"Hey! Hey! Ini tidak benar, turunkan tanganmu?"
Jaemin berdiri dari posisi duduknya, dengan wajah yang mengisyaratkan amarah dan ketidak setujuan pemuda itu berjalan mantap.
Siwon mengernyitkan dahinya saat Jaemin benar-benar menurunkan tangannya dari pundak Jaein, wanita itu terdiam, menatap putranya dengan tatapan bimbang.
"Hanya sebatas ini..." Lirih Jaemin mengangkat tangan Siwon lantas menggenggamkan semua jarinya kecuali telunjuk, menjatuhkan telunjuk Siwon itu pada pundak sang Ibu.
Siwon mendelik, "Kau malah membuatku seperti pria mesum yang berusaha mencolek punggung seorang wanita, Jaemin." Sahut Siwon tidak terima, bagaimana bisa pemuda itu malah dengan mudahnya merusak pose mereka?
"Tidak, ini yang benar!" Tegas Jaemin tidak terima, Jaemin meraih tangan Jaein dengan cepat, tangan yang kini menarik kerah kemeja Siwon.
"Dan Ibu tidak boleh lancang seperti ini." Lirih Jaemin menggenggam tangan Ibu, menggeser kursinya hingga berjarak lima langkah dari Siwon, dan mengubah pose sang Ibu seperti tengah berfoto close up.
"Baiklah, lanjutkan, Hyung!" Seru Jaemin menjauh dari area pemotretan, menatap kedua orang itu dengan tangan yang terlipat di depan dada.
Siwon berdecak pasrah, "Sungguh, Jaeminnie... Kau merusak posenya." Gusarnya tidak menyangka.
Jaemin membuka ponselnya, menatap Siwon dengan mata memincing, "Dari awal aku tidak mengizinkan Ibu ikut pemotretan mesra seperti ini." Jelas Jaemin dengan nada santai.
Jaein menghela nafas pelan, menatap Jaemin dengan kerutan dahinya yang semakin dalam. Jaemin menaikkan sebelah alisnya, menatap sang Ibu dengan gendikkan punggungnya.
"Hanya berfoto, astaga... Kau duduk diam saja sana!" Kesal Siwon mendorong bahu Jaemin dan mendudukkan pemuda itu di kursi dengan manisnya.
"Aku membatalkan gaya kasualnya, Na Jaein harus check up hari ini!!" Seru Jaemin saat ada penata rias datang membawa pakaian kasual dengan celana pendek.
Siwon mengusap rambutnya frustasi, "Ya Tuhan!! Na Jaemin!!"
****
"Jaemin-Ah! Jaemin-Ah!"
Jaemin merenggangkan otot-otot lengannya, kedua mata elangnya menatap tajam Haechan yang kini berlari-lari kearahnya. Baru saja kembali ke dorm, suasana sudah ricuh saja.
"Kau tidak membuka pesanku?" Tanya Haechan dengan nada kesal, pemuda itu tengah berusaha menahan tangannya agar tidak terangkat untuk menjewer Jaemin.
"Ha? Pesan apa?" Bingung Jaemin, tangannya bergerak meraih ponsel yang ada di dalam sakunya.
Haechan mengusap rambutnya frustasi, "Kau lagi-lagi ketinggalan berita, ini sangat gawat!" Seru Haechan mendudukkan Jaemin di sofa, menanti-nanti reaksi pemuda itu selagi para Hyungdeul sibuk mengurus sesuatu di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Dear Dream
Fanfiction❝Dream... Bukan mimpi yang ku maksud di sini. Tetapi... NCT.❞ °Start 03.03.20 [END] copyright 2020 by fielitanathh