03

14.1K 1.4K 54
                                    

"Tenang saja, segalanya akan baik-baik saja."

Jaemin mengukum senyum kecutnya begitu Taeyong menepuk pelan bahunya, pemuda itu hanya bisa mengangguk pada akhirnya.

"Hati-hati dijalan, hyung." Lirih Jaemin menepuk pelan lengan Taeyong.

Rasanya Jaemin tidak bersemangat malam ini, Renjun kembali ke dorm tetapi tidak untuk Jeno. Jeno pulang kerumahnya walaupun besok menghadiri acara KBS bersamanya.

Jaemin sendirian tidak tahu, akankah acara itu batal atau dipending setelah rumornya beredar tadi siang. Yang terpenting disini Jaemin hanya ingin tidur dan beristirahat.

"Makanlah, jangan sampai terjadi sesuatu, apalagi sampai kau sakit. Aku tidak mau, mengertilah, aku hyungmu disini." Lirih Taeyong mengacak pelan rambut Jaemin.

Jaemin lagi-lagi tersenyum lemah, "Iya, hyung. Gumawo." Ucap Jaemin dengan nada tak kalah lirih.

"Pokoknya tidak akan terjadi apapun, kau akan menjadi maknae, kau punya banyak hyung. Dan yang terpenting, kau akan merasakan apa yang Jisung rasakan. Bukankah seru, Jisung?" Tanya Taeyong pada Jisung yang kini tengah menyimak percakapan Taeyong dengan matanya yang sembab.

Jisung mengangkat jempolnya, "Itu benar-benar seru, hyung!" Sahut Jisung antusias, bermaksud menenangkan Jaemin yang tengah murung.

Jaemin mengacak gemas rambut Jisung, lalu mengulum senyum hangatnya. Ia benar-benar bersyukur Jisung dan Taeyong dapat mengerti keadaannya saat ini, tapi Jaemin merasa kurang. Jeno seakan tidak peduli.

Taeyong terkekeh pelan, "Sudah sana kalian masuk, jangan lupa makan malam." Pesan Taeyong sembari berjalan menuruni tangga.

"Telpon aku jika kau sudah sampai, Hyung!" Teriak Jisung melambaikan tangannya antusias.

"Eoh!"

Jisung tertawa ringan, lalu menyeret Jaemin untuk masuk kedalam dorm. Pemuda itu dengan cepat menutup pintunya lalu menguncinya.

Jaemin hanya berpasrah begitu Jisung menariknya hingga ke dapur, dimana Renjun yang kini sedang sibuk memasak di kitchen bar.

"Butuh bantuan, Renjun?" Tanya Jaemin menghampiri Renjun yang terlihat kesulitan untuk memilah banyak bahan.

Renjun menolehkan kepalanya, "Eoh? Bersihkan saja guritanya." Perintah Renjun lalu kembali melanjutkan kegiatannya yang super sibuk dan tergesa-gesa.

Jaemin menghela nafas pelan sebelum akhirnya membantu Renjun untuk mencuci gurita, "Kau ingin masak apa?" Tanya Jaemin dengan nada lirihnya.

Pasalnya sejak kembali dari luar tadi Renjun benar-benar tidak mengajak Jaemin bicara, pemuda itu hanya menyapa Taeyong lalu beranjak ke dapur untuk memasak makan malam yang benar-benar sudah telat.

Renjun tersenyum kearah Jaemin, "Jeongol." Jawab Renjun mengelus pelan bahu Jaemin.

Jaemin membalas senyuman itu, entah mengapa rasanya ia sangat senang. Dihiraukan oleh Renjun yang awalnya nampak tidak ingin bertemu dengannya, mungkin pemuda yang lebih tua darinya itu sudah dewasa sekarang.

"Ayolah hyung... Cepat masak, aku sudah lapar." Rengek Jisung yang sudah menggenggam sumpit dan terduduk di kursi.

"Jika tidak sabar membantulah! Kau itu merepotkan saja, dari dulu tidak pernah berubah. Bisanya hanya makan, game, dan tidur." Sindir Chenle disela-sela kegiatan memainkan ponselnya.

Jisung mencebikkan bibirnya, "Chenle, di toilet banyak kaca." Sahut Jisung dengan nada setengah sebalnya.

Chenle melirik Jisung sekilas, "Sudah tahu." Malasnya.

[✓] Dear DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang