Kelima anak rantauan itu harus rela meninggalkan kostan lama mereka dan harus mencari kostan yang baru. Entahlah, mereka pun tidak tahu apa alasan kostan lama mereka harus digusur. Padahal mereka sudah begitu nyaman tinggal di sana selama ini.
Sulit untuk mencari kostan yang mereka inginkan. Tentunya yang harganya terjangkau, tempat yang tentram, dan tidak jauh dari keramaian.
Seharian mereka terus mencari sampai tak terasa malam pun telah tiba. Mereka beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa lelah dan pegal di kaki mereka saat ini.
Mereka tidak berjalan kaki atau pun menaiki kendaraan umum, mereka menggunakan sepeda motornya masing-masing.
"Lanjut lagi gak, Bro? Keburu malam nih."
"Ini juga udah malam kali." Beomgyu menimpal ucapan Yeonjun dengan sedikit kesal. Anak itu menjadi sedikit emosian hari ini, mungkin karena efek lelah juga karena telah mencari-cari kostan baru seharian.
"Justru itu, ayo lanjut!"
Mereka setuju-setuju saja ketika Yeonjun mengajak mereka untuk kembali melanjutkan perjalanan, karena memang tidak ada pilihan lain bagi mereka saat ini. Mereka hanya berharap akan segera menemukan tempat yang pas untuk mereka tempati.
Ketika mereka sedang fokus mengendarai motor mereka dan tentunya fokus mencari kostan juga, tiba-tiba Soobin yang berada di depan sana mengangkat tangan kirinya menginstruksikan mereka untuk berhenti.
"Kenapa, Bin?" Tanya Taehyun.
"Kek nya ada kostan di belakang bangunan itu," balasnya.
"Dari mana lu tau?" Tanya Yeonjun.
"Itu ada tulisannya bego, noh." Soobin menunjuk pada sebuah pohon tua besar yang mana terdapat sebuah papan kayu yang bertuliskan; 'Di Belakang Ada Kostan' tergantung di salah satu dahannya.
"Lah iya, mo nyoba ke sana, gak?" Tanya Beomgyu kemudian. Kini wajahnya terlihat kembali sedikit berseri seakan-akan ia telah menemukan harta karun yang dicarinya.
"Ayo dah nyoba dulu, siapa tau pas ama kita," ajak Yeonjun yang lagi-lagi disetujui oleh teman-temannya itu.
"Adek-adek mau ngekost?" Tanya seorang pria yang tiba-tiba saja muncul di belakang mereka setelah mereka sampai di depan pintu gerbang kostan tersebut.
"Eh iya, Bapak pemilik kost nya?" Yeonjun mulai bertanya mewakili yang lainnya.
"Iya, saya pemiliknya." Setelah mendengar itu merekapun mulai bernapas lega. Rasanya nasib mereka mulai sedikit membaik setelah sang pemilik kost menghampiri mereka lebih dulu.
"Oke, jadi gini, Pak. Kebetulan kami berlima emang lagi nyari kostan. Jadi kira-kira di kostan bapak masih ada kamar yang kosong, gak?" Tanya Yeonjun lagi untuk memastikan masih tersedia atau tidaknya tempat yang bisa mereka tempati di sini.
"Oh, masih banyak yang kosong kok, Dek. Semuanya ada 22 pintu dan kebetulan yang terisi baru ada 6 pintu aja."
Mereka cukup terkejut mendengarnya. Bagaimana bisa kostan sebanyak itu hanya baru terisi 6 pintu saja? Rasanya mereka mulai takut, mereka takut jika kostan tersebut sepi karena harga sewanya yang kemahalan.
"Oh gitu? Ternyata masih banyak juga ya yang masih kosongnya. Boleh kami lihat-lihat dulu, Pak?"
"Oh boleh, Dek. Mari saya antar."
Soobin yang memang sedari tadi berdiri di samping Yeonjun pun sedikit menyenggol lengannya sebelum ia berbisik, "Lo main liat-liat aja, gimana kalo harga sewanya mahal? Inget, Bro! Kita miskin, lo gak lupa kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispers In The Dark • TXT
HorrorBisikan menyeramkan itu akan selalu terdengar berulang-ulang ketika malam telah tiba. Siapa sebenarnya mereka? Kenapa mereka menyuruh kita untuk pergi dan tetap tinggal ? Started: 2020.05.03 Finished: 2020.06.26 [!] End ©ReindriHanaya, 2020