——————————
Live Fast for The Moment
(Previous Chapter: Chapter 4)Tiba-tiba, ada sekelebat bayangan yang melintas di belakang Natalie. Natalie sedikit tersentak, lalu menoleh pelan ke belakangnya. Tepat saat ia menoleh, hidung dan mulutnya dibekap oleh tangan seseorang.
——————————
Natalie memberontak. Ia mengayunkan kakinya ke belakang, guna menendang orang yang sedang membekapnya. Kakinya tepat mengenai orang tersebut. Orang itupun melepaskan tangannya dari mulut Natalie. Natalie berbalik, namun orang tersebut sudah tidak ada.
Siapa itu?
Natalie jatuh terduduk di lantai. Ia menetralkan napasnya yang tak beraturan. Ia sungguh tidak menyangka jika ada seseorang yang ingin menyakitinya. Natalie mengedarkan pandangannya ke seluruh koridor. Pandangannya berhenti pada sebuah ruangan. Pintu ruang tersebut terbuka. Bukan itu yang menarik perhatian Natalie, namun bayangan seseorang yang berada di depan pintulah yang menarik perhatian Natalie. Natalie pun berdiri perlahan. Ia berjalan menuju ruangan tersebut. Jantungnya memompa sangat cepat.
Natalie mengendap-endap tanpa menimbulkan bunyi sedikitpun. Saat sampai di depan pintu, betapa terkejutnya Natalie begitu melihat seseorang yang mengenakan topeng anonymous berdiri di samping pintu. Lebih buruknya lagi, orang itu membawa sebuah pisau lipat. Natalie mundur perlahan. Namun, sepatu heels-nya menimbulkan bunyi hentakan kecil.
Seseorang yang mengejar Natalie tadi segera menoleh, sehingga mereka bertatapan selama beberapa detik. Hingga orang itu tiba-tiba mengangkat pisaunya. Natalie pun segera berlari. Orang itu tetap berdiam diri sembari membidik Natalie. Setelah merasa bidikannya tepat sasaran, orang itu segera melemparkan pisaunya.
Jleb!
Pisau lipat tersebut tepat tertancap di betis kiri Natalie. Gadis itu terjatuh, namun ia segera melepaskan pisau tersebut lalu kembali berlari. Orang itu mengambil pisaunya lalu pergi menjauh.
Cih, ternyata ia lebih sulit ditangkap daripada perkiraanku.
—Live Fast for The Moment—
TOK, TOK, TOK!!!
Martin tersentak begitu pintu ruangannya diketuk—lebih tepatnya digedor oleh seseorang. Ia pun segera membuka pintu ruangannya. Martin terkejut saay melihat Natalie yang ketakutan, wajahnya sangat pucat. Tubuhnya bergetar. Martin segera mempersilahkan Natalie untuk masuk. Gadis itu duduk pada sofa panjang, berhadapan dengan Martin.
"Apa yang terjadi padamu?"
Natalie tidak merespon. Ia hanya menatap Martin, lalu beralih pada kedua tangannya yang bergetar. Martin tersenyum kecil memaklumi kondisi Natalie yang masih syok.
Setelah beberapa menit, akhirnya Natalie kembali tenang, sementara Martin masih setia menunggunya.
"Baiklah, sekarang ceritakan. Ada apa? Apa yang membuatmu ketakutan seperti ini?"
Natalie menatap Martin, tepat pada kedua matanya. Kekhawatiran terpancar jelas di kedua mata Martin.
"J-jadi begini... Tadi saya sedang berjalan menuju ruangan tuan karena dokumen ini sepertinya milik tuan," jelas Natalie dengan sedikit terbata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live Fast for The Moment
Fantasía[HIATUS] Martin Kameron Collins, sang ketua clan Vallien merencanakan untuk kembali turun ke pertempuran seperti beberapa tahun yang lalu. Para warga, serta beberapa prajurit dari clan-nya disandera oleh clan Xiaa, clan yang hendak mengambil alih...