——————————
Live Fast for The Moment
(Previous Chapter: Chapter 7)Natalie menolehkan kepalanya ke samping, menatap seseorang yang membantunya.
——————————
"Kau," gumam Natalie menatap wajah pria itu.
Dia adalah seorang pria yang ditemui Natalie beberapa jam yang lalu. Ya, orang yang menatap tajam Natalie saat ia hendak memasuki ruang perawatan. Pria itu masih sibuk mengumpulkan dokumen-dokumen Natalie yang berjatuhan, sementara gadis itu masih menatapnya. Tak lama, pria itu berbalik menatap Natalie sambil menyerahkan dokumen-dokumennya.
"T-terima kasih..."
Pria itu hanya berdeham lalu kembali berjalan.
"Tunggu! Kalau boleh tahu, siapa namamu?"
Pria itu berhenti lalu menolehkan kepalanya ke samping. "Erick." Singkat, padat, dan jelas. Erick kembali berjalan meninggalkan Natalie yang masih berdiam ditempatnya. Natalie mengangguk lalu menghembuskan napas lega, kemudian kembali berjalan.
—Live Fast for The Moment—
"Kak Margaret... Bangun!" Sharon mengguncang-guncang tubuh Margaret yang masih terbaring di tempat tidur Natalie. Sudah berkali - kali ia mencoba membangunkan Margaret, mulai dari melompat-lompat di kasur, berteriak, bahkan memercikkannya air, namun berujung kegagalan. Sharon menyerah lalu duduk di lantai sembari bersandar pada kasur Natalie. Sharon sangat khawatir dengan keadaan Natalie. Ia takut jika orang yang masuk ke kamar Natalie beberapa hari yang lalu kembali lalu mengganggu Natalie. Makanya ia ingin membangunkan Margaret untuk menemaninya menyusul Natalie.
Tak lama, Sharon mendengar suara langkah kaki seseorang. Sharon berjalan mengendap-endap mendekati pintu lalu mengintip melalui lubang kunci. Ada seseorang yang mengenakan jas melewati kamar Natalie. Sharon menghela napas lega. Orang itu hanya melewati kamar Natalie. Sharon kembali duduk sembari menyenderkan punggungnya di kasur Natalie. Gadis kecil itu mengalihkan pandangannya pada jam dinding di kamar Natalie. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun Natalie tak kunjung kembali.
Kapan kakak kembali? batinnya khawatir.
Sharon menguap beberapa kali. Matanya sudah terasa sangat berat, namun ia masih bersikeras untuk menunggu Natalie. Sharon menekuk kedua lututnya lalu memeluk kedua kakinya seraya menopang dagu di atas kedua lututnya, sementara Margaret sudah tertidur dari satu jam yang lalu. Matanya mulai memberat, namun Sharon masih menahannya. Ia bahkan sampai mendorong kelopak matanya ke atas menggunakan jarinya agar matanya tetap terbuka. Setelah beberapa menit melakukan itu, akhirnya Sharon menyerah lalu menenggelamkan kepalanya pada kedua lengan yang ia lipat di atas lututnya.
—Live Fast for The Moment—
"Entah mengapa, aku merasa ada yang aneh akhir-akhir ini."
"Aneh? Apa yang aneh? Kalau dirimu itu, sudah jelas memang aneh," ucap Ricky ringan.
Martin menatap tajam Ricky. Disaat situasi tegang seperti inipun pria itu masih saja menyebalkan. Jarang sekali dirinya serius menanggapi perkataan Martin.
"Kakak," tegur Alec.
Ricky menatap Alec aneh. "Apa?" tanyanya seakan dirinya tidak memiliki salah sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live Fast for The Moment
Fantasi[HIATUS] Martin Kameron Collins, sang ketua clan Vallien merencanakan untuk kembali turun ke pertempuran seperti beberapa tahun yang lalu. Para warga, serta beberapa prajurit dari clan-nya disandera oleh clan Xiaa, clan yang hendak mengambil alih...