Untuk semua ketua kelas VII-IX, dimohon untuk segera menuju ke aula utama, terimakasih.
Speaker di sudut kelas dan beberapa lorong mulai bersuara. Banyak ketua kelas yang berlarian menuju ke aula utama.
🦋🌖
"Gue tebak kalo besok... pulang pagi!"
Zahra menggebrak meja sambil tersenyum pasti. Rara mengibaskan tangannya.
"Halah, mungkin makanan kantin jadi gratis."
Lia hanya menggeleng-geleng mendengar tebakan kedua temannya itu.
🦋🌖
Sang ketua kelas segera memasuki kelas nya masing-masing dan memberi tau pengumumannya kepada panghuni kelas.
"Jadi, minggu depan sekolah kita ulang tahun. Nah disini, kita disuruh diskusi tentang siapa yang bakal dipilih untuk berpartisipasi mewakili kelas."
Farhan, selagi ketua kelas segera menuliskan beberapa nama lomba di papan tulis.
"Nah gue udah tulis disitu. Lombanya ada Estafet, Basket, Menghias kue tart, bakiak, ....... "
Semua siswa langsung menatap lurus ke arah papan tulis. Beberapa banyak yang mulai minat dengan lombanya.
"Kalo ada yang minat, bilang ke gue ya. Dan besok, kertas ini udah di kasih ke Pak Wahid, jadi diusahakan secepatnya ya."
Bagi siswa-siswa yang minat, mereka segera berlarian menuju meja Farhan.
🦋🌖
"Ikut apa ya?"
Lia menatap Rara dan Zahra bergantian. Lia sedikit ragu bertanya kepada mereka, karena dari wajah mereka saja jelas sekali bahwa mereka tidak tertarik dengan apa yang disampaikan Farhan.
"Zah zah, jadi batang asik kan?"
"Kuy lah!"
Rara dan Zahra saling berhigh five.
"Lo berdua yakin ga minat?"
Rara dan Zahra menggeleng kompak.
"Argh, ikut lomba sama gue dong!!"
Lia berusaha menunjukkan puppy eyes nya tapi tetap tidak berhasil.
"Gimana kalo kita ikut voli?"
Zahra dan Rara langsung membuang muka.
"Basket?"
"Itu mah buat cowo!"
Lia hanya meringis mendapati tanggapan Rara.
"Ngehias kue gimana? Lumayan kan ntar hasilnya dimakan sendiri juga."
Lia menaik turunkan kedua alisnya. Tetapi tetap saja gagal membujuk dua temannya itu.
"Terus kalian mau apa?"
"JADI BATANG!"
Lia mencibir kesal lalu menghampiri meja Farhan.
🦋🌖
"Han, lomba yang buat bertiga apa?"
Farhan menaikkan salah satu alisnya. Lalu mengambil selembar kertas yang ada di meja nya.
"Noh, sisa menghias kue. Soalnya dari tadi ga ada yang mau tuh,"
Lia hanya mengangguk.
"Kue nya dari sekolah, Han?"
"Lo pikir sekolah kita pabrik kue apa? Bawa sendiri lah. Tapi yang polosan, nanti tinggal dihias di sekolah."
Lia hanya membuat bulatan seperti huruf 'O' di mulutnya.
"Terus lomba nya dimana?"
"Aula baru yang deket lapangan basket."
"Berarti pas lomba basket dong?"
"Ya mungkin. Gue juga belum tau jadwal nya. Baru dikasih pemberitahuannya besok."
Lia menjentikkan jarinya.
"Oke. Gue, Rara, sama Si Upil Semut ikut ini ya!"
Farhan menatap Lia bingung.
"M-maksud gue itu Zahra."
Farhan mengangguk paham dan menuliskan nama mereka bertiga di selembar kertas.
🦋🌖
Lia segera menghampiri Rara dan Zahra yang sedang memakan camilan.
"Gue daftarin kalian lomba! Titik ga boleh nolak! Itu lomba juga buat tiga orang kok."
Zahra tersedak makanannya.
"Ogah, gue ga ma-"
"Ada nevan pas basket. Kita lomba di Aula baru deket lapangan basket. Jadi nanti habis lomba, bisa langsung nonton."
Zahra langsung mengembangkan senyumannya.
"Gimana mau kan?"
Zahra mengangguk, sedangkan Rara menatap Zahra tidak percaya.
"Gue belum setuju, Ya Allah. Main mau-mau aja."
Lia menaruh jari telunjuk nya di bibir Lia. Dia segera menarik tangan Zahra keluar kelas. Rara mengumpati mereka berdua dengan sekeras-kerasnya.
"BUCIN LO, UPIL! GA SERU LO PADA! BODOAMAT GUE MAKIN JOMLO, TAPI JUGA MAKIN BHADAII!!"
Rara menarik nafas nya sejenak. Lalu memijat pelipisnya yang sedikit pusing.
"Sabar ya, Rara. Dunia memang kejam kepada kaum jomblo."
🦋🌖
HAI ALL!!
HUAA MAAF KEMARIN-KEMARIN AUTHOR NYA GA UP🙏🥺
AUTHOR MINGGU LALU SIBUK SAMA PELAJARAN. MAAF YA SEKALI LAGI!!🙏😊
TETEP VOTE SAMA COMMENT YA!
KALO KALIAN SUKA JUGA BISA KOK DI SHARE KE TEMEN-TEMENNYA!
OKEI KETEMU LAGI DI PART BERIKUTNYA YA! 🙌💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Liandra
Teen FictionMana mungkin gue bisa jatuh cinta sama kakak kelas yang dari awal bertemu sudah bikin orang kesal? Tidak tidak, itu akan jadi mimpi buruk saja bagi lia. Namun siapa sangka jika mereka berdua akan melewati masalah dengan bersama-sama? Atau bahkan mer...