Seminggu setelah Andra dan Lia dikabarkan pacaran. Nashwa tidak mengganggunya lagi.
Lia berjalan melewati lorong. Lia ingin sekali pergi ke perpustakaan. Rasanya dia ingin sekali membaca beberapa novel untuk bersantai.
🦋🌖
Lia segera memilih beberapa novel. Namun, saat ingin mengambil salah satu novel, dia tidak sampai. Rak nya terlalu tinggi.
Lia sudah berjinjit tetapi tetap tidak sampai. Dia menunduk pasrah karena tidak bisa mengambilnya.
Bukan Lia jika menyerah begitu saja, dia mencoba sekali lagi. Tapi ada seseorang di belakangnya yang mengambilkan novel tersebut.
Lia segera menoleh. Dan menatap seseorang tadi dengan bingung.
"Rafa?"
Sang pemilik nama tersenyum. Lalu memberikan novel tadi kepada Lia.
"Nih."
Lia segera mengambilnya lalu memilih tempat duduk.
🦋🌖
Tanpa Lia sadari, Rafa duduk di depan Lia. Bukannya membaca buku, Rafa justru asyik memandangi Lia.
"Lo kenapa?"
Lia bertanya kepada Rafa karena sedari tadi dia sadar bahwa Rafa memandangi dirinya terus.
Rafa menggeleng singkat. Lia tak menjawab dan segera membaca buku lagi.
"Eh, lo pacaran sama kakel ya?"
Lia hanya mengangguk.
"Beneran pacaran?"
Lia menatap Rafa sebentar lalu fokus kepada novel nya lagi.
"Emang kalo iya, kenapa?" Lia bertanya sekali lagi.
"Gue takut lo kecewa."
Lia menatap Rafa lagi dan menaikan salah satu alisnya. Tiba-tiba tangan kiri Rafa menggengam tangan kanan Lia. Lia terkejut.
"Sebelum terlambat, Lia. Lo buka mata lo lagi, diluar sana banyak yang masih suka sama lo, selain kakel itu."
Lia segera melepaskan tangan Rafa lalu meninggalkan perpustakaan.
🦋🌖
Lia berjalan linglung melewati lorong sekolah. Ntah kenapa, rasanya dia capek sekali hari ini.
"Hei, ke kantin yuk!"
Lia menoleh ke belakang, Andra berlari menuju ke arahnya. Refleks senyum Lia mengembang melihat wajah Andra.
"Mas aja, aku capek mau ke kelas."
Andra menaikkan sebelah alisnya.
"Lo ga laper?"
Lia menggeleng singkat.
"Gak pengen nemenin gue makan gitu?"
Lia hanya tersenyum tipis.
"Lain kali aja ya?"
Andra memasang ekspresi masam.
"Yaudah, besok hari minggu, gue ajak lo jalan. Gimana?"
"Hah?"
"Lo gamau?"
Lia terkekeh pelan melihat ekspresi Andra, sungguh laki-laki itu sangat lucu dengan ekspresi nya yang sekarang.
"Iya deh, tapi mas harus ijin ke bunda dulu ya!"
"Itung-itung pamit ke calon mertua."
Gumam Andra yang sangat pelan hingga Lia tidak dapat mendengarnya dengan jelas.
"Apa?"
"Ng-nggak, Oke besok minggu, jam 5 sore gue kerumah lo."
Lia mengangguk. Andra mengacak puncak kepala Lia sekilas lalu segera pergi ke kelasnya.
🦋🌖
"Assalamualaikum, bun!!"
"Waalaikumsalam."
Lia segera berlari ke kamarnya. Bundanya hanya melihatnya dengan heran.
Lia membuka lemari nya. Di Hari Minggu besok dia bingung ingin mengenakan apa.
"Lia, Bunda masuk ya?"
Lia segera membukakan pintunya. Bunda Lia terkejut melihat lemari anak gadisnya yang berantakan itu.
Mengerti tatapan bundanya, Lia langsung meringis dan mengarahkan jari kelingkingnya pada bundanya.
"Nanti Lia beresin deh bun, janji!"
Bunda nya hanya terkekeh pelan.
"Lia mau jalan ya?"
Lia mengangguk malu menanggapi pertanyaan bundanya.
"Sama pacar kamu itu?"
Lia mengangguk pelan. Bunda mengusap kepala Lia.
"Bunda gak ngelarang. Tapi, kamu harus janji sama bunda kalau kamu bisa njaga diri kamu sendiri."
Lia mengangguk pasti.
"Iya, bun. Lia bakal jaga diri juga deh!"
Bunda tersenyum manis melihat anak gadisnya itu kini sudah tumbuh dewasa.
"Bunda, bantuin milih baju dong. Aku bingung."
"Iya, bunda bantuin."
Lia dan Bunda sibuk melihat baju yang ada di dalam lemari itu. Hingga akhirnya, Lia memutuskan memakai pakaian yang dipilihkan oleh bunda.
🦋🌖
HEIIYOO GED!!
AUTHOR MAU BILANG MAKASIH BUAT KALIAN SEMUA!! AUTHOR GABISA BILANG APA-APA LAGI SELAIN 'MAKASIH' 👉👈
TETEP VOTE, COMMENT AND SHARE NYA YA!! THANK YOU ALL🎉🎉🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Liandra
Teen FictionMana mungkin gue bisa jatuh cinta sama kakak kelas yang dari awal bertemu sudah bikin orang kesal? Tidak tidak, itu akan jadi mimpi buruk saja bagi lia. Namun siapa sangka jika mereka berdua akan melewati masalah dengan bersama-sama? Atau bahkan mer...