28•Mencoba.

83 31 9
                                    

"Lombanya berapa hari lagi?"

"5 hari lagi."

Rara dan Zahra terlihat sedang membicarakan lombanya. Lia menghampiri Rara dan Zahra.

"Kita mau bahas lomba ini dimana?"

Lia duduk di bangku depan meja Zahra dan Rara.

"Rumah gue aja,"

Zahra memberikan jawabannya, Lia dan Rara mengangguk sepakat. Ya akhirnya, Rara pasrah mengikuti lomba itu.

"Kue nya gimana dong?"

"Mau coba bikin gak?"

Zahra menaik turunkan alisnya.

"Ragu sih."

Rara menatap Lia percaya.

"Nyoba ga ada salahnya kan?"

Lia hanya mengangguk pasrah.

🦋🌖

Rara dan Lia memang berencana untuk pergi ke rumah Zahra bersama.

"Lo yang ketuk gih, gue mau ngerapiin rambut gue,"

Lia hanya mengangguk pasrah lalu segera mengetuk pintu rumah Zahra.

Tok tok tok

"Bentaarrr!!"

Terdengar suara teriakan Zahra dari dalam. Tak lama, ada seorang gadis memakai dress selutut dan sudah berdandan cantik membukakan pintu.

"Temennya Zahra ya? Masuk aja, ada kok Zahra nya,"

Lia dan Rara mengangguk dan segera masuk ke dalam rumah Zahra.

"Eh gue baru aja mau mbukain pintu. Yok!"

Zahra segera menggandeng tangan Rara dan Lia.

🦋🌖

Zahra membawa Lia dan Rara ke dalam kamarnya. Lia dan Rara dibuat tertegun oleh kamar Zahra. Dinding biru nya dipenuhi oleh poster-poster artis K-Pop. Tidak lupa beberapa photo card//polaroid nya pun ada.

"Habis berapa juta lo beli kek gini?"

Rara menunjuk beberapa tumpukan album milik Zahra.

"Ntah, kakak gue yang sukanya beliin."

Rara hanya mengangguk dan melihat-melihat beberapa album.

"Ini punya lo semua?"

Rara masih saja bertanya. Sedangkan, Lia sudah membuka laptopnya dan mencari insipirasi.

"Nggak, kakak gue juga suka, jadi semua ini punya gue sama kakak gue."

Zahra segera memberi tau macam-macam album yang dia punya kepada Rara.

Lia langsung menatap mereka berdua kesal. Lia segera duduk di bean bag oval¹ milik Zahra.

*bean bag oval¹ : tempat duduk yang bentuknya menyerupai bantal atau karung yang besar.

🦋🌖

"Udah beli bahannya?"

Zahra meringis lalu menggelengkan kepalanya.

"Mau beli kapan?"

Rara dan Zahra tampak berpikir.

"Di deket sini ada toko swalayan kok. Kesitu aja habis ini."

Lia dan Rara mengangguk.

"Di list aja apa yang harus kita beli."

Lia segera membuka catatannya. Rara dan Zahra sibuk mencari inspirasi resep kue nya.

🦋🌖

"Zah, seriusan ini jalan? Gak jauh?"

Rara menutupi wajahnya dengan tas yang dibawanya. Terik matahari sekarang cukup menyengat.

"Kayak nggak sih."

Lia dan Rara langsung menghentikkan langkahnya. Mereka menatap Zahra kesal.

Ya, mereka sudah 20 menit yang lalu berjalan dan belum sampai ke tujuan.

"Lo gimana sih, katanya deket."

Rara memukul lengan Zahra.

"Gue jarang pergi ke toko swalayan, biasanya tu kakak gue. Tapi kata kakak gue, toko nya ga jauh."

"Kakak lo kalo ke toko jalan apa bawa kendaraan?"

Zahra berpikir sejenak.

"Pake motor."

Lia menepuk jidatnya. Sedangkan, Rara mencibir kesal.

"Ya kalo pake motor mungkin emang cepet, lah ini kita jalan."

Zahra hanya meringis melihat wajah masam milik Lia dan Rara.

🦋🌖

Tak lama kemudian, ada sebuah toko di seberang jalan. Lia, Rara, dan Zahra berlari karena merasa kulit nya kepanasan.

Mereka segera memilih beberapa bahan yang sudah di rembuk. Mungkin, percobaan membuat kue ini akan berhasil. Mungkin.

🦋🌖

HEIYOO!!

MANA NIH YANG MASIH BETAH SAMA QUARANTINE? SENENG GAK SIH DENGER ADA NEW NORMAL?

TAPI, TETEP JAGA TERUS KESEHATAN YA!!

JANGAN LUPA VOTE SAMA COMMENT TERUS NII!!🙌

MAKASII SEMUAA💗


LiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang