○ 8 ●

104K 2.8K 41
                                    

"Kesenangan itulah yang menjadikan arti sebuah cinta."

---

"Kau sudah siap rupanya," ucap Darrel yang sedang asik santai meminum kopi buatan Zeline dan duduk di atas sofa apartemen Zeline.

Zeline yang sudah menggunakan pakaian rapinya duduk di sebelah Darrel memandangi keindahan lekuk wajah Darrel.

"Kamu sudah bilang kemarin untuk pergi bersama, jadi aku sudah bersiap - siap, bukan kayak kemarin yang tiba - tiba datang," jawab Zeline sambil mengambil cemilan di atas meja.

Darrel melingkarkan tangannya di atas bahu Zeline lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Zeline, "Kau masih harus bertanggung jawab untuk kemarin, apalagi apartemen ini hanya kita berdua sekarang."

Bisikan Darrel yang sangat sensual itu membuat Zeline merinding, kelihatannya ia seperti membangunkan singa kelaparan. Bulu kuduknya berdiri tak kala Darrel menggigit daun telinganya, ia merasa basah di telinganya.

"Aku lagi pakek baju pergi sekarang, jangan macam - macam," peringat Zeline sebelum ia keblabasan menikmatinya. Ohhh! Maksudnya sebelum Darrel keblabasan, mungkin.

"Seharusnya kamu masih pakai piyama yang kemarin, lebih mudah untukku membukanya," ucap Darrel menggoda Zeline membuat Zeline menepuk lengan Darrel pelan.

"Kamu mau ngajak aku kemana?" Tanya Zeline yang memang sudah penasaran.

"Ke kantor utama ku, aku ingin melihatkan kepada semua bahwa kamu masa depanku," ucap Darrel menatap Zeline membuat Zeline terpana.

"Apa aku sekarang bisa menciummu?" Tanya Darrel dengan smirknya membuat Zeline menepuk lengannya lagi.

"Kau jauh lebih nakal denganku."

"Itulah hasrat seorang pria dewasa sepertiku, ayo pergi sekarang!"

.
.
.

"Wahhh! Aku tak percaya bisa mengencani pria yang disenggani sepertimu," ucap Zeline tersenyun bangga.

Jelas saja, sejak mereka berdua masuk kantor, pegawai, cleaning service, satpam langsung menunduk hormat dan mengucapkan salam. Padahal Darrel hanya melangkah tanpa ekspresi tidak membalas ucapan salam mereka.

"Jelas saja sayang, aku owner sekaligus CEO, jika mereka berbuat kesalahan, aku dengan mudah memecat mereka," ucap Darrel santai sambil bekerja lewat laptopnya.

Sekarang Zeline berada dalam ruangan Darrel yang sungguh megah. Ada satu meja lebar yang digunakan oleh Darrel saat bekerja dan terlihat beberapa sofa serta tanaman hias sebagai pajangan.

"Kau mengajakku kesini untuk melihatmu bekerja terus ya?" Tanya Zeline kesal. Ia sudah 30 menit disini, dengan sajian teh dan beberapa biskuit tanpa berbuat apa - apa. Rasanya pantat nya sudah tepos sekarang.

"Maaf sayang, aku tidak tau pekerjaan ku tiba - tiba menumpuk," ucap Darrel yang masih berkutik dengan laptopnya.

Zeline akui pria itu terlihat lebih gagah jika bekerja seperti ini, dengan raut wajah yang serius dan terkadang mengelus dagu ketika ada sesuatu. Wahhh jenggot tipis di dagunya itu membuat Zeline merasa basah.

Zine yang memang menggunakan kemeja lengan pendek itu langsung berpikiran gila, ia membuka seluruh kancing kemejanya menampakkan tanktop hitam. Dan sangat berpadu dengan celana kain pendek yang ia pakai sekarang.

Zeline kemudian melangkah mendekati Darrel dan memeluk Darrel dari belakang.

"Apa pekerjaanmu ini lebih menarik daripada aku?" Tanya Zeline dengan suara manja. Ia juga sengaja mendesah kecil di telinga Darrel untuk menggodanya.

Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang