Berakhir

356 17 11
                                    

"Gila, gara-gara tuh nenek sihir gue harus kerja rodi kaya gini. Pantesan semalem gue mimpi buruk ketemu sama setan, eh nggak taunya ketemu setan beneran"

"Tamu spesial dari Hongkong, nenek sihir kaya gitu di bilang tamu spesial, si Raja waras apa gimana sih, heran gue. Ini lagi ngapain Raja ngasih kerjaan kaya gini, emang niat banget tuh orang nyiksa gue"

Kanya tidak berhenti menggerutu, jangan lupakan juga sumpah serapah yang ia ucapkan untuk Raja. Sumpah Kanya tidak menyangka tamu spesial yang Raja maksud itu adalah Rena, musuh bebuyutan Kanya. Yah semenjak Kanya bertemu Rena pertama kali, Kanya sudah mendeklarasikan Rena adalah musuhnya dan Kanya sudah mengibarkan bendera perang. Kanya kira Rena sudah hilang ditelan bumi, karena sudah lama Kanya tidak melihat atau mendengar Raja menyebut nama Rena lagi, ehh tak disangka-sangka ternyata Rena sekarang muncul macam jalangkung.

Sungguh sial Kanya hari ini bak jatuh tertimpa tangga pula, sudah Kanya harus ngeberesin ruangan Raja ditambah Kanya harus mengerjakan laporan cafe yang Kanya nggak ngerti sama sekali, dan sekarang Kanya harus bertemu Rena. Sial sungguh sial ingin rasanya sekarang Kanya menghilang ke Antartika tapi Kanya takut kena hipotermia, memang serba salah. Hidup Kanya benar-benar di ombang ambing karena dua orang itu.

Jangan tanyakan mengenai Raja, bukannya Raja membantu Kanya menyelasaikan laporan cafe seperti yang dia katakan. Tapi Raja malah asyik menemani Rena berbincang di sofa. Dan semua itu tidak luput dari perhatian Kanya. Bahkan Kanya merasa dirinya tidak dianggap, mereka asyik berbicara tanpa memperdulikan keberadaan Kanya.

"Raja kenapa kamu kemarin tidak jadi ke apartemenku" Rena menanyakan itu sambil menggenggam tangan Raja.

"Maaf Rena, tiba-tiba aku ada urusan mendadak" balas Raja sambil melepaskan tangan Rena.

"It's okay, yang penting sekarang aku bisa ketemu kamu" ucap Rena sambil tersenyum.

"Gimana kondisi kamu, sudah lebih baik? " kini giliran Raja yang bertanya pada Rena.

"Sudah, itu semua berkat kamu yang selalu perhatian ke aku, aku kira kamu tidak akan pernah peduli lagi sama aku, tapi ternyata aku keliru, makasih Raja, makasih aku bahagia sekali" Rena kembali menggenggam tangan Raja.

Kanya tiba-tiba duduk di samping Raja dan merangkul lengan Raja sambil berkata " Makasih ya sayang kamu udah mau nurutin permintaan aku buat peduli sama MANTAN kamu".

Perkataan Kanya berhasil membuat Raja terkejut dan menoleh kearahnya, bahkan kini padangan mata Raja tak lepas dari rangkulan tangan Kanya, begitupun Rena yang tampak shock.

Ide gila itu tiba-tiba muncul di kepala Kanya, sungguh kali ini otaknya memang benar-benar bisa diandalkan. Salah sendiri mereka berdua mengabaikan Kanya, apalagi Kanya muak dengan tingkah laku Rena yang memegang tangan Raja dan juga perkataanya yang membuat perut Kanya tiba-tiba mual.

"Itu bisa tolong tangannya dilepas, nggak lupa kan kalau sudah MANTAN, masa masih pegangan tangan kaya gitu, ntar orang ngiranya kalian masih pacaran, iya kan SAYANG" kali ini Kanya mengucapkannya dengan smirk seperti devil . Perkataan Kanya berhasil membuat Rena langsung melepaskan tangan Raja dan kali ini raut wajahnya berubah masam tidak seperti pertama kali datang. Dan Kanya tertawa di dalam hatinya " Rasain lo, makanya jadi cewe jangan kecentilan, nggak inget udah jadi mantan" batin Kanya.

"Jadi kalian masih pacaran ? " tanya Rena dengan nada yang menunjukkan rasa tidak suka.

"Iyalah, kita masih pacaran, apalagi aku buka tipe cewek yang bakal ninggalin cowonya tanpa alasan yang jelas, jadi Raja betah sama gue, iya kan sayang" lagi-lagi Kanya yang membalas perkatan Rena, dan kali ini Kanya meyenderkan kepalanya di bahu Raja. Hal itu semakin membuat Rena tidak suka.

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang