"Tidak boleh banyak melakukan hal berat, tidak boleh memikirkan hal berat."Jaemin menatap Hyunjoon dengan mata memincing saat pria itu menulis sesuatu di atas secarik kertas yang sejak tadi di simpannya, mereka baru saja pulang check up.
Dan sialnya, Hyunjoon mengomel di sepanjang jalan, bicara ini itu tentang pengendalian proker dan penataan jadwal terbaru Jaemin.
"Kau paham, bukan? Semua yang berat-berat tidak boleh." Sambung Hyunjoon sambil menatap Jaemin meminta pemahaman.
Jaemin menggembungkan pipinya, "Termasuk... Rindu?" Tanya Jaemin dengan sebelah alisnya yang terangkat.
Hyunjoon melepas sabeltnya, "Ahh... Rindu itu tidak berat jika kau langsung bergegas menemui orang yang kau rindukan." Jawab Hyunjoon dengan begitu santai, membuka pintu mobil, lantas mengambil barang-barang.
Jaemin menundukkan kepalanya, "Tapi aku rindu makan mie." Keluhnya sambil menghela nafas panjang, "Dengan keju di atasnya, mungkin akan sangat enak." Lanjut Jaemin dengan nada yang terlewat parau.
Hyunjoon menganga, tidak! Tidak! Ia sudah memikirkan hal aneh tadi, penjelasan Jaemin melenceng dari apa yang ia pikirkan. Mie? Makan mie bisa rindu?
"Kau boleh memakannya jika kau sudah pulih nanti, untuk saat ini... Makan banyak buah dan sayur dulu, jangan lupa minum susu, kurangi kopi, mengerti?" Jelas Hyunjoon panjang lebar sambil merangkul bahu Jaemin saat pemuda itu beranjak dari dalam mobil.
Jaemin mengucek pelan matanya, "Aku tidak bisa hidup tanpa kafein." Gumannya malas, pemuda itu mengikuti jejak langkah Hyunjoon untuk segera masuk ke dalam Dorm.
Hyunjoon terkekeh pelan, lalu mengusak rambut Jaemin semakin kencang, "Kau tidak bisa hidup tanpa Ibumu, harusnya kau pikirkan itu." Sahut Hyunjoon tak kalah lirih.
Jaemin menghela nafas panjang, memilih terdiam karna jujur ia sudah mengantuk. Ngomong-ngomong tentang Dorm, Jaemin sudah pindah sekarang. Meninggalkan Dorm dreamies yang biasanya menampung tidurnya, ah... Itu sangat sakit.
Lebih sakit dari luka bekas bedah yang sampai sekarang masih terasa nyeri itu, Jaemin mendengus menyadarinya.
Hyunjoon mengusap bahu Jaemin, lantas memencet tombol bel yang ada di samping pintu, "Hyung! Buka pintunya!" Seru Hyunjoon menirukan gaya Jaemin saat terakhir kali pemuda itu pindah kemari, terkunci di dalam kamar dan tidak tahu cara membuka pintu yang terkunci dari luar.
Jaemin memutar bola matanya bosan, terlalu malas juga menanggapi celotehan Hyunjoon yang menurutnya tak ada habisnya. Mereka terlalu akrab, hingga Jaemin merasa hanya berteman dekat dengan Hyunjoon.
Tak lama kemudian, terdengar suara pintu yang bergerak. Dengan suara gaduh yang ada di dalamnya semakin terdengar begitu kencang.
"Uri Jaeminnie!!" Pekik Jungwoo langsung berhambur memeluk Jaemin, lagi-lagi... Keduanya sudah begitu akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Dear Dream
Fanfic❝Dream... Bukan mimpi yang ku maksud di sini. Tetapi... NCT.❞ °Start 03.03.20 [END] copyright 2020 by fielitanathh