05

11.6K 1.2K 127
                                        

"Menerima perannya?"

Hyunjoon menghela nafas pelan sembari menatap pemuda yang ada di depannya dengan tatapan meredup, ternyata membujuk Jaemin tidak semudah itu. Jaemin memang keras kepala dan tetap berpegang teguh dengan keputusannya.

"Hyung... Setelah aku menerima jadwal MC dan banyak acara TV, kau memintaku untuk menerima penawaran peran drama ini juga? Sebagai putra ayahku sendiri?" Tanya Jaemin menatap dua pria yang duduk ada di depannya dengan tatapan tak percaya.

"Sebagian mereka sudah curiga, bahkan nama samaran ayah begitu mudah untuk di lacak." Lanjut Jaemin tersenyum kecut, pemuda itu nampak menghela nafas panjang.

"Na Jaemin, jika kau menerima peran itu... Maka mereka tidak akan curiga sama sekali, karena kita bermain peran pada dunia drama yang sama. Mereka hanya menganggap kita hanya sebagai ayah dan anak di drama itu, bukan di dunia nyata."

Jaemin memijat pelipisnya, oh sungguh... Ini sebenarnya siapa yang ingin membocorkan siapa sekarang?

"Sebagian penggemar antusias, sebagian juga hanya menganggap kalian itu begitu mirip. Tidak ada yang curiga jika sebenarnya kau benar-benar memiliki hubungan darah dengannya, yang mungkin..." Hyunjoon menggendikkan bahunya memberi keyakinan pada Jaemin, "Terasa kental sekali." Lanjutnya.

"Kalian benar-benar tidak ingin melihatku istirahat rupanya, kau penyusun proker terburuk yang pernah ada, hyung." Cletuk Jaemin terang-terangan menyodorkan kertas permintaan ACC itu pada Hyunjoon, "Di hari yang sama aku bahkan telah mengiyakan ajakan Siwon hyung untuk pergi ke Nepal bersamanya, Sajangnim mungkin telah memberitahumu juga." Lanjut Jaemin semakin geram.

Hyunjoon hanya menghela nafasnya mendengar Jaemin komplain, memang Jaemin adalah member penentang paling berbakat di NCT. Ia bahkan juga kebingungan menyusun jadwal Jaemin yang semakin menumpuk di setiap harinya, Hyunjoon kesulitan memilih waktu untuk jadwal beristirahat pemuda itu.

"Ayah hanya akan datang, jika kau menandatangani surat persetujuan drama itu."

Jaemin mengepalkan tangannya kuat, matanya tiba-tiba tertuju kearah pria yang kini menatapnya dengan tampang tegasnya.

"Kalau begitu, aku akan mengatakan bahwa aku keluar karena kesalahan server agensi." Jaemin berbalik mengancam, "Dan aku akan tetap berada di unit dream, tidak peduli seberapa lama itu semua." Tegas Jaemin mulai emosi.

"Lancang sekali kau lama-lama..." Pria itu menyesap kopinya beberapa teguk sebelum akhirnya menghela nafas panjang, matanya kembali tertuju kearah Jaemin.

"Kalau begitu ajukan surat pengunduran diri pada agensi, keluar saja dari NCT. Urus ibumu, begitu saja susah."

****

"Aku tidak tahu harus bagaimana, Jaeminnie."

Jaemin mengulum senyumnya, mata sayunya tertuju kearah jendela mobil. Ia dan Hyunjoon kini menuju ke dorm setelah hampir beberapa jam berdebat di SM building.

"Kenapa tidak sejak awal Hyung mengatakannya?" Lirih Jaemin dengan nada datarnya, "Kau terlihat sangat membelanya, Hyunjoon hyung." Lanjut Jaemin memijat pangkal hidungnya.

Hyunjoon menghela nafas pelan, menatap Jaemin beberapa kali selagi tatapan matanya terfokus kearah jalanan yang ada di depannya.

"Memang benar... Harusnya aku keluar dari NCT."

Ckitt!!

"HYUNG!"

Hyunjoon menghela nafas panjang begitu ia berhasil menghentikan mobilnya, manager itu lalu memutar tatapannya kearah Jaemin.

[✓] Dear DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang