"Takdir yang mempersatukan kita, tapi kitalah yang memutuskan menerima takdir itu atau tidak."
---
Zeline menatap malas makanan yang sudah terhidangkan di depannya, biasanya ia akan terlihat lahap apalagi ia belum sarapan. Ia baru sadar ia baru bangun jam 10 tadi.
"Ada apa? Tak biasanya kamu diam seperti ini? Perasaan tadi kamu baik - baik saja," ucap Darrel yang tengah memperhatikan kediaman Zeline.
Zeline tersenyun gelagapan, "Gak papa kok, biasanya kalau pagi aku selalu seperti ini."
Dan tentu saja alasan itu adalah kebohongan. Mengingat Darrel yang sudah mengetahui buku dan seragam SMA itu membuat perasaannya bersalah. Ia pengecut dan ia tau itu.
Zeline kemudian memakan makanannya, ia tidak mau dicurigai Darrel jauh lebih dari ini. Untung saja ia bisa beralasan saat itu.
"Oh! Kamu kuliah dimana?" Tanya Darrel membuat Zeline menelan makanan itu dengan susah. Ini pertanyaan yang susah sekali baginya.
"Hmmm.. Univ Japara, kau tau?" Ucap Zeline. Dia mengingat kampus itu dekat dengan SMA nya, jadi itu adalah pilihan tepat untuk berbohong.
"Oo, aku tau tempat itu."
Zeline makan dengan tak selera, perasaan bersalah itu kian memuncak dengan banyaknya kebohongan yang sudah ia ucapkan, apalagi ditambah Katy kemarin yang sudah menasehatinya.
Zeline kemudian meletakkan sendok dan garpu nya diatas piring lalu menatap Darrel sambil menguatkan hatinya menerima segala reaksi yang terjadi.
"Darrel, aku ingin ngomong sesuatu," ucap Zeline serius membuat Darrel menghentikan makannya.
"Janji padaku kamu tidak akan marah," ucap Zeline sambil menghirup nafas dalam.
"Sejujurnya aku ..."
"Loh? Darrel?"
Belum sempat Zeline mengucapkan kalimatnya, seorang wanita yang terlihat lebih tua dari Darrel datang menepuk bahu Darrel pelan.
Zeline melihat wanita itu dengan pandangan bingung, beberapa lipatan keriput memang nampak tapi, itu tidak menutupi kecantikan alami wanita itu.
Tapi, bukan itu yang membuatnya kaget, tapi ucapan yang ia dengar dari Darrel.
"Mom?" Tanya Darrel menatap wanita itu yang ternyata ibunya Darrel.
Zeline hanya terdiam, ia seperti tersambar petir. Di momen yang pas ketika ia ngomong sejujurnya, ia harus bertemu dengan calon mertuanya kalau itu jadi.
"Ooo, jadi ini kesibukan kamu mangkanya gak bisa nganter mami ya."
Wanita itu melihat pada Zeline dan tersenyum manis, Zeline kemudian berdiri sebagai tindakan sopannya.
"Halo, tante! Saya Zeline," ucap Zeline memperkenalkan diri, tak lupa dengan senyum yang terpajang di wajahnya.
"Ahhh! Kamu pasti pacarnya Darrel kan? Panggil mami saja, toh kamu bakal jadi menantu mami," ucap Ibu Darrel to the point.
"Menantu ya? Hal itu akan terjadi kalau dia menerima kejujuranku nanti," pikir Zeline.
"Kamu tau tidak, anak mami ini bela - belain bangun pagi - pagi buat bersiap ketemu kamu. Mami baru pertama kali loh liat dia seperti itu, terima kasih ya sudah hadir di kehidupan anak mami."
Zeline semakin bersalah, ia merasa sudah membohongi ibunya Darrel dan ia mendapatkan beban yang sangat berat.
"Mami, mami mau ikut join kita? ya walaupun Darrel harap jangan," ucap Darrel dengan kalimat terakhir yang ia bisikan lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy
Romance(Selesai) WARNING!!! (17+)‼ MENGANDUNG KATA VULGAR DAN KASAR‼ ADA SEDIKIT ADEGAN ++‼ Hanya kisah seorang gadis yang berumur 17 tahun bertemu seorang pria berumur 30 tahun yang mendebarkan hatinya. Apakah kisah cinta mereka akan berhasil dengan perbe...