Chapter 15

9 2 5
                                    

——————————

Live Fast for The Moment
(Previous Chapter: Chapter 15)

   "Kenakan itu, di sini dingin," ucap Ricky dengan mata tertutup.

——————————

   Seorang pria bersurai hitam legam itu menunduk dalam. "M-maaf, tuan... Saya gagal menangkapnya."

   Pria bersurai cokelat di depannya hanya menghela napas. "Apa pemuda itu lagi?" tanyanya yang mendapat anggukan dari lawan bicaranya.

   "Kita harus singkirkan dia."

—Live Fast for The Moment—

06:57 AM.

   Natalie mengerjapkan kedua matanya. Begitu matanya terbuka dengan sempurna, ia disambut oleh empat wajah yang menatapnya.

   "Alec, kak Ricky, Margaret, Sharon, kenapa kalian menatapku?" tanya Natalie yang bingung sekaligus risih dengan tatapan mereka.

   "YEAAYYYYY!!! Kak Natalie sudah bangun!" pekik Sharon mendadak yang membuat Natalie sedikit tersentak.

   "Syukurlah kau baik-baik saja," gumam Ricky pelan.

   Kedua alis Natalie bertaut. "Apa maksud kakak?"

   "Kakak diserang oleh seseorang, semalam. Apa kakak lupa?" jelas Alex.

   Natalie kembali mengingat kejadian semalam. Matanya membulat begitu ia mengingat semuanya. Natalie mengalihkan pandangannya pada Alec. "Alec! Apa orang itu melukaimu?!"

   "Um... Ti–"

   Belum sempat Alec meneruskan perkataannya, Natalie sudah menjerit begitu melihat lengan Alec yang dibalut perban. Natalie segera mengubah posisinya menjadi duduk lalu memerhatikan lengan Alec.

   "Apa orang itu melukai lenganmu?! Kau sudah mengobati luka itu dengan benar 'kan?! Apa rasanya masih sakit?!" tanya Natalie dengan pandangan yang masih terfokus pada luka Alec.

   Bukannya menjawab, Alec malah terkekeh mendengar pertanyaan beruntun Natalie.

   Natalie mengernyit heran. "Eh, kenapa kau tertawa?! Harusnya jawab dahulu pertanyaan kakak!"

   "Bagaimana Alec mau menjawab? Pertanyaan kakak terlalu banyak, melebihi gerbong kereta api," ucap Alec seraya tersenyum geli.

   Natalie menginjak kaki Alec dengan  keras membuat Alec meringis. Namun, sang pelaku penginjakan kaki Alec juga meringis.

   Raut wajah Alec berubah panik. "Kenapa, kak?!"

   Natalie mengelus telapak kakinya yang terbalut oleh perban. Tunggu, terbalut perban? Natalie mengernyit. Ia mengangkat kepalanya, menatap kedua manik Alec yang berwarna cokelat cerah itu. "Siapa yang mengobati luka ini?"

   Alec mengangkat jari telunjuknya sambil tersenyum manis. Natalie terdiam sejenak sebelum akhirnya memeluk erat Alec.

   "Terima kasih," gumam Natalie pada tengah-tengah pelukannya.

   "Ekhem!" Ricky berdeham keras seraya melirik sinis kakak beradik itu.

   Natalie melepaskan pelukannya lalu menatap tajam Ricky yang mengalihkan pandangannya. Natalie menggeleng pelan lalu mencoba untuk bangkit. Namun, sebelum dirinya dapat bangkit sepenuhnya, suara Ricky malah mengejutkannya, membuat tubuh Natalie kembali terjatuh ke atas sofa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Live Fast for The MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang