You Can
"Bagaimana?"
Setelah sekian lama berkutat dengan ponselnya, Jaehyun meletakkan benda itu diatas meja dengan gerakan gusar. Ia sudah cukup muak hari ini, masalah datang silih berganti, tak cukup itu, bahkan datang bertubi-tubi.
"Aku sudah mencobanya, aku tidak tahu Ayah dimana." Jaehyun menjawab pertanyaan Hyunjoon selang setelah ia menyeruput kopi panasnya, keadaan kembali hening.
Hyunjoon menaikkan sebelah alisnya, lantas menghela napas panjang, "Aku hanya menunggu Lee Seunggi datang, kami akan datang mengunjungi Jaemin, kau mau ikut?" Tawarnya menatap Jaehyun bimbang.
Jaehyun menarik kedua sudut bibirnya, suara tawa kecil mendominasi keheningan mereka, "Mungkin tidak," Jawab Jaehyun setengah bergumam, "Setelah hal besar yang menimpa Jaemin, aku merasa bersalah, bahkan jika pria yang berusaha mencelakai mereka bukan Ayahku, aku akan tetap merasa bersalah." Sambungnya.
Pandangan mata Hyunjoon meredup, ada rasa nyeri kala Jaehyun menyatakan perasaannya, terdapat pandangan ketulusan di sana. Jaehyun tidak terlibat apapun, tapi ia merasa bersalah, bagaimana dengan Hyunjoon yang selama ini bahkan ikut serta dalam permainan gila para petinggi agensi?
"Ku harap, kalian (NCT) bisa mendapat apa yang seharusnya kalian dapatkan. Jaemin berhak kembali, dan kalian juga berhak mendapat manager yang lebih layak untuk para malaikat-malaikat kecilku." Lirih Hyunjoon sambil mengusap-usap pundak Jaehyun, matanya mulai berkaca-kaca, meratapi bagaimana buruknya ia.
Mengingat perjuangan para member membuat Hyunjoon semakin tertekan, ia yang mengawal mereka, dan sekarang Hyunjoon menyiakannya. Orang-orang yang seharusnya menjadi penghantar kebaikan dan kasih sayang yang tak ternilai besarnya, kini bersikap seolah tidak mengenalnya.
"Aku benar-benar berharap Jaemin akan kembali," Sambung Jaehyun sambil tersenyum tipis, "Untuk yang kedua, aku serahkan itu pada Jaemin. Bahkan jika aku harus mengakhirinya (kontrak kerja) sekarang, aku akan mencabutnya tanpa pikir panjang." Jaehyun menghela napas kala cukup tercekat, ia merasa ia juga ikut terlibat sekarang, bahkan orang yang paling berpengaruh, adalah dirinya.
"Jangan bicara omong kosong!" Sahut Hyunjoon cepat, reaksi itu membuat Jaehyun terkekeh kecil.
Awal mula semua itu terjadi karena keserakahan Ayahnya, dan ia adalah putra kandungnya, putra satu-satunya. Bagaimana jika penggemar menganggap jika Jung Jaehyun rela merusak hidup rekan kerjanya sendiri? Mungkin untuk sekarang, Jaehyun tidak bisa menyangkalnya.
Jaehyun merasa, ia sudah cukup lama membabi-buta keadaan. Hingga terjadi kejadian sebesar ini, baru ia menyadari jika ia benar-benar sudah tamat.
"Kau tidak bisa mengakhirinya, Jaehyun, bagaimanapun juga, karirmu masih panjang. Jangan pikirkan tentang konsekuensi yang akan kau dapatkan, aku menjamin kau akan baik-baik saja di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Dear Dream
Fanfiction❝Dream... Bukan mimpi yang ku maksud di sini. Tetapi... NCT.❞ °Start 03.03.20 [END] copyright 2020 by fielitanathh