26•Tumpukan buku.

91 26 5
                                    

"Perasaan cuma gue doang yang kena sial."

Rara mendengus kesal. Dia disuruh Bu Ani untuk mengembalikkan beberapa buku paket tanpa nama ke perpustakaan.

Sementara, Zahra masih tetap menemani Bu Ani untuk mengoreksi jawaban.

🌖🦋

"Eh awas-awas!"

Rara tidak mendengar suara tersebut. Dia tampak sedang melamun.

BRUGH!

"Duh sorry-sorry,"

Tubuh Rara sedikit terpanting ke depan dan refleks dia melepaskan buku-bukunya hingga berserakan.

Ada seseorang laki-laki yang sedang memunguti buku-buku yang berserakan di lantai. Saat laki-laki itu menatap Rara, dia tersenyum kepada Rara.

"Mas Putra?"

Jadi yang menabrak Rara dari belakang tadi itu adalah Putra, kakak kelasnya.
Putra segera beranjak dan memberikan setengan tumpukan buku kepada Rara.

Rara menatap kakak kelasnya itu sedikit bingung. Karena, kakak kelasnya itu membawa sisa tumpukan buku yang dibawa Rara.

"Yuk,"

"Eh? Ko mas repot-repot gini?"

Putra dan Rara mulai jalan seiringan.

"Ngga apa sih, tadi gue juga salah lari gak liat di depan,"

"Engga, tadi aku juga ga denger kok, malah ngelamun,"

"Hehe ga apa, maaf ya tadi lari-lari gara-gara em.."

Rara hanya mengangguk-angguk. 

🦋🌖

Baru saja Putra ingin membuka pintu perpustakaan. Pintu nya sudah di dorong duluan oleh seseorang. Orang itu sedikit terkejut melihat Putra.

"Loh bro? Katanya mau ngambil gratisan di kantin?"

"Ha? Kapan, kaga. Lo ah sok tau,"

"Lo tadi kan bilang ke gue. Malah mau nawarin,"

Rara hanya memandangi kedua kakak kelasnya itu secara bergantian.  Putra hanya bisa tersenyum kecut.

"Ayo dek,"

Putra mulai memasuki ruang perpustakaan. Rara menyusul dari belakang sambil menunduk.

"HEH BRO, GA DAPET TU GRATISAN?!"

🦋🌖

Rara dan kakak kelasnya itu duduk di bangku sebelah perpustakaan. Putra segera memakai sepatunya.

Lalu beranjak dan tersenyum kepada Rara. Rara hanya bisa membalasnya dengan tersenyum tipis.

"Dek, gue duluan."

Rara hanya mengangguk cepat. Dan segera menyelesaikan memakai sepatunya.

Lalu dia segera menuju ke kelasnya.

🦋🌖

"Raraa!!"

Sang pemilik nama menoleh ke arah sumber suara. Dia melihat Lia sedang berlari ke arahnya.

"Huft, nih dah selesai. Gantian jajain gue di kantin ya!"

Rara menggerutu kesal. Lia hanya meringis.

"Lah tumben si upil semut lo ga ada, dimana dia?"

"Di kelas, sama Bu Ani."

"Masi ngoreksi?"

Rara mengangguk.

"Terus lo kok di luar? Habis darimana?"

"Perpustakaan,"

Lia membelalakkan matanya dan menatap Rara tidak percaya.

"Sejak kapan elo mau ke perpus sendirian?"

"Yee kalo ga disuruh Bu Ani, gue juga ogah ya."

"Oooh disuruh,"

"Lagian tadi juga ada Mas Put..."

Lia melirik ke arah Rara. Rara hanya memejamkan matanya karena keceplosan.

"Hayo mas siapa hayo🌚"

"Mas Putra, hish"

"Ngapain hayolo🌚"

"Gak ada. Udah ah keburu ditunggu Bu Ani ish."

Rara menggeret tangan Lia. Dan berjalan menuju ke kelas.

🦋🌖

Sesampai dikelas, Lia dan Rara melihat Zahra duduk sambil memainkan HP nya. Dikelas sudah tidak ada Bu Ani.

"Loh zah, Bu Ani mana?"

"Katanya ada rapat guru dadakan, jadinya ntar lo yang suruh ngumpulin ke meja Bu Ani,"

Lia hanya mengangguk. Dan Rara segera mengambil novel di kolong mejanya lalu segera membacanya.

"Anak-anak lain pada belum selesai?"

Zahra menggeleng.

Tak lama kemudian, beberapa kelompok mulai masuk kembali ke dalam kelas. Dan sebagian langsung menuju ke kantin, karena bel istirahat sudah berbunyi.

🦋🌖

HEIYOO SEMUAA!!

PAKABAR?! MAKASIIH YANG UDAH TERUS MANTENGIN PART-PART SELANJUTNYA DARI LIANDRA!!

MAAF SE MAAF MAAF NYA KMRIN RABU GA UPDATE. MAAF GAIS.

THANK YOU ALL!!🎉




LiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang