Akhirnya Kontrak

505 31 7
                                    

Setelah kejadian kemarin, hari ini Kanya berniat untuk tidak berbicara dengan Raja. Enak saja, Raja pikir dia siapa bisa memperlakukan Kanya seenak jidatnya. Padahal kemarin adalah kesempatan emas buat Kanya bisa pergi bersama Abi, apalagi semenjak Raja memutuskan untuk menangani cafenya secara langsung Abi jadi semakin jarang ke cafe. Karena itu Kanya kesal dengan Raja pengen Rasanya nenggelamin Raja ke dasar laut, tapi sepertinya itu nggak bakalan mempan. Dipikiran Kanya sudah banyak rencana-rencana kejam untuk memusnahkan Raja tapi sayang semunya hanya rencana.

"Hufff" Kanya mengehembuskan nafasnya kasar.

"Kenapa lo Nya, mulai tadi gue liatin lo diem aja, nggk kayak biasanya, lo lagi ada masalah ya" tanya Jordan yang heran melihat Kanya yang hanya diam saja, sedari tadi kerjaannya hanya ngelapin piring sambil mengehembuskan nafas saja.

Kanya yang ditanya hanya mengelengkan kepalanya saja dengan lemas dan kembali mengelap piring.
Jordan yang melihat itu hanya mengedikkan bahunya dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Pikirnya mungkin Kanya lagi kerasukan setan pendiem jadinya yah gitu, makanya Jordan nggak mau ganggu takutnya setan yang di dalem ngamuk kan bisa bahaya.

Drtt... ponsel Kanya bergetar.

Raja mengirim pesan lagi pada Kanya tapi Kanya abai, bahkan Kanya tidak berniat untuk membukanya. Di layar ponselnya juga tertera 110 panggilan tak terjawab, dan ada 250 pesan, siapa lagi yang menghubunginya kalau bukan Raja. Semalam setelah Raja mengantarkan Kanya pulang, bolak-balik Raja menghubungi dan mengirimi Kanya pesan. Tapi berhubung Kanya lagi bad mood akhirnya Kanya hanya mengabaikan panggilan dan pesan-pesan Raja hingga saat ini. Kanya tidak peduli, bodoh amat kalau Raja bakal ngomel-ngomel. Paling Kanya masukin telinga kanan terus keluarin lewat telinga kiri, simple.

"My bebeb Kanya , lo di panggil bos sekarang" teriak Gita saat memasuki dapur.

Yang ditanya malah diem aja, kaya patung yang nggak pernah diajak ngomong.

"Napa nih anak" tanya Gita pada Jordan.

"Tau, kesambet kali" jawab Jordan sambil mengedikkan bahunya.

Gita yang melihat Kanya merasa heran, dia mecoba melambaikan tangannya di depan Kanya. Tapi tetap saja Kanya masih diam, tubuhnya disini tapi pikirannya masih menjelajah entah kemana.

"Kanya gempa, Kanya gempa, gempa"
Gita mengguncang tubuh Kanya, sontak Kanya tersadar dari lamunannya dan segera lari terbirit-birit keluar dari dapur.

Gita dan Jordan yang melihat itu langsung tertawa terbahak-bahak. Baru kali ini mereka melihat Kanya yang panik seperti itu, padahal nggak ada apa-apa. Gita berhasil ngerjain Kanya.

"Hahahaa...si oneng gampang banget dikerjain" ucap Gita di sela-sela tawanya.

"Lu tega banget Git, pasti Kanya di luar lagi bingung". Jordan tidak bisa membayangkan wajah Kanya saat ini.

"Biarin, suru siapa tuh anak ngelamun, ini masih jam kerja bukan jam ngelamun". Gita masih tertawa.

"Sialan lo git" tiba-tiba Kanya masuk ke dapur dengan wajah kesal plus malu. Pasalnya dia berlari sambil teriak gempa, dan saat Kanya sudah di luar cafe, dia baru sadar kalau hanya dirinya yang panik dan heboh. Bahkan orang-orang di sekitarnya terlihat biasa saja, justru mereka memandang Kanya dengan heran dan  ada beberapa orang yang menertawakan Kanya.

Ohh astaga, ini memalukan benar-benar memalukan. Kanya masuk kembali ke dalam cafe dan ternyata pengunjung di cafenya juga memerhatikan Kanya lagi-lagi dengan tatapan heran. Mungkin mereka berpikir ada orang gila yang bekerja di cafe  dan sekarang lagi kumat makanya orang itu teriak gempa, padahal nggak ada apa-apa. Double kill.

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang