S A T U

449 84 68
                                    

Langit seperti ingin mengeluarkan tangisan yang ia pendam, perlahan titik-titik kecil air mulai turun membasahi bumi. angin pun menari dengan lembut nya membuat gadis yang tengah berdiri di depan sebuah toko semakin mengeratkan jaket yang di pakai nya.

Sesekali ia menengok ke kiri dan ke kanan. sudah sekitar 15 menit ia menunggu sahabat nya yang tak kunjung datang menjemput nya. ia sedikit gelisah, sejak 10 menit yang lalu Darren sudah memberi tahu nya bahwa ia akan segera datang.

Tanpa disadari, sejak tadi ada seorang perempuan yang memperhatikan nya. maksud ku memperhatikan tas nya. Keizi berniat akan menghubungi Darren sekali lagi untuk memastikan Darren baik-baik saja. ia pun hendak mengambil ponsel yang berada di dalam tas nya. namun sepasang tangan terlebih dahulu merebut tas nya hingga badan nya sedikit terhuyung ke depan.

"COPET!!!" teriak Keizi sembari berlari mengejar si pencopet.

Keberuntungan berpihak pada si pencopet saat ini. jalanan memang terlihat sunyi saat ini, hanya ada beberapa orang yang terlihat.namun mereka bersikap tidak peduli dan tampak sibuk dengan urusan masing-masing. Keizi terus mengejar si pencopet hingga sebuah sepeda motor hampir saja menabrak nya. ralat, maksud nya Keizi yang hampir menabrak si pengendara.

"Bang bang bang, tolong bantu saya ngejar pencopet!!" ucap Keizi panik sembari menormalkan nafas nya. kemudian duduk begitu saja di belakang si pengendara.

"Cepetan bang!! ntar keburu pencopet nya ilang," ucap Keizi sambil menepuk-nepuk bahu lelaki itu.

Namun lelaki itu tak kunjung menjalankan motor nya. ia terlihat seperti orang bingung. bagaimana tidak, tiba-tiba seorang gadis tidak di kenal duduk begitu saja di belakang nya dan menyuruh nya mengejar pencopet. ayolah, ini tidak lucu.

"Abang lama-lama ngeselin saya ya!! saya bilang bantu saya ngejar pencopet!! nanti saya bayar dua kali lipat!! buruan jalan?! atau ga bakal saya telfon polisi?!" ancam Keizi.itu hanya ancaman semata, bagaimana ia bisa menelfon polisi jika handphone nya saja berada di dalam tas yang di rebut pencopet.

Lelaki itu masih bingung namun ia tetap menjalankan sepeda motor nya.

"Buruan dong! lemot banget bawa motor nya. abang tau ga? di dalem tas saya banyak benda-benda penting! bisa bawa motor ga sih?! udah tadi mau nabrak saya! ga mau bantuin saya! dan sekarang bantuin saya ga ikhlas ya?!" omel Keizi.

"Bisa diem ga?" ucap suara lelaki itu dingin.

Telinga nya serasa panas mendengar Keizi terus mengomel dan parah nya malah menyalahkan nya atas kejadian tadi. bukan nya diam, Keizi malah terus mengoceh sesekali mengumpat kesal.

"Itu itu dia pencopet nya bang!! buruan bang ngebut cepetan!!" teriak Keizi sembari menunjuk ke arah perempuan yang sedang berlari sesekali menoleh ke belakang. di tangan nya terdapat sebuah tas kecil berwarna hitam yang sudah pasti milik Keizi.

Lelaki itu mengendarai sepeda motor nya lebih cepat dan menghentikan motor nya tepat di depan pencopet tersebut. si pencopet terlihat terkejut dan berusaha kabur namun Keizi terlebih dahulu menarik rambut nya.

"Balikin tas gue atau gue laporin polisi?!" ancam Keizi.

"Aduhh lep-pasin. i-iya saya balikin tapi lepas dulu tangan kamu dari tangan saya." ucap pencopet sambil meringis kesakitan.

"Ga bisa dong. balikin dulu tas gue, baru gue lepasin." ucap Keizi.

Dengan tangan gemetar, pencopet menyerahkan tas nya pada Keizi. Keizi pun segera mengambil nya dan melepaskan jambakan nya sedikit kasar. pencopet tersebut langsung berlari kocar-kacir karena takut akan di laporkan ke polisi.

Keizi Kevin [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang