T U J U H B E L A S

144 14 0
                                    

"Bentar," Kevin menarik Keizi yang ingin berjalan. Kemudian menyipitkan mata nya menatap ke arah Keizi. "Lu... kerasukan?" Tanya nya.

Keizi melototkan mata nya. "Apaan sih! Buru ke kantin! Ntar waktu nya habis!!" Ucap Keizi sedikit mengeluarkan emosi nya untuk mengurangi rasa malu nya.

"Gausah ngegas dong," Ucap Kevin sambil tertawa.

"Yaudah ayo!!" Ucap Keizi berjalan mendahului Kevin.

________________________________________

Ucapan Kevin tempo itu ternyata memang tidak main-main. Selama beberapa minggu terakhir ini ia berlatih bernyanyi dengan guru nya, hingga hasil kerja keras nya itu membuahkan hasil yang memuaskan.

Setelah pulang dari latihan nya, ia merebahkan diri di kasur nya. Menatap langit-langit kamar, seraya memikirkan sesuatu.

Sejak awal ia bertemu Keizi, ia merasakan ada sesuatu yang aneh. Entah perasaan apa yang menjalar di hati nya. Ia begitu menyukai segala hal yang ada pada diri gadis itu. Ia juga tidak tahu mengapa ia menyukai nya. Sudah sekitar dua tahun lebih ia menutup hati nya rapat-rapat, setelah terakhir ia berpacaran dengan Kirana. Gadis yang di pacari nya selama setahun dan meninggalkan nya begitu saja karena ia tahu soal penyakit nya.

Kevin menghembuskan nafas pelan, akankan Keizi juga akan meninggalkan nya setelah tahu soal penyakit nya?

"Gua bakal coba, gua janji pada diri gua sendiri... Keizi cewe terakhir yang gua pilih. Kalo dia nolak gua, itu arti nya, gua ga bakal buka hati lagi," tutur Kevin lirih. Ya, dia menyukai Keizi setelah sebulan perkenalan mereka. Sebelum nya ia merasa tidak yakin, apakah ini perasaan cinta atau tidak. Ia bingung kenapa ia bisa jatuh cinta secepat ini.

Kevin bangkit dari tidur nya, menatap walpaper hanphone nya yang terdapat foto nya dengan Keizi. Ia tersenyum tipis, kemudian  bergumam. "I love you,"

Kemudian ia menelfon Darren, entah apa yang mereka bicarakan.

"Tenang bro, gua bakal bantu lu," Ucap Darren di akhir telepon.

🐛🐛🐛

"Kevin, hari ini hari Selasa kan?" Ucap Keizi memastikan bahwa mereka tidak salah seragam. Pasal nya cuma mereka berdua yang berseragam putih abu-abu, sedangkan siswa-siswi yang lain memakai seragam olahraga.

"Iya bener ko, heran ya liat orang-orang pake pakaian olahraga?" Tanya Kevin sambil tertawa renyah.

"Ya jelas, kalo satu dua orang pikun sih ga masalah, tapi ini semua pake seragam olahraga, kita berdua doang yang pake seragam--"

"Bodoamatin aja," potong Kevin sambil melirik jam tangan nya.

"Atau hari ini lagi ada acara sekolah?" Tanya Keizi.

"Iya, ada,"

"Tapi ko gue ga tau,"

"Ntar juga bakal tau," ucap Kevin tersenyum tipis. "Mending taro dulu tas lu," tukas Kevin saat sampai di depan kelas Keizi.

Keizi mengangguk pelan namun perasaan ragu masih mengganjal di hati nya. Ada apa ini sebenar nya.

"Zi, gua titip tas gua," ucap Kevin sambil menyodorkan tas nya pada Keizi.

Tepat setelah Keizi meletakkan tas nya, Suara Pak Fauzan terdengar nyaring.

"ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH, KEPADA SELURUH SISWA-SISWI, DI HARAPKAN AGAR SECEPAT NYA BERKUMPUL DI LAPANGAN,"

Keizi Kevin [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang