"Sudah ku duga, bangun kalian!"Taeyong berkacak pinggang, lantas menendang bokong Yuta dengan sedikit kasar saat melihat pemuda itu tidur di ruang tengah bersama adik-adiknya.
Yuta berdecak, "Ini masih pagi... Kita berangkat siang, bukan?" Sahut Yuta sambil mengalihkan tubuhnya menjadi memunggungi sang leader.
Haechan berdecak di pojok sana, kembali memeluk kaki Jaemin yang kebetulan berada di dekatnya, pemuda itu tidak bergerak dan tetap tidur nyenyak walau cahaya matahari menerobos masuk menyinari ruangan.
Taeyong memijat pangkal hidungnya, "Boleh saja main game sampai pagi, tapi jangan mengajak yang di bawah umur seperti ini." Gusar Taeyong berjalan kearah televisi, lantas mematikannya dengan kasar.
"Mark! Haechan! Jaemin! Kembali ke kamar!" Teriak Taeyong berapi-api, teriakan itu sukses membuat ketiganya refleks bangkit dengan wajah yang masih sangat masam.
"Yuta, Doyoung! Kalian ikut denganku, sekarang!" Taeyong menyeret lengan Yuta dan Doyoung bersamaan, kedua pemuda itu benar-benar masih lemas di tempatnya.
Jaemin terkekeh, menahan bahu Haechan, hingga membuat pemuda berkulit tan itu berbalik sambil menyandarkan pipinya di bahu Jaemin.
"Taeyong Hyung, galak ya?" Bisik Jaemin sambil melipat tangannya di depan dada, sebelah alisnya terangkat dengan kekehan ringan yang terlontar dari bibir tipisnya.
Haechan tertawa renyah, "Sudah terlihat dari tampangnya, jika tanggal tua memang seperti itu. Sepertinya Yuta Hyung salah memilih waktu, kita juga, malah tak sengaja tertidur sampai pagi." Lirih Haechan merangkul bahu Jaemin.
"Menyenangkan juga..." Gumam Jaemin mendorong bahu Haechan untuk beranjak dari sana sebelum Taeyong menyadari keberadaan mereka.
"Merumpi ya, kalian?" Cletuk Mark sambil merangkul bahu Jaemin dan Haechan dengan gemas.
"Mark Hyung sudah gaptek bodoh pula, sudah tahu kami merumpi pakai bertanya." Sahut Haechan menatap Mark kesal.
Mark mendengus, lantas menjewer pelan telinga Haechan dengan sedikit geram, "Dengar, ya? Wallpaper ponselku sudah berganti sekarang." Seru Mark tidak terima.
Jaemin dan Haechan tertawa renyah mendengarnya, menurut saat Jaemin masuk ke dalam kamarnya, Haechan mengangguk-angguk melihat seluruh ruangan itu.
"Kau tidak punya banyak barang di sini, ya? Masih rapi, lihat saja kalau sudah lama nanti." Ujar Haechan dengan tangannya yang terlipat di depan dada, melihat ranjang Jaemin yang masih bersih dan rapi.
Jaemin meraih sesuatu dari atas nakasnya, "Mungkin tidak akan lama." Sahut Jaemin sambil menghela nafas gusar.
Mark mengernyitkan dahinya, "Tidak lama bagaimana?" Tatapan Mark tiba-tiba menanjam seolah meminta penjelasan.
Jaemin tersenyum tipis, meraih butir gula batu dari dalam kemasan, "Kau mau?" Tanyanya mengabaikan pertanyaan Mark.
Mark menerima uluran itu dengan pelan, begitupula dengan Haechan yang kini mulai mendekat saat menyadari rasa gula itu ternyata sesedap ini walau tanpa di campur dengan minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Dear Dream
Fanfiction❝Dream... Bukan mimpi yang ku maksud di sini. Tetapi... NCT.❞ °Start 03.03.20 [END] copyright 2020 by fielitanathh