○ 14 ●

59.9K 2.1K 17
                                    

"Berharaplah kenangan ini yang mengingat bahwa kita pernah bersama."

---

A month later...

"Wihhh asem lu, math dapat 100, BI dapat 98, inggris dapat 95, biologi dapat 98. Anjing lu kok pinter?" Ucap Harmony dengan kesal sambil membacakan nilai yang Zeline dapat.

Zeline kemudian tertawa, "Ya emang gue pinter, lu nya aja yang oon."

Harmony menjitak kepala Zeline sebagai balasan tapi, itu tak menghentikan tertawaannya.

"Lu pasti dapet jelek ya, ihhh kelihatan banget," ejek Zeline pada Harmony.

"Dihh sombong banget sih lu, mentang - mentang paling tinggi seangkatan," ucap Gea kali ini yang memang nilainya pas - pasan maklum ia bercita - cita sebagai beauty vlogger yang berarti nilainya gak penting.

"Ayo jj, ngerayain bersama," ajak Katy sambil bersiap - siap.

"Sori guys, gue gak bisa, gue ada acara. Gue tutup dulu!" Ucap Zeline mematikan vidcall mereka ya secara mereka sudah libur sekarang hanya nunggu graduation.

Zeline kemudian baru tersadar bahwa graduationnya tinggal 2 minggu dari sekarang, oh damn! Waktu berjalan sangat cepat.

Ia bersiap - siap menggunakan baju perginya celana jeans dan kaos seperti biasa. Ia kemudian menaiki grab ya secara dia males nyetir mobil ke kantor Darrel.

Tak perlu bertanya pada resepsionis, ia langsung menaiki lift ke ruangan Darrel. Jelas saja seluruh kantor tau siapa Zeline, salah satu orang diizinkan langsung bertemu dengan CEO tampan yang satu itu.

Zeline langsung mmebuka ruangan Darrel dan Darrel sudah melihatnya dari meja kantornya itu.

"Kamu bikin kaget aja tiba - tiba datang kesini," ucap Darrel.

Zeline lalu menaruk tasnya di atas sofa dan duduk dipangkuan Darrel yang zudah lama ia rindukan.

"Habisnya aku kangen," ucap Zeline manja sambil memeluk Darrel. Ia menggesekan kepalanya di dada Darrel seperti kucing yang hendak diperhatikan.

Darrel membalas pelukan Zeline dengan erat, ia juga rindu sama wanita tercintanya yang satu ini.

"Aku suka ketika aku manja seperti ini," ucap Darrel mengelus punggung Zeline.

"Hmm..."

"Darrel, ayo ke apartemenku," ajak Zeline yang melepaskan pelukannya dan menatap Darrel. Tangannya sudah mengelus brewok tipis di sekitar dagu Darrel.

"Kamu kesini cuma untuk mengajakku ke apartemenmu? Kenapa gak telpon aja."

"Habisnya, aku kangen," ucap Zeline mengecup bibir Darrel sekilas lalu tersenyum hingga kedua matanya hanya membentuk garis.

"Darrel, plis!" Mohon Zeline membuat Darrel menghela nafas.

"Baiklah."

.
.
.

Belum lama Zeline meninggalkan tempat tinggalnya, ia sudah kembali kesini dan mengganti bajunya dengan tanktop dan hotpants. Khusus Darrel, ia akan memakai baju yang terbuka itu.

"Ini aku bawakan kopi buat kamu," ucap Zeline sambil membawa nampan yang diatasnya ada segelas kopi.

Tapi, bukan Zeline namanya kalau gak ada musibah. Ia tersenggol kakinya sendiri ketika jalan sehingga kopi itu tumpah ke kemeja Darrel bahkan ke sofa dan lantai. Gelas kaca yang sudah pecah berhamburan di lantai.

"Darrel, maafin aku," ucap Zeline sambil mengumpulkan beberap serpihan kaca.

"Kamu ke toilet dulu aja, nanti aku kasih kamu ganti baju. Aku masih ada hoodiemu waktu itu," ucap Zeline tanpa mengalihkan pangangannya dari lantai.

"Kamu gak papa?" Ucap Darrel yang membantu Zeline. Lagipula dia gak peduli kemeja nya kotor atau apa, dia punya ratusan kemeja di rumahnya.

"Kok kamu malah bantu bersihin, kamar mandi Sekarang!"

Karena Zeline memaksa akhirnya Darrel ke kamar mandi untuk melepas kemejanya padahal ia bisa melepas kemeja itu di depan Zeline dan bertelanjang dada. Hehehe!

Zeline yang sudah membersihkan pecahan kaca itu, mengambil hoodie dari lemarinya dan membuka pintu kamar mandi dengan cepat yang awalnya ia pikir terkunci.

Tapi, itu hanya pikirannya. Pintu yang dibuka dengan keras itu malah menimbulkan suara bantingan yang keras menyebabkan Darrel yang di dalam menatap Zeline bingung.

Sementara itu Zeline hanya berdiri mematung, wow dia sudah melihat Darrel topless berapa kali. Bukannya menutup mata ataupun kabur, ia justru menikmati waktu ini karena ia takut waktu ini gak akan bisa keulang.

Ia masuk ke dalam dan menggantungkan hoodie itu di gantungan belakang pintu. Ia lalu memeluk Darrel yang sedang shirtless itu, menghirup bau kekhasan pria darinya.

"Beberapa hari ini kamu manja banget, is something wrong happened?" Tanya Darrel menatap mata Zeline dengan intens.

"Nothing, everything is fine."

Darrel terus menatap Zeline mencari jawaban tapi, Zeline terus mengelak mencari alasan. Darrel menghela nafasnya lelah lalu dalam sedetik Darrel mencium bibir Zeline dengan ganas dan cepat.

Hingga tanpa sadar Darrel membawa Zeline masuk ke dalam kotak shower tanpa menghentikan ciumannya bahkan mereka tiba di bawah pancuran shower.

Darrel melepas ciumannya memberikan Zeline waktu bernafas.

"Biarkan aku melakukan hal ini," ucap Darrel melanjutkan ciuman panasnya.

Darrel lalu menarik tuas shower dan pancuran itu menyala, menyitami mereka berdua dengan rintikan air. Ciuman yang semakin panas itu terlihat menggoda dengan air mengkilap sebagai tambahan.

Bahkan tangan Zeline sudah mengelus pertr Darrel yang berotot itu, terasa dingin sekaligus panas secara bersamaan. Apalagi kelicinan yang dibentuk oleh air menambah sensasinya itu.

Darrel kemudian melepas ciumannya dan Zeline langsung memeluknya sangat eras dan Darrel tau, Zeline tengah menangis disini, merasakan air mata hangat di lengannya.

Darrel mematikan pancuran shower itu, lalu melepas pelukan Zeline dan melihat Zeline sambil memegang kedua lengan Zeline.

"Bukannya aku sudah bilang aku tak suka kamu menangis," ucap Darrel dengan raut khawatir mengecup air mata itu.

Zeline terus menangis, air matanya keluar secara sendiri. Dia benar - benar diujung kestressan nya, dia hanya punya waktu dua minggu menikmati kesenangannya dengan Darrel dan selanjutnya itu terserah pada pilihan Darrel.

"Berjanjilah Darrel, jangan pernah tinggalkan aku," ucap Zeline dengan parau.

"Ada apa Zeline? Kau sudah mengucapkan hal ini dua kali."

"Hanya plis, ucapkan saja janji tersebut."

"Tanpa kau minta, aku akan selalu ada disisimu. Aku selalu ada buat kamu, disaat kamu butuh senderan, aku akan ada disitu. Ketika kamu butuh aku, aku selalu ada untukmu," ucap Darrel mencium Zeline dengan lembut kali ini.

Darrel juga menyentuh dagu Zeline dan menaikkannya memperdalam ciuman mereka dengan hangat dan romantis. Kedua tangan Zeline sudah memeluk leher Darrel menikmati semua perlakuan itu.

Ketika ciuman itu terlepas, nafas keduanya terhengah - hengah sambil menatap satu sama lain mengetahui betapa besar cinta mereka antara satu sama lain.

"Aku tak akan meminta maaf untuk hari ini," ucap Darrel sambil mengusap sisa air mata di pipi Zeline.

"Aku juga gak akan menerima maafnya kok," kata Zeline yang sudah tersenyum sekarang.

Darrel menggenggam kedua tangan Zeline dan menatap mata Zeline. Ia kemudian mengecup kedua telapak tangan Zeline.

"Percayalah padaku, aku gak akan pernah meninggalkanmu karena aku selalu mencintaimu."

Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang