Chapter 9

56 4 94
                                    

——————————

Live Fast for The Moment
(Previous Chapter: Chapter 8)

   Apa yang harus kulakukan? batin Natalie kebingungan.

——————————

11:58 PM.

   Hening. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan kamar Natalie. Kedua gadis kecil tadi sudah kembali tertidur, sementara sang pemilik kamar tersebut masih duduk di sofa kamarnya sembari melamun memikirkan kotak yang masih berada di sudut ruangan tersebut. Gadis bersurai pirang itu masih syok dengan kejadian satu setengah jam yang lalu. Ia masih memikirkan siapa yang tega memotong jari seseorang lalu memasukkannya ke dalam sebuah kotak, tak lupa diberi parfum yang wanginya sangat menyengat untuk menghilangkan bau anyir dari darah kering pada jari tersebut. Parahnya lagi, kotak tersebut dikirimkan pada seseorang, pada seorang gadis yang tidak tahu bahwa ia sedang terlibat dalam masalah apa sekarang.

   Setelah berdiam diri cukup lama, Natalie kembali membawa pandangannya pada kotak tersebut. Kini posisi kotak tersebut terbalik. Natalie memicingkan matanya guna mempertajam penglihatannya. Ia melihat semacam tulisan bertinta putih yang berada pada kotak tersebut. Natalie pun bangkit lalu mendekati kotak tersebut. Tertulis beberapa abjad pada kotak tersebut.

'D.F.C.'

   Kedua alis Natalie terlihat bertautan. Ia tidak mengerti apa arti 'D.F.C'. Natalie pun mengambil kotak tersebut lalu membukanya lagi, walaupun ia tidak mau. Namun, menurutnya jari tadi pasti ada kaitannya dengan tulisan tersebut. Natalie menutup mulutnya dengan salah satu tangannya. Jari tersebut sedikit tertutupi dengan darah kering. Natalie mulai mengamati jari tersebut. Terdapat tato bergambar tengkorak dan cincin emas dengan huruf C yang terdapat di tengahnya. Natalie segera menutup kotak tersebut. Ia menoleh ke arah Margaret dan Sharon yang tertidur pulas lalu memutuskan untuk keluar dari kamarnya.

   Pada satu sisi, Natalie sangat takut dengan apa yang berada di tangannya sekarang. Ia sangat ingin membuang kotak tersebut lalu kembali tidur, namun sisi lainnya berkata bahwa ia harus memberitahu seseorang tentang kotak tersebut.

   Apa ia harus memberitahu tuan Martin? Secara Martin adalah pemimpin clan.

   T-tidak... Tugas tuan Martin pasti banyak, aku tidak mau menambah bebannya lagi...

   Natalie kembali berpikir. Apa ia harus memberitahu kakak sepupunya saja, Ricky?

   Biasanya kak Ricky sibuk melatih prajurit...

   Natalie menghela napasnya. Pikirannya kembali pada sebuah jari pada kotak itu. Natalie bergidik.

   Tunggu... Alec!

—Live Fast for The Moment—

   Disinilah Natalie sekarang, berlari melintasi koridor panjang penghubung bangunan kedua dan bangunan utama yang berada pada lantai dua puluh lima. Natalie berlari sepanjang koridor yang menuju bangunan utama. Ia ingin menemui Alec, karena Alec adalah seseorang yang sangat ia percaya dan juga keluarganya setelah Ricky. Napas Natalie menjadi tidak beraturan. Selain lelah karena berlari, ia juga sedang menahan air matanya yang sudah siap keluar kapanpun. Ia sudah tidak peduli dengan seseorang yang hampir membunuhnya beberapa hari yang lalu. Natalie hanya memikirkan tentang kotak tersebut. Semakin cepat ia sampai, maka semakin cepat pula ia menyerahkan kotak tersebut pada Alec.

Live Fast for The MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang