10

6.9K 789 97
                                    

Prok! Prok! Prok! Prok!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Prok! Prok! Prok! Prok!

Jaemin menggertakkan giginya saat suara tepuk tangan itu terdengar, pemuda itu mengepalkan tangannya kuat untuk menahan segala emosi yang tiba-tiba timbul menekan dadanya.

Tak lama kemudian, munculah seseorang, tak jauh berbeda dengannya, snapback dan masker adalah pelindung untuk menutupi wajahnya.

"Tak disangka, kau datang." Jeno melepas masker yang menutup hidung dan mulutnya, mata sipitnya tertuju kearah pemuda yang berdiri tegak di ujung gang.

"Nyalimu bagus juga, ya? Sudah tahu terancam bahaya, masih saja nekat keluar." Kekehnya sambil melipat tangannya di depan dada.

Jaemin terkekeh singkat, terdengar gusar dan sedikit malas, "Aku datang karena aku bukan dalang." Sahut Jaemin dengan langkah mantap mendekat kearah Jeno sambil menatap pemuda itu lekat-lekat.

Jeno mengangguk dalam, pemuda itu mengulum senyum yang lebih mirip dengan seringaian, "Mau fisik? Atau adu mulut?" Tanya Jeno mendekatkan bibirnya tepat di samping telinga Jaemin, tertawa setelahnya, lantas terdengar seperti sama-sama merendahkan, "Sepertinya... Kau sedang lemah saat ini." Jeno menatap Jaemin dari ujung kaki sampai ujung rambut, senyum itu tak luntur dari bibirnya.

Jaemin mengepalkan tangannya, nafasnya semakin terengah-engah, "Jangan meremehkanku...." Lirih Jaemin diringi dengan kekehan singkatnya, emosinya sedikit naik, namun pemuda itu mencoba mengontrolnya.

Jeno menghirup udara dalam-dalam, mengusap pangkal hidungnya sebelum akhirnya menatap Jaemin dengan sorot mata yang semakin dingin, "Aku kemari bukan sebagai Lee Jeno, aku kemari... Mewakili semua member NCT." Ketus Jeno dengan nada tertahan saking geramnya, ada sedikit sesak di dadanya hingga membuat suaranya sedikit tidak terkontrol.

Mereka mengira... Segalanya akan baik-baik saja yang setelahnya, namun nyatanya, tidak sama sekali! Malah terbilang semakin memburuk, dan itu membuat emosi Jeno melayang tak terarah.

Jaemin mengangguk paham menanggapi, "Tidak perlu di jelaskan... Bahkan mereka tidak tahu kau datang kemari sebagai perwakilan." Lirih Jaemin memutar pandangannya kearah lain.

Pembahasan mereka terkesan bertele-tele dan tak kunjung tertuju pada intinya, sungguh! Melihat wajah Jaemin membuat Jeno ingin sekali menonjoknya dengan segala luapan emosi di dalamnya.

Tapi, apa daya? Alasannya benar-benar tidak kuat dan kurang valid, terlebih lagi... Jaemin belum pulih.

"Keluar dari Unit Dream..." Jeno menatap netra elang Jaemin dengan tatapan yang sama nyalangnya, "Lalu masuk ke Unit 127." Lanjutnya sambil melipat tangannya di depan dada.

Jeno tertawa agak keras saat menyadari emosinya yang semakin naik hingga menekan ubun-ubunnya, "Sudah terpenuhi, bukan? Dream... Menjadi unit tetap NCT... Kehilangan satu member, tanpa terbentuknya unit baru yang menyulitkan setelahnya." Geram Jeno dengan nafasnya yang mulai terengah-engah.

[✓] Dear DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang