Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You Are My World
"Berjanjilah padaku untuk tidak pernah menyerah."
"Yakinlah, jika Tuhan selalu berpihak pada orang-orang sepertimu."
"Percayalah, jika kita akan bertemu di lain waktu."
"Karena Ayah... Akan selalu ada dalam dirimu."
"Huh?" Jaemin menghela napas dengan mata yang tak lama terbuka, tangannya mengayun pelan, mencari-cari keberadaan orang lain di sana.
Lagi-lagi gelap, Jaemin mengerjapkan matanya berkali-kali, berusaha menatap keadaan sekitarnya yang mulai terdengar sunyi.
"Jaemin?"
"Ibu?" Panggil Jaemin seraya memutar tubuhnya kearah sumber suara, suara lembut itu sukses membuat dirinya sedikit lebih tenang.
"Ibu di sini." Lirih Jaein seraya meraih uluran tangan putra semata wayangnya, ia merengkuh lembut bahu Jaemin ke dalam pelukannya begitu menyadari sorot gelisah yang tersirat jelas disana.
Jaein terkekeh pelan sambil mengusap-usap puncak kepala Jaemin, "Kenapa kau terbangun ditengah malam? Apa ada sesuatu yang mengganggu putra Ibu?" Tanya Jaein setengah bergumam.
Jaemin menggelengkan kepalanya, "Entahlah, aku tidak yakin. Ibu sendirian? Apa Ayah sudah tidur?" Jaemin balik bertanya dengan napas memburu, pemuda itu mencoba menenangkan dirinya sendiri.
"Iya, Ayahmu sudah tidur." Jawab Jaein sambil menggigit bibir bawahnya, tak lama kemudian, senyum hambar tercipta digaris bibirnya.
Jaemin menghela napas pelan, menyadari arah pikiran putranya, Jaein dengan segera menarik senyumnya lebih lebar, tangannya mengusap lembut bahu lebar putranya.
"Ibu yakin kau tidak lupa dengan jadwal oprasimu besok pagi, sesuai kata dokter, gunakan waktu yang tersisa untuk beristirahat." Tutur Jaein mengingatkan kembali, suara lembut itu terus menyapu indra pendengaran Jaemin, membuat mata Jaemin enggan untuk terpejam, karena semakin candu untuk mendengarnya lagi.
"Sudah lama aku beristirahat, lagipula... Rasanya sama saja, mau membuka mata atau tidak, aku seperti orang yang tengah tertidur." Sahut Jaemin dengan helaan napas panjangnya, "Ibu, apa ada yang aneh dalam diriku?"
Jaein merenggangkan pelukannya, matanya menatap lembut wajah teduh putranya, "Ibu tahu kau takut." Jawab Jaein sambil menggenggam erat tangan Jaemin yang terinfus, mendengarnya, senyum Jaemin merekah lebar seolah menyetujui ucapan sang Ibu.