Chapter 11

64 3 117
                                    

——————————

Live Fast for The Moment
(Previous Chapter: Chapter 10)

   Saat sedang mengobati luka yang lain, pandangan Natalie teralihkan oleh pantulan bayangan seseorang di cermin. Tidak, bukan bayangannya, namun itu bayangan orang lain.

——————————

   "Alec! Kau menakuti kakak! Kenapa kau mengikuti kakak?!" pekik Natalie kesal.

   "Alec tidak ingin orang itu tiba-tiba datang lalu membunuh kakak."

   Natalie memutar kedua bola matanya jengah. "Kau berlebihan, Alec. Tidak mungkin orang itu tiba - tiba muncul disini."

   "Bagaimana jika dia sudah bersembunyi di kamar ini? Lalu ia keluar dari persembunyiannya untuk membunuh kakak. Alec tidak akan membiarkan hal itu terjadi! Alec akan selalu menjaga kakak! "

   Beginilah Alec jika ada seseorang yang menyakiti kakaknya, Natalie. Ia akan menjadi adik cerewet yang sangat protective, terlalu khawatir jika orang yang melukai Natalie kembali.

   "Kau ini, kau mengingatkan kakak dengan kejadian beberapa tahun yang lalu."

   Alec mengangkat sebelah alisnya. "Yang mana?"

   "Sewaktu kau mengikuti kakak kemanapun kakak pergi lalu menatap tajam orang-orang yang melihat kakak. Bahkan saat itu kau menggandeng tangan kakak sangat erat hingga meninggalkan bekas."

   Alec mengangguk begitu mengingat kejadian yang diceritakan Natalie. Kejadian beberapa tahun lalu, sebelum Natalie dan Alec menjadi anggota dari clan ini. Saat itu Natalie diteror oleh seseorang. Ia dikirimi beberapa surat ancaman, hingga Alec membacanya. Alec menjadi overprotective. Ia mengikuti Natalie kemanapun sembari menggandeng tangannya erat. Alec memelototi orang-orang yang melihat ataupun melirik Natalie. Bahkan, teman Natalie pun takut melihatnya.

   Natalie keluar dari kamar mandi begitu ia selesai mengobati lukanya. Alec juga mengikuti Natalie dari belakang. Natalie memasukkan kapas, alcohol, dan plester tadi ke dalam kotak P3K, sementara Alec berada di belakangnya sembari memerhatikan keadaan kamarnya. Setelah selesai merapikan barang-barang itu, Natalie berdiri lalu berjalan menuju pintu. Namun, ia segera berhenti saat ia sudah berada tepat di depan pintu. Tubuhnya bergetar. Natalie kembali mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Alec yang menyadari itupun, menepuk pundak Natalie pelan.

   "Kalau kakak takut, kakak tidur disini saja. Biar Alec tidur di sofa."

   Natalie menoleh lalu tersenyum lembut. Ia menggeleng perlahan. "Tidak bisa. Bagaimana dengan Sharon dan Margaret? Kakak takut jika mereka terluka."

   Alec menghela napasnya lalu segera membuka pintu. Ia menggandeng tangan Natalie kemudian segera melangkah keluar kamar. Natalie tersenyum tipis melihat sikap Alec. Mereka berdua berjalan menyusuri koridor penghubung gedung utama dan gedung kedua.

—Live Fast for The Moment—

07:01 AM.

   "Kakak!"

   Natalie tersentak begitu mendengar teriakan melengking Sharon. Natalie segera duduk di pinggir kasurnya sembari mengusap kedua matanya.

   "Kak Natalie sama saja seperti Kak Margaret, susah sekali untuk dibangunkan." Sharon mengerucutkan bibirnya kesal membuat Natalie merasa gemas melihatnya.

Live Fast for The MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang