Kabar Hati

331 17 3
                                    

"Kanya woii bangun, udah siang kaya gini masih aja ngebo"

Fani heran, nggak biasanya jam segini Kanya masih tidur. Diantara dia dan Kanya, Kanyalah yang bangunnya lebih pagi. Niat Fani untuk memberikan kejutan kepada Kanya jadi gagal karena yang dituju masih asik merangkai mimpi. Fani memang sengaja tidak memberi tahu Kanya kalau dia sudah pulang, dia ingin membuat sahabatnya yang satu ini terkejut. Tapi pada akhirnya Fani harus membangunkan Kanya.

"Kanya Indira Pratama yang cantiknya masih nggak bisa ngalahin gue, bangun woii"

"Eehhhhhh, berisik" bukannya bangun, Kanya justru menyembunyikan wajahnya di balik selimut.

"Ni anak,malah ngedekem dalam selimut, gue kerjain lo"

Fani membuka selimut Kanya pelan - pelan lalu " Kebakaran - kebakaran, Kanya kebakaran" Fani langsung teriak tepat di telinga Raja.

"Kebakaran dimana, dimana kebakaran, tolong - tolong " Kanya langsung bangkit dari tempat tidurnya dan langsung lari keluar kamar.

Fani yang melihat itu tidak bisa menahan tawanya " Kanya bego, gue kira dia pinter tapi ternyata hahahahahahaha"

"Faaaaaaaaaniiiiiiiiiii" Terdengar suara teriakan Kanya dari bawah. Fani langsung keluar dari kamar Kanya dan berdiri di dekat tangga sambil tertawa.

"Emang temen nggak ada ahlak lo ya, dateng-dateng udah bikin onar lo" Kanya teriak dari bawah saat melihat Fani menertawakannya.

"Abisnya lo jam segini masih ngebo aja, bukannya nyambut gue" ucap Fani seraya menghampiri Kanya dan duduk di sofa ruang tamu Kanya.

Kanya mengikuti Fani duduk disampingnya " salah sendiri, pulang nggak ngasih kabar"

"Yeh kan gue sengaja niatnya mau bikin suprise ke lo, ehh lo nya malah ngebo, emang lo hari ini nggak kerja?"

"Gue udah berhenti kerja"

"Hah seriusan lo udah berhenti kerja" tanya Fani kaget.

"Ni kuping gue lama-lama budeg, ngomong nggak usah teriak-teriak bisa nggak sih, lama-lama gue cocol tu mulut lo pake sambel ijo" kesal Kanya karena lagi-lagi kupingnya menjadi sasaran teriakan Fani.

"Yehh ya maap, kan gue kaget, lo tau sendiri kalo gue udah kaget sering kelepasan" ucap Fani sambil memamerkan gigi putihnya.

"Kebiasaan"

"Hehehe, tapi Nya seriusan lo udah berhenti kerja, kok bisa sih? Padahal kan lo yang waktu itu ngebet banget pengen kerja" Fani heran apa alasan yang membuat Kanya berhenti kerja, karena Fani ingat bagaimana pusingnya Kanya ketika itu masih belum mendapatkan pekerjaan juga.

"Jangan bilang lo berhenti karena Raja" tebak Fani

"Ternyata otak lo lebih pinter dari yang gue bayangkan hahaha" bukannya menjawab pertanyaan Fani, Kanya justru mengejek Fani.

"Sialan lo, gue lelepin ke kolam lele baru tau rasa lo,,, gue serius nanya Kanya ? "

"Gue juga serius bilang lo pinter Fani" ucap Kanya sambil mencubit pipi Fani gemas.

"Ihhh pegang-pegang haram bukan mahrom"

"Lama-lama gue umpetin lo di dalam lemari mama"

"Nah kan malah ngomong nggak jelas kebiasaan deh lo"

"Kita kan emang nggak jelas hahaha"

Melihat Kanya tertawa, Fani juga tertawa. Memang seabsurd itu persahabatan mereka.

~○○~

Kanya dan Fani memutuskan untuk pergi ke cafe tempat mereka biasa nongkrong. Kanya juga berjanji akan menceritakan semunya di cafe. Kanya tidak ingin papa dan mamanya mengetahui apa yang terjadi. Selama seminggu ini papa dan mamanya hanya tau kalau Kanya berhenti kerja karena ingin bekerja di kantor papanya. Awalnya papa Kanya sempat tidak setuju, tetapi karena Kanya merengek-rengek dan papanya juga tidak tega akhirnya Kanya di bolehkan untuk bekerja di kantor papanya. Tetapi meskipun begitu Kanya juga meminta papanya untuk memperlakukannya sama seperti karyawan biasa dan tentu saja papanya menyetujui itu. Karena papanya tetap ingin Kanya bekerja keras dan juga mandiri.

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang