Chapter Seven

863 66 4
                                    

Prilly tergesa berlari ke arah pintu depan untuk membuka pintu, tadi ia baru selesai menjalankan sholat Isya lalu terdengar suara gedoran yang tidak sabaran di pintu depan.

"Mas?, baru pulang?" Ucap Prilly saat pintu terbuka dan menampilkan sosok Ali di sana

"Kemana aja sih lo, lelet banget" ketus Ali, apa Prilly tidak tau ia sangat lelah menghadapi masalah hari ini?, di tambah tadi macet saat perjalanan pulang, dan belum lagi pekerjaan nya menambah banyak dan harus segera di selesaikan dalam waktu dekat ini

"Maaf mas tadi aku baru selesai sholat" ucap Prilly lembut

Ali tidak menanggapi ucapan Prilly, ia lalu berjalan masuk ke dalam rumah "buatin gw kopi terus anterin ke ruang kerja" titah Ali tanpa melihat ke arah Prilly, ia terus saja berjalan ke arah ruang kerja nya.

Prilly hanya mengangguk, lalu segera manuju dapur untuk membuatkan pesanan Ali

...
"Kalau banyak kerjaan gini kapan gw bisa ke Bandung nya coba? nyuruh si Bimo handle semua gak akan bener, pasti dia bakal ngomel ngomel kaya cewe lagi PMS" cerocos Ali yang geram dengan pekerjaan nya yang terus bertambah, ia jadi tidak bisa mencari Sarah di Bandung. Bila ia memberikan pekerjaannya kepada Bimo dan Bimo mengetahui alasan ia meninggalkan pekerjaan nya pasti Bimo akan ceramah dan mengomel.
Saat sedang fokus berkutat dengan laptop dan berkasnya, terdengar ada suara ketukan di pintu yang sedikit terbuka. Ali hanya melirik sekilas, saat tau siapa yang mengetuk ia kembali fokus pada pekerjaannya.

Dirasa Ali sudah mengizinkan nya masuk, Prilly berjalan dengan secangkir kopi di tangannya "mas ini kopinya" ucap Prilly sambil menyimpan di meja kerja Ali, dan memastikan ia menyimpan agak jauh dari berkas dan laptop Ali.

Ali hanya berdeham saja membalas ucapan Prilly. Dirasa Prilly masih belum beranjak dari ruang kerja nya Ali pun mendongak menatap Prilly seolah bertanya mengapa ia masih berada di sini, prilly yang ditatap seperti itu pun menjadi gugup.

"Hmmm... mas udah makan?" Tanya Prilly, akhirnya dia mengatakan tujuannya belum beranjak dari ruang kerja suaminya.

Ali hanya diam tidak menanggapi pertanyaan Prilly

"Mau aku siapin makanan mas? Nanti aku bawa ke sini" ucap Prilly lagi saat tak ada jawaban dari Ali

Ali masih saja terdiam, tetapi memang Ali belum makan sejak siang ia juga merasa perutnya keroncongan.

"Yaudah kalau mas enggak lapar, aku keluar dulu" Prilly yang merasa tidak ada respon dari Ali pun memilih untuk pergi

"Tunggu!, gw mau makan" ucap Ali sedikit ketus dan tetap fokus pada laptop nya, dia terpaksa menerima tawaran wanita itu karena perut nya benar benar ingin di masuki makanan. Prilly yang sudah berbalik dan akan melangkah keluar pun berhenti seketika lalu ia menghadap Ali kembali, ia terkejut sekaligus senang mendengar apa yang di katakan Ali tadi

"Iya mas, akan aku siapin makanan nya" ucap Prilly senang sambil tersenyum lebar lalu ia berjalan ke arah dapur dengan semangat, akhirnya suaminya mau mencicipi dan memakan masakannya.

...
Prilly berjalan dengan hati - hati menuju ruang kerja Ali, sambil membawa nampan berisikan nasi goreng buatannya dan minuman untuk suaminya.
Setelah sampai di ruang kerja Ali, Prilly menyimpan nampan itu di meja dekat sofa yang berhadapan dengan meja kerja suaminya

"Mas ini makanan nya" ucap Prilly sambil tersenyum senang

"Lo boleh pergi"

Prilly hanya tersenyum lirih dan mengangguk pelan, lalu ia berlalu keluar menuju dapur untuk menyimpan nampan nya. Ia kira Ali sudah luluh dan berubah terhadap nya, tetapi suaminya itu masih ketus dan cuek padanya.

"PRILLY, SINI LO!" teriak Ali dengan sangat keras. Prilly yang baru saja akan menuju kamar nya tersentak kaget saat mendengar teriakan Ali
Buru buru Prilly sedikit berlari menuju ruang kerja suaminya.

"Ada apa mas?" Tanya Prilly sambil menunduk takut saat ia telah sampai di hadapan Ali.

PRAANG

Tiba tiba Ali mendorong piring nya hingga jatuh dari meja dan pecah, Prilly reflek tersentak kaget dan merasa semakin takut

"Lo mau racunin gw HAH?" bentak Ali

"Maksud mas apa? gak mungk..."

"Halah jangan ngelak, liat itu ada rambut di makanan gw!, itu pasti rambut lo kan!. Untung belum gw makan" belum Prilly menyelesaikan kalimatnya, Ali sudah terlebih dahulu memotong ucapan nya dengan nada tinggi

"Ya allah mas maafin aku, aku pasti gak sengaja tadi rambut aku ada yang jatuh saat aku masak" balas Prilly pelan sambil menunduk, ia takut pasti Ali marah padanya.

"Aku buatin lagi ya mas"

"Gausah!, gw udah gak nafsu makan gara gara lo" sentak Ali sambil berdiri dan menunjuk Prilly. Ali perlahan berjalan mendekati Prilly yang membuat Prilly semakin ketakutan.

"Lo emang gak bener jadi istri, bahkan pembantu aja lebih bisa di andelin daripada lo" ucap Ali mencengkram bahu Prilly dengan sangat kuat, sampai Prilly meringis dan menitikan air matanya

"Gausah sok nangis!, cepet tuh lo beresin piring nya" sentak Ali sambil mendorong Prilly dengan kuat, sampai Prilly terjatuh

Setelah itu Ali pergi keluar dia sudah tidak mood berada dirumah ini, dia akan pergi sekarang juga. Presetan dengan pekerjaan nya, itu bisa di atur nanti, yang terpenting sekarang ia bisa pergi dari rumah.

Prilly masih menangis dengan posisi yang sama saat tadi terjatuh, perlahan ia mulai membereskan pecahan pecahan piring dan makanan nya yang terbuang sia sia, ia membuang nya di keranjang sampah yang berada di dapur. Lalu setelah dari dapur ia balik lagi dengan membawa pel-an dan sapu untuk membersihkan lantai. Ia merasa dada nya sangat sesak dengan perlakuan Ali terhadapnya, padahal ia sudah biasa di perlakukan seperti tadi, tetapi tetap saja rasanya sakit

***

Hallo semua gimana puasanya? Lancar kan? Smoga lancar terus ya hehe☺️

Gmna ceritanya ngebosenin engga? Hehe, maaf kalau ada typo:)

Di part ini khusus buat Ali & Prilly yaa dan part ini lumayan panjang juga nih, jadi jangan lupa voment nya ya💗💗

IKHLAS [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang