D U A P U L U H

155 13 0
                                    

"Masih sakit ga?" Tanya Renita berbicara pada Aska yang nampak acuh.

"Berantem mulu, jangan sakit dong. Kan aku sepi ga ada kamu," ucap Renita lagi.

Dalam hati Aska menertawakan nya. Apa kata nya? Sepi? Yang benar saja, satu sekolah pun tahu jika Renita adalah siswi berperawakan bak jalang. Jika Aska tidak masuk sekolah, Renita sering bersama laki-laki lain. Walau seringkali ia bilang bahwa ia adalah pacar Aska, namun tetap saja ia mau meladeni para laki-laki.

Tapi buat apa dipedulikan? Toh ia mau berpacaran dengan Renita hanya demi mendapatkan uang seratus juta dari teman-teman nya.

"Jangan cuek-cuek dong," Kali ini Renita bersandar di bahu Aska.

"Ngaca!" Seru Aska sambil mendorong kasar kepala Renita dari bahu nya.

Renita menatap tajam ke arah Aska seperti menahan emosi.

"Pasti gara-gara kamu masih suka sama Keizi kan? Mending lupain aja deh Keizi, karna Kak Kevin udah nembak dia duluan," seru Renita sambil memalingkan wajah nya dari Aska.

Seketika Aska sontak membulatkan mata nya dan menatap Renita sambil membenarkan posisi duduk nya.

"Yang bener lu?!" seru Aska sambil menarik rambut Renita dan mengarahkan wajah Renita agar menghadap nya.

"Jangan kasar-kasar dong!"

"Lu serius Kevin nembak Keizi?!"

"Iya aku serius, maka nya udah... kamu mundur gausah deketin Keizi lagi, gausah ngemis cinta,"

"Ceritain ke gua!"

Renita tersenyum misterius. Kemudian menunjuk pipi nya sendiri yang membuat Aska paham dan memutar bola mata nya malas.

"Tapi lu serius Kevin nembak Keizi?"

"Iyalah, sekalipun sifat aku gini, aku ga pernah boong. Inget itu. Buru cium," ucap Renita tidak sabar.

Aska menghela nafas sambil berdecak kesal. Jika saja bukan berkaitan dengan Keizi, ia tidak akan mau melakukan ini. Aska mencium pipi Renita cepat.

"Sebelah lagi," ucap Renita sambil menunjuk pipi kiri nya.

Aska kembali mencium pipi kiri Renita kemudian mengusap bibir nya sendiri.

"Satu lagi deh," kali ini Renita menunjuk bibir nya sendiri.

"Bacot!"

"Ohh yaudah kalo ga mau cium, aku ga bakal ngasih tau."

Aska menghembuskan nafas kasar. Ingin sekali ia mengubur gadis dihadapan nya ini hidup-hidup.

Aska mencium pelan bibir Renita namun Renita menahan kepala Aska dan melumat bibir nya. Buru-buru Aska mendorong tubuh Renita hingga sedikit terpental ke belakang.

"Najis!" Umpat Aska.

Bukan nya marah, Renita hanya cekikikan tidak jelas. Kemudian menceritakan semua nya bagaimana saat Kevin menyatakan cinta nya pada Keizi. Namun ia tidak menceritakan bahwa Kevin mengidap penyakit kanker hati. Karena menurut nya, itu sama saja akan mempermudah Aska untuk menghancurkan hubungan mereka.

"Udah jelas kan? Jadi jangan deketin Keizi, jangan jadi perusak hubungan orang," ucap Renita tidak sadar diri sambil memeluk lengan kekar Aska.

"Bangsat!" umpat Aska sambil sesekali menjauhkan Renita dari lengan nya.

😖😖😖

Sabtu sore ini Keizi memutuskan untuk pergi ke rumah Darren. Ia bertengkar dengan bunda nya. Memang seringkali jika ia bertengkar dengan bunda, ia akan pergi ke rumah Darren dan menginap hingga rasa kesal nya hilang.

Perlahan Keizi mulai mengetuk pintu rumah Darren yang kini berada dihadapan nya.

"Assalamu'alaikum," Keizi berusaha menahan air mata nya. Sejak diperjalanan tadi ia memang berusaha menahan air mata nya yang memang terkadang jatuh tanpa ia sadari.

"Wa'alaikum salam warohmatullahi ta'ala wabarokatuh," gaya Darren menjawab salam terdengar seperti Ustadz.

Setelah Darren membukakan pintu, Keizi langsung menghambur ke dalam pelukan nya.

"Lu kenapa ji?!" Tanya Darren heran tetapi ia tetap membalas pelukan Keizi.

"Putus sama Kevin lu?! Anjay baru dua minggu udah putus aje," tebak Darren.

"Berantem sama bunda," ucap Keizi sambil menatap Darren dan mengusap air mata nya.

"Cup cup cup, penyihir nangis," ucap Darren kembali memeluk Keizi. Kemudian Darren menggendong nya seperti Koala yang menggantung masuk ke dalam rumah nya.

"Loh? Keizi kenapa?" Tanya Nayla ibunda Darren.

"Berantem sama bunda," balas Darren sambil duduk di sofa sementara Keizi tetap setia pada posisi nya. Memeluk Darren sambil  menelusupkan wajah nya ke leher Darren.

"Yaudah tenangin diri dulu, kasih air minum dulu atuh," ucap Nayla yang sudah paham dengan Keizi.

"Mama mau ke supermarket dulu Ren," ucap Nayla membenarkan posisi tas nya.

"Yaudah Ma, hati-hati di jalan. Awas jangan sampe kesungkur," ucap Darren dengan wajah santuy nya. Sedangkan Nayla hanya menggeleng-gelengkan kepala nya dengan kelakuan anak semata wayang nya ini.

"Ji, minum dulu ah. Sono ke dapur ambil minum sendiri."

Namun tidak ada sahutan dari Keizi. "Iji! Woy!" Seru Darren sedikit mengguncangkan tubuh Keizi.

Perlahan di angkat nya kepala Keizi, terlihat Keizi yang sedang memejamkan mata nya. Darren membulatkan mata nya panik. Di pegang nya dahi Keizi, namun suhu nya normal saja. Kemudian ia meletakkan jari telunjuk nya di bawah hidung Keizi, untuk memastikan Keizi masih hidup.

"Masih nafas," gumam Darren lirih. Kemudian ia menjentikkan jari nya ke udara. "Yee nakutin gua aja lu, gua kira udah E-O, ternyata tidur," ucap nya seorang diri sambil kembali meletakkan kepala Keizi di bahu nya secara perlahan.

Kemudian Darren berdiri dan berjalan menuju kamar di sebelah kamar nya, kamar yang biasa nya di tempati Keizi ketika sedang menginap dirumah nya.

"Udah gede, masih aja cengeng. Ga pernah berubah daridulu," ucap Darren sambil merebahkan Keizi di kasur yang bermotifkan luar angkasa.

Darren duduk di sebelah Keizi, sambil menatap Keizi yang tengah tertidur. Ia tersenyum miris sambil mengusap air mata yang masih membekas di pipi Keizi.

"Udah punya cowo ya sekarang, jadi  jarang dong main sama gua," ucap nya seorang diri.

"Tapi gapapa, yang penting lu masih inget gua. Lu masih inget rumah lu kalo lu lagi sedih. Lu bahagia sama Kevin ji, tapi sedih nya ke gua aja. Jangan pernah tunjukkin sama Kevin kalo lu lagi sedih. Ada gua yang mau jadi alasan buat ngehapus air mata lu. Have a nice dream Iji," ucap Darren sembari mencium dahi Keizi. Kemudian tersenyum tipis sebelum ia pergi keluar kamar meninggalkan Keizi.

Setelah Darren keluar dari kamar, Perlahan Keizi membuka mata nya. Sebenarnya ia tidak tidur, ia hanya kelelahan dan memilih memejamkan mata nya. Ia menatap lurus ke depan menatap foto diri nya dan Darren tergantung di dinding.

Ia mendengar semua penuturan Darren.






Maaf yaa, update nya lama. Soal nya lagi Daring:(

Gimana nih menurut kalian sama part ini:)

Vomen ya❤

See you

Keizi Kevin [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang