Hari ini lia sangat bersemangat. Ya bagaimana tidak, hari ini adalah hari terakhir penilaian tengah semester. Dia akan segera bebas dari kakak kelas nya itu, andra.
🦋🌖
Wait, tapi gue masi 1 sekolahan sama dia kan? Ya pasti msih sering ketemu lah, bodoamat yg penting gue bahagia dulu, lia hanya bergumam sambil bernyayi menuju kelas.
🦋🌖
Tak seperti biasanya, lia yang datangnya lebih dulu dari andra. Sekarang justru sebaliknya.
Demi ular melompat, mata gue ga rabun kan?, lia menatap andra kebingungan.
Andra yang merasa ditatap oleh lia pun menyadarinya. Dia menatap balik lia dengan tatapan yang teduh.
"Masyaallah, pagi pagi gue uda lihat bidadari, hehe."
Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk jidat andra pelan. Pastilah temannya.
"Gombal lu, ndra! Dek, dia cuma modal gombal doang kok, haha"
"Ngapa si tangan berdosa lo itu? Tau ah ganggu!"
"Tapi dek, dia ga sengeri pikiran lo, kok. Cuma tampang doang ngeri,"
"Berisik lo, put!! Temenin gue ambil kartu ujian aja deh mending,"
Andra segera menyeret temannya yang bernama putra tadi berjalan keluar kelas. Dia membiarkan lia belajar di meja nya.
"Jantung gue olahraga pagi kali ya? Eh tapi tadi cuma gombal ya ampun,"
Lia hanya memegangi dada nya yang ntah kenapa seperti kesamber sesuatu. Namun, lia merasa ada suatu kejanggalan yang ada. Lia merasa seperti mengenal suara andra sebelumnya.
🦋🌖
Tak terasa waktu penilaian tengah semester hari ini telah usai. Semua siswa dimohon segera merapikan ruangan yang digunakan untuk penilaian tadi.
Saat sedang memeriksa kolong meja, tak sengaja mata andra dan lia bertemu. Tak sadar juga mereka berdua saling memberikan senyum.
"Oh iya, kapan hari itu gue yang nge-DM lo, kalo mau ngobrol dari situ bisa kok,"
Perasaan pas gue tanya lo, emang uda ngasi tau kalo itu lo deh, lia membatin sambil memasukkan barang-barangnya.
"Semoga kita masih bisa ketemu lagi ya, dek"
"Dek?"
Mulut lia asal bertanya karena seperti ada kejanggalan saat dia dipanggil oleh andra dengan kata 'dek'.
"Lah iya toh, dek. Lo kan adkel. Mau gue panggil apaan emang? Sayang gitu? Haha,"
Yap andra berhasil membuat jantung lia berolahraga kembali. Lia hanya tersenyum tipis.
"Becanda doang kali, tapi semoga besok ada waktunya gue bisa manggil lo dengan panggilan 'sayang',"
Andra merangkul tas nya di 1 pundak, lalu berjalan keluar kelas. Lia segera mencari oksigen sebanyak-banyaknya. Dia merasa oksigen nya habis jika bersama andra.
"CIEEE YANG MAU DIPANGGIL SAYANGG,"
Tiba-tiba rara dan jahra muncul sambil senyum-senyum kepada lia. Dia menatap zahra dan rara bingung.
"Jangan bilang ke gue kalo kalian nguping(?)"
"Emang,"
Lia memukul lengan zahra dan rara pelan. Lia melirik kesal temannya itu. Bagaimana bisa seenaknya menguping orang lain. Dan juga, lia tidak merasa kalau ada kehadiran mereka.
"Apaan sih, gombal doang kali. Kurang belaian banget si lo berdua, makanya jangan kelamaan jomblo kali,"
Rara dan zahra hanya mencibir kesal. Lia baru saja ingin keluar kelas. Zahra sudah menyeret tas nya. Lia menatap tajam kedua temannya itu.
"Kenapa lagi sii?! Gue mau pulang cuy,"
Zahra tampak memikirkan sesuatu. Rara juga bingung dibuatnya.
"Besok sabtu ayo jalan, nonton kek, mumpung ujian dah selesai, setres gue,"
Rara dan lia hanya mengangguk menyetujui permintaan zahra. Mereka lalu pulang kerumah masing-masing.
🦋🌖
Hari ini aku up 2 eps ya, karena ada yg minta di lanjutin hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liandra
Teen FictionMana mungkin gue bisa jatuh cinta sama kakak kelas yang dari awal bertemu sudah bikin orang kesal? Tidak tidak, itu akan jadi mimpi buruk saja bagi lia. Namun siapa sangka jika mereka berdua akan melewati masalah dengan bersama-sama? Atau bahkan mer...