ichiraku Ramen-ttebayo!!" Ucap Naruto paling semangat dan teman-temannya terkekeh begitu juga Sakura.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
Malam hari telah tiba. Naruto dan dan lainnya selesai makan, dan mereka berjalan bersama untuk pulang. Sakura sedari tadi melamun."Haruno Sakura harus meninggalkan dunia ninja untuk selamanya" Ucapan Shisou-Nya masih terngiang-ngiang di kepala. "Kau masih memikirkannya?" Ucap Sasuke yang dari tadi diam. "Tidak" Ucap Sakura tersenyum.
Emerald dan Onyx bertatapan. Menjerat sang pemilik mata akan keindahan mata masing-masing. Tanpa mereka sadari teman-teman mereka berhenti berjalan, bahkan diam membeku dan membisu
Perasaan Sasuke ada yang mencegah teman-temannya, karena dia merasakan adanya Cakra asing. Sasuke melangkah ke depan dan dia juga diam ditempat. Sakura binggung kenapa menghentikan langkah mereka.
Sakura menyusul Sasuke dan dia juga terdiam melihat orang yang seharusnya sudah meninggalkan dunia ini.
.
.
.
.
.
.Di kantor Hokage, Tsunade memijit pangkal hidung nya, guna mengurangi rasa pening di kepalanya. Shizune yang melihat itu hanya menatap khawatir ke arah Tsunade
"Daijobu desuka, Tsunade-sama?"
"Daijobu jaa ne yo"
Shizune ne tau, Godaime Hokage itu butuh istirahat. Dia banyak memikul beban desa, apalagi ditambah sat- ralat, dua masalah yang bertambah. Masalah pembantaian klan Haruno dan masalah kecil dengan muridnya.
"Tsunade-sama sebaiknya kau istirahat dulu, nee? Pekerjaan mu terlalu berat. Kau bisa melanjutkannya esok hari." Usul Shizune
"Iie, aku akan menyelesaikan dokumen ini malam ini" kemudian Tsunade melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura No Akatsuki
Teen FictionIni cerita tentang dia yang memperjuangkan kebenarannya, namun gagal. *** Haruno Sakura, putri tunggal dari klan Haruno, Klan yang memiliki kekuatan fisik dan penyembuhan luar biasa, terkejut ketika klan kuat itu dibantai tanpa ampun dalam semalam...