08

8.3K 909 128
                                    

-- Cure

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-- Cure































~∆~

"Pastikan dia pulang dengan baik."

Hyunjoon menghela nafas pelan begitu suara serak itu lagi-lagi terlontar dari bibir tipis Jaemin, pria itu sudah cukup muak. Dari dua jam yang lalu hingga sekarang, Jaemin tak berhenti berguman padanya.

"Jangan pikirkan apapun, hm?" Sahut Hyunjoon sambil mengusap pelan pipi Jaemin dengan handuk basahnya itu dengan pelan, "Kau bisa pendarahan nanti." Lanjutnya setelah berguman.

Jaemin menghela nafas panjang, nafasnya itu terasa hangat, "Kau kira aku baru saja melahirkan?" Sarkasnya sambil memutar bola matanya kearah lain.

"Ya!" Tegas Hyunjoon cepat, "Melahirkan sebuah kalimat tak bersajak yang membuat telingaku mengiang setiap saat." Hyunjoon kembali mencelupkan handuk itu pada baskom berisi air hangat.

Jaemin memincingkan mata, "Pulang saja sana! Aku tidak membutuhkanmu." Sahut Jaemin melipat tangannya di depan dada.

Hyunjoon menghentikan aktivitasnya, menoleh dengan sangat mantap, "Na Jaemin, si keras kepala dengan segala sikap sok kuatnya." Hyunjoon menatap Jaemin tajam hingga membuat Jaemin lagi-lagi terbungkam.

"Sudah tahu mau duduk saja pingsan masih sok kuat," Omel Hyunjoon kembali menempelkan handuk itu di dahi Jaemin, "Mentang-mentang punya suara mengerikan, seenak jidat menentang perkataanku. Dengar ya? Jaemin-ssi, aku tidak takut padamu."

"Terserah." Jaemin membuang nafas sejenak, lagi-lagi ia tak nyaman dengan hidungnya. Hyunjoon ada di sini, bukannya meringankan malah menambah beban pikiran.

Mereka terlalu akrab, bahkan mereka tidak terlihat seperti member dengan manager. Mungkin jika di titelkan, my manager, my enemy.

"Aku berharap akan ada yang baik setelah ini..." Lirih Hyunjoon menangkup kedua pipi tirus Jaemin, menatap dua bola mata tajam yang nampak sayu itu dengan tatapan hangatnya.

"Tidak ada, semua kacau. Lihat saja." Jaemin membuang wajahnya saat rasa panas itu mulai menjalar di pipinya, ya... Merepotkan orang lain membuatnya sedikit gengsi untuk meminta bantuan.

Hyunjoon menggembungkan pipinya, "Pikiranmu itu di penuhi dengan hal buruk yang mengerikan__"

Klek!

Perkataan Hyunjoon terpotong saat mendengar suara pintu terbuka, keduanya menoleh bersamaan. Jaemin kira Ibunya, tetapi ternyata bukan.

Lee Sooman, datang kemari, sendiri.

Dengan tampang tegasnya, pria itu berjalan mendekati bangsal, menatap Jaemin dengan intens, seperti seorang detektif yang sedang menyelidiki kasus serius.

[✓] Dear DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang