21•Lapangan.

113 47 11
                                    

Lia menepuk pundak Rara. Rara segera menoleh dan menaikan salah satu alisnya.

"Ra, Lo liat zahra?"

"Gak, kenapa emang?"

"Ko tumben ga ada dikelas,"

"Halah, palingan ke toilet,"

Lia menganggukan kepalanya paham. Tiba-tiba perutnya terasa sakit sekali.

Duh mampus, gue lupa sarapan, Lia memaki dirinya sendiri karena tadi lupa sarapan.

"Ra, anterin gue ke toilet yuk,"

"Mau ngapain?"

"Gue sakit perut, udah ayo dah di pucuk inii,"

Lia segera menarik lengan Rara. Dan mengajaknya berlari ke toilet yang memang lumayan jauh dari kelas.

🦋🌖

"Lo tunggu disini, awas lo ninggalin,"

"Iya iya udah sono keburu mbrojol di depan gue, lo bersihin"

Lia segera masuk ke dalam toilet. Rara hanya menunggu di depan pintu toilet.
Dia cukup bosan.

Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan ke tepi lapangan. Ya, toilet nya tidak jauh dari lapangan sebenarnya.

🦋🌖

Rara mengamati lapangan yang cukup ramai akibat siswa-siswa yang berhamburan keluar kelas untuk istirahat.

Rara menyipitkan matanya. Melihat siapa yang ada di pojok lapangan. Ya lebih tepatnya, di bawah pohon. Rara seperti tidak asing dengan orang itu.

"Ninggalin gue beneran ya lo!"

Rara cukup terkejut mendengar suara Lia. Rara pun hanya meringis melihat ekspresi Lia.

"Tadi lumayan bosen, jadinya gue pengen jalan-jalan ke lapangan bentar."

Lia hanya membalasnya dengan anggukan.

"Sini deh, lo tau anak perempuan dibawah pohon itu siapa?"

Rara memberi tau Lia anak perempuan dibawah pohon tadi.

"Kayaknya zahra ya?"

"Aiyaa pantes gue nginget-nginget siapa gitu loh,"

"Samperin kuy!"

Tangan Lia dicekal oleh Rara. Lia menatap Rara bingung.

"Tunggu deh. Tu liat ada laki-laki nyamperin zahra."

Lia dan Rara mengamati laki-laki itu dari kejauhan.

"NEVAN?!"

🦋🌖

"Zahraa!!"

Zahra menoleh ke arah sumber suara. Dia melihat ada seorang laki-laki jalan ke arah dia sambil melambaikan tangan.

"Nevan?"

Ya laki-laki itu nevan. Dia segera duduk disebelah Nevan. Zahra menggeser posisinya untuk berjaga jarak. Perilakunya pun ditangkap basah oleh Nevan.

"Oh maaf,"

"Ga apa,"

Nevan memandangi Zahra lekat-lekat. Zahra segera menoleh dan berdeham kepada nevan.

"Eh, lo kenapa kok sendirian?"

"Rara sama lia dia kelas,"

"Ooh, terus ngapain disini?"

"Ta.. tadi ma.. mau li.. liat.."

"HEH, UPIL SEMUT! LO DICARIIN ELAH MALAH ENAK BERDUAAN DISINI,"

Nevan dan Zahra langsung segera berdiri melihat kedatangan Lia dan Rara.

Lia hanya menutup wajahnya karena sangat malu akibat suara cempreng Rara yang sudah mengundang banyak mata.

"Ra, lo jangan teriak-teriak kek,"

Zahra menatap Rara tajam. Rara hanya membuang muka acuh.

Merasa suasana disekitar cukup mengerikan. Nevan berusaha mencairkan suasana.

"Hai rara! Hai lia! Apakabar?"

Kok gue jadi tanya kabar sih, aelah alig alig, Nevan mengumpati dirinya sendiri di dalam hati.

"Lo ngapain sama zahra di bawah pohon gini?"

"Aa.. gue tadi nyamperin aja sih, gatau zahra nya,"

Lia mengangguk paham. Dia menepuk-nepuk punggung rara agar rara meredakan amarahnya.

🦋🌖

"Udah ayo ke kelas, ntar ketemu lagi juga toh sama nevan,"

Lia menggandeng tangan Zahra bersiap untuk membawa temannya itu kembali ke kelas.

"Nevan, gue duluan ya?"

Nevan hanya angguk-angguk kemudian tersenyum kepada Zahra. Zahra hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

"Aelah lama, udah ayo buruan,"

Rara menarik tangan Lia. Akhirnya Lia, Rara, dan Zahra pergi berjalan meninggalkan lapangan dan kembali menuju kelas.

Nevan manis banget si,

Zahra segera menyadarkan dirinya karena tanpa sengaja sedang memuji Nevan.

Yakali si zah lo suka sama dia?

🦋🌖

Hai semua!! Gimana nih puasa nya?? Kurang H-1 menuju lebaran kan hehe :))

Jangan lupa di vote ya!! Trimakasii🙏

LiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang